Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Tidak Nyaman.



Merasa Tidak Nyaman.

0Qiara benar-benar merasa tidak nyaman, karena ia selalu merepotkan Aurel sejak pertama kali Syuting. Perasaannya pun mulai tidak tenang.     
0

"Kamu tidak perlu khawatir, tidak akan ada majalah atau stasiun TV yang akan menayangkan kejadian ini, karena Bos Maxwell sudah mengurusnya. Aku pikir dia yang mengantarmu pulang. Apakah itu benar! " Aurel mencoba menenangkan hati Qiara.     

"Itu masalahnya. Bos sudah berniat baik ingin mengantarku pulang. Tapi, aku malah menyinggung nya karena aku tidak mau dia bawa pulang. Akhirnya aku minta diturunkan di tengah jalan. Bos tidak menahan ku, sehingga aku terpaksa berjalan kaki karena sulit menemukan taxi. Sekarang aku ada di rumah. " Jelas Qiara yang merasa semakin tidak enak pada Aurel.     

"Tidak apa-apa. Bos bukan orang yang suka dendaman. Kamu tahu sendiri siapa dia. Kemungkinan hari ini dia sedang ada di kebun buahnya. Kalau begitu kamu istirahat saja dulu. Tapi, nanti sore kamu harus ada di lokasi syuting karena ada adegan babak berikutnya. "     

"Terimakasih Kak Aurel. Saya usahakan untuk datang tepat waktu nanti sore. " Ucap Qiara dengan bersemangat.     

"Bagus kalau begitu. Baiklah, aku akan tutup sekarang karena ada urusan yang harus segera aku selesaikan." Setelah mengatakan itu, Aurel menutup telpon karena dia harus segera pergi ke perusahaan iklan.     

Setelah bicara dengan Aurel, Qiara merasa lega karena kekacauan tadi pagi sudah dia selesaikan. Namun, perasaan nya sangat tidak baik ketika mengingat sikap Ibu tiri dan saudara tirinya yang tampaknya sangat murka karena pernikahan yang gagal.     

'Sepertinya lelaki tua itu akan marah padaku jika mereka mengadukan hal yang tidak-tidak. Oleh karena itu aku harus mempersiapkan diri melawan dua perempuan licik itu. ' Batin Qiara dengan tatapan yang tajam.      

Setelah membatin, tubuh Qiara terasa lelah sehingga pikirannya ikut lelah, ia pun merebahkan tubuhnya kembali ke kasur lalu memejamkan matanya untuk tertidur sejenak.      

Beberapa jam kemudian.     

Itu sudah jam empat sore. Qiara membuka matanya lalu menatap sekeliling.      

Setelah itu ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan jam empat sore.      

"Astaga ... Sudah jam empat, aku hampir telat kalau begini. Aku harus segera mandi! " Qiara bergegas turun dari ranjang karena ia sudah terlambat akibat tidur yang terlalu nyenyak sehingga ia kelolosan.     

Karena waktu yang mepet, Qiara terpaksa hanya cuci muka.     

Setelah selesai berdandan, ponsel Qiara berbunyi dan itu dari Julian. Seketika itu Qiara langsung mengangkatnya.     

"Halo?" Sapa Qiara lebih dulu setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Qiara, aku harus pergi ke Amerika hari ini juga, aku berangkat dari kantor bersama Andi. Jaga anak kita dan jadilah baik selema aku tidak ada di rumah!" Kata Julian.     

"Kenapa sangat mendadak? Harusnya kamu memberitahuku terlebih dahulu pagi tadi agar aku bisa membantumu menyiapkan pakaian. Bukankah begitu tugas istri?" Qiara merasa kesal karena kepergian Julian begitu mendadak.     

"Maafkan aku sayang, Papa ingin aku berangkat sekarang, oleh karena itu aku harus pergi. Sampaikan salam ku pada Bintang Kecil! "     

Sebenarnya Julian merasa berat pergi dadakan begini, apalagi dia harus meninggalkan istrinya yang baru saja kembali dalam pelukannya.     

"Iya sudah, kamu hati-hati di jalan. Aku akan berangkat syuting hari ini. Kemungkinan akan pulang malam. Jadi, aku akan membawa Zio pergi bersamaku, apa kamu mengizinkannya?" Kata Qiara yang tidak tega meninggalkan Zio sendirian.      

