Istri Kecil Tuan Ju

Jangan Jadi Pecundang!



Jangan Jadi Pecundang!

0Setelah mengatakan itu, Sarah segera pergi meninggalkan hotel itu bersama suaminya yang dia seret karena tidak mau dilihat oleh orang lain akan pertengkaran anak sama Ayah itu.      
0

"Kak, keputusan ada di tanganmu, aku tidak akan ikut campur." Setelah mengatakan itu Julian pun meninggalkan Jasmin di aula itu karena dia harus kembali ke kantor.      

Jasmin terdiam sesaat untuk berfikir agar ia tidak sampai mengambil langkah yang salah. Seperti apapun bencinya dia sama Papa nya, dia tidak bisa menghapus kenyataan kalau dia bagian dari keluarga JJ Grup.      

Tepat saat itu ia mendengar suara ponselnya, seketika itu ia langsung mengangkatnya karena itu dari orang yang penting baginya.      

"Hallo, kamu dimana?" Tanya Jasmin setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Aku datang menyelamatkan kamu bukan untuk menjadi pengecut atau pembangkang. Kamu adalah gadis yang tegas dan kuat, tapi kamu harus sadar akan tugasmu sebagai seorang anak. Karena rasa benci hanya akan mendatangkan penyesalan." Kata Maxwell yang bersembunyi di suatu tempat yang ada di hotel itu.      

Walaupun begitu ia masih bisa melihat Jasmin berdiri sambil bicara dengannya melalui ponsel.      

"Aneh rasanya saat mendapat nasehat dari orang sepertimu. Ketua mafia paling berakrismatik, membunuh dengan senyumannya. Tapi, aku menyukai kata-katamu. Sekarang katakan kamu dimana?" Kata Jasmin sambil memutar bola matanya mencari keberadaan Maxwell.      

"Bicara saja sama Papa mu, baru setelah itu kamu mencari ku." Setelah mengatakan itu, Maxwell menutup panggilan itu.      

Jasmin tersenyum walaupun tidak bisa melihat Maxwell, tapi dia senang karena Maxwell masih perduli padanya.      

Sebenarnya, Jasmin bebas karena bantuan Maxwell.     

Setelah para pengawal itu membawa Nathan pergi, Maxwell pun datang di malam hari nya. Ia menahan semua pengawal yang berjaga dengan mudahnya, setelah itu ia membawa Jasmin pergi.      

Ia datang atas laporan dari anak buahnya yang mengawasi Jasmin. Setelah itu, Maxwell meminta Jasmin untuk menjemput Yumi dari rumah Kevin.     

Karena alasan yang menguntungkan, Jasmin pun setuju mengacaukan pernikahan Nathan dengan membawa Yumi.      

Tentu saja Tuan Jhosep tidak tahu tentang lepasnya Jasmin, karena semua pengawalnya di sekap dengan tangan kaki terikat dan mulut yang ditutup.      

Setelah bicara dengan Maxwell, Jasmin langsung meninggalkan Aula yang menyisakan beberapa pengawal, staf hotel yang di perintahkan untuk mengurus ke kacauan di Hotel itu.      

Rumah Julian.      

Setelah sampai dirumah, Qiara tidak bisa duduk dengan tenang walaupun ia sudah melakukan banyak cara. Ia ingin menjemput Zio tapi belum waktunya untuk pulang, seketika itu ia menjadi semakin gelisah.      

Julian sengaja tidak mengizinkan Zio ikut neneknya untuk menghadiri acara pernikahan Nathan, karena Julian sudah menduga akan ada kekacauan di sana.      

'Kenapa aku tidak bisa tenang begini setelah bertemu Viona, bagaimana kalau dia melakukan segala cara untuk merebut Julian dariku dan anakku?' Batin Qiara sembari menggigit kukunya.     

Merasa terus kefikiran dan paranoid, Qiara pun tidak punya pilihan selain menemui Julian.      

Oleh karena itu Qiara membuat panggilan kepada Andi karena Julian tidak mengangkat panggilannya.      

Ia pun semakin khawatir dan tidak tenang, walaupun dia tidak mengerti apa yang dia rasakan, tapi satu yang pasti, Qiara sedang khawatir lekaki nya akan diambil oleh perempuan lain.     

