Istri Kecil Tuan Ju

Hatiku Sakit.



Hatiku Sakit.

0Suara tepuk tangan kru dan beberapa aktor yang terlibat di drama itu terdengar keras di telinga Qiara. Seketika itu Qiara menjadi idola baru di kalangan para aktor.     
0

"Bagus Liana. Akting mu sangat keren. " Kata Aurel sambil tersenyum lebar setelah Qiara berdiri di depan Aurel dengan nafas yang tidak beraturan karena adegannya nya kali ini cukup menguras tenaganya.     

"Mona adalah dirimu ... " Ucap Kevin memuji Qiara.     

"Terimakasih Pak Kevin! " Qiara merasa sangat senang karena ia mendapatkan pujian sekali lagi dari Kevin. Ia pun langsung menunjukkan hormatnya.      

"Baiklah ... Syuting malam ini kita cukupkan sampai disini, besok kita lanjutkan lagi. Baru episode 5, kita harus tetap semangat. Kerja bagus untuk kalian semua!" Suara tepuk tangan Kevin diikuti oleh semua kru dan para pemain yang sudah terlihat kelelahan.     

"Liana ... Kamu ganti pakaian mu dulu, baru kita bicara lagi!"     

"Oke Kakak. " Setelah itu Qiara berpisah dengan Aurel.     

Qiara segera ke ruang ganti lagi untuk mengganti pakaiannya yang penuh keringat dan sangat berat.     

Tepat saat Qiara memasuki ruang ganti, ia di hadang oleh Ivy dan Anggita yang merupakan artis senior di YM Entertainment. Mereka di minta oleh Helena untuk membuat hidup Qiara tidak nyaman sehingga ia mundur di drama