"Sebaiknya jangan sayang. Karena Bintang Kecil sangat tidak menyukai keramaian. Jadi, biarkan dia di rumah bersama bibi Liu!"     

"Baiklah." Jawab Qiara dengan lemas dan sedikit kecewa.     

"Ya sudah, aku tutup dulu ya sayang, aku mencintaimu!" Setelah mengatakan itu, Julian menutup telponnya tanpa menunggu balasan dari Qiara.     

Setelah berbicara dengan Julian, Qiara pun keluar dari kamarnya. Seketika itu ia terkejut ketika menemukan wajah polos Zio sedang mendongak menatapnya di depan kamar.     

"Ohh... Astaga... "     

"Kenapa tante keluar dari kamar Papa! " Tanya Zio sambil mengedip-ngedip kan matanya.     

Melihat wajah polos itu, Qiara tiba-tiba merasakan rindu yang teramat dalam pada sosok Julian yang terlihat di wajah mungil itu.      

"Apakah Papa yang meminta Tante untuk tinggal di kamarnya? " Tanya Zio lagi tanpa ekspresi.     

Qiara tersenyum lalu membungkuk sambil mencium kening Zio dengan takut. Setelah itu ia berkata,"Sebelum Tante jawab, apakah tante boleh bertanya? "     

Bintang kecil itu pun langsung mengangguk.      

"Bagaimana kalau tante ini adalah Mama mu? " Tanya Qiara dengan harap-harap cemas, karena dia khawatir kalau Zio tidak akan menerimanya.     

Bintang kecil itu terdiam sambil menatap lekat wajah Qiara. Ia masuk kedalam tatapan Qiara yang penuh kecemasan dan ketakutan itu.     

"Zio, kenapa kamu diam sayang? Apakah kamu tidak mau kalau aku menjadi Mama mu? " Tanya Qiara dengan cemberut.      

Untuk sesaat Qiara lupa kalau dia sudah terlambat ke lokasi syuting.     

"Tante tetep tante dan tidak akan pernah bisa berubah menjadi Mama. Karena Mama Zio adalah Bintang yang paling terang. Jadi, tidak boleh ada yang menjadi Mama Zio. "      

Hati Qiara teriris pisau tajam saat mendengar jawaban anak kandungnya yang tidak mau menerimanya menjadi Mama nya.      

Meskipun dia bertanya dengan istilah yang berbeda, tapi Zio menolaknya. Bagaimana kalau dia benar-benar jujur?     

"Ohh .... gitu. Maafkan tante kalau begitu. Begini, tante ada di rumah ini dan tidur di kamar Papa karena tante diminta untuk menemanimu bermain. Bukankah kita sudah menjadi teman? " Kata Qiara dengan gugup sambil menahan air matanya.      

"Iya. Kita adalah teman. Oh iya, aku lapar tante. " Kata Zio sambil memegang perut kecilnya.      

"Ya ampun, kamu lapar ya sayang. Baiklah kalau begitu, ayo kita makan! " Kata Qiara sambil menenteng tangan mungil Zio.     

Setelah itu mereka berdua menuju ruang makan. Qiara sedikit khawatir karena dia harus segera pergi ke YM Entertainment, tapi dia tidak mungkin meninggalkan Bintang kecil yang memiliki jari kaki yang imut dan putih itu makan sendirian. Dan Qiara sangat menyukai jari kaki Zio karena pas lahir hanya itu yang Qiara bisa lihat dan ingat.     

Tepat saat Qiara sedang menemani Zio makan. Tiba-tiba saja Nathan datang dan bergabung bersama mereka.     

"Selamat sore... " Sapa Nathan sambil mencium keponakannya itu.      

Qiara memicingkan matanya ketika melihat Nathan.      

"Kenapa kamu ada disini? Bukanlah jadwal rekaman musik sangat padat? " Tanya Qiara yang sudah tahu kalau Nathan memilih menjadi penyanyi di GM Entertainment.     

"Aku sudah dua hari dua malam rekaman terus, oleh karena itu aku minta pulang sebentar karena merasa kangen sama Bintang Kecilku yang tampaknya sama denganku. Iya kan sayang? " Jawab Nathan sambil mencubit pipi Zio.      

"Paman Jelek. " Ucap Zio dengan cemberut.     

"Hahahaha .... Kenapa Zio begitu jujur? Kamu memang anak pintar. "Kata Qiara sambil terkekeh dan mencium pipi lembut Zio.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.