Segera setelah mendapat kabar dari Andi kalau Julian sudah ada di kantor, Qiara pun langsung mengambil tasnya lalu berangkat menggunakan taxi ke kantor Julian.      

Kantor JJ Grup.     

Tidak butuh waktu lama, Qiara pun sampai di depan kantor Julian.      

Karena sekarang dia adalah artis, Qiara pun menyamar dengan menutup mulutnya menggunakan masker, tidak lupa ia menggunakan kaca mata hitam untuk menutup matanya.      

Segera setelah itu dia bergegas masuk ke kantor Julian. Ia pun bersikap sebagai pengunjung yang seperti biasa dengan bertanya terlebih dahulu kepada Resepsionis itu.      

"Apakah bosmu ada di kantor? " tanya Qiara dengan suara yang di rubah sedikit.     

Resepsionis itu terlihat bingung sambil mencoba mengenali sosok yang terlihat mencurigakan itu.     

"Apakah anda sudah ada janji dengan bis?? " tanya resepsionis itu.     

Mendengar pertanyaan resepsionis itu, Qiara langsung melepas kaca mata dan maskernya sambil berbisik dan melirik ke segala arah,     

"Aku adalah tamu sepesial nya Tuan Ju."     

"Benarkah, tapi kenapa penampilan nona aneh begitu, sangat mencurigakan?" Tanya resepsionis itu sambil menatap Qiara dengan curiga.      

"Hanya ingin menyamar karena ini sangat keren." Jawab Qiara sambil tersenyum.      

"Apa buktinya jika anda memang tamu sepesial bos?" Tanya resepsionis itu yang masih belum percaya sama Qiara.      

"Maaf membuat menunggu, silahkan ikuti saya! " Kata Andi yang baru saja tiba di depan meja resepsionis itu.      

Seketika itu Qiara dan resepsionis itu mematung melihat Andi yang terlihat ngos-ngosan seperti orang yang baru saja di kejar penjahat.      

"Apakah Pak Andi mengenal nona ini?" Tanya resepsionis itu dengan bingung.     

"Nanti aku jelasin, sekarang aku harus membawanya ketemu bos dulu!" Kata Andi sembari membawa Qiara pergi dari depan meja resepsionis itu.     

Resepsionis itu langsung mengangguk sambil melihat Andi dan Qiara yang sudah masuk lift.     

'Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi dimana dan siapa dia?' Batin Resepsionis itu dengan bertanya-tanya. Ia berusaha mengingat dimana dia bertemu dengan Qiara.     

Sementara itu Andi dan Qiara sudah sampai di lantai tempat ruang kerja Julian berada.      

Ting....     

Lif terbuka, Andi membiarkan Qiara berjalan sendiri menuju ruangan Julian, sedangkan Andi langsung berlari ke ruang rapat untuk memberitahu Julian tentang kedatangan Qiara.      

"Tunggu, siapa kamu?" Tanya sekretaris Julian.     

Qiara berhenti sambil menatap sekretaris itu dengan sedikit panik, dia memutar bola matanya ke segala arah khawatir akan ada yang mengenalinya.      

Untungnya di lorong menuju ruangan Julian terlihat sepi karena di lantai itu memang di desain khusus untuk ruangan Julian dan sekretaris beserta asistennya.     

"Aku adalah tamu bosmu." Jawab Qiara dengan lantang.      

"Jawab dulu siapa kamu? dan bagaimana kamu bisa sampai di sini?"      

Qiara benar-benar jengkel karena sekretaris itu tidak membiarkannya masuk.      

"Ini aku !" Kata Qiara setelah membongkar penyamaran nya.     

"Ya ampun, Ny. Bos. Maafkan saya!" Kata sekretaris itu dengan khawatir karena dia takut akan terkena marah Julian.     

Sekretaris itu tahu kalau Julian kembali bersama Qiara karena dia juga ikut menyaksikan pernikahan yang terjadi di tengah malam itu.      

"Tidak apa-apa. Aku akan menunggu bosmu di dalam ruangannya." Setelah mengatakan itu Qiara pun segera masuk ke ruangan Julian dengan di antar oleh sekretaris itu, walaupun hanya sampai di depan pintu ruangan Julian.     

Setelah ia masuk ke ruangan Julian, ia melihat ponsel Julian tergeletak di atas meja, seketika itu ia bernafas lega karena Julian tidak sibuk bersama Viona sehingga tidak mengangkat panggilannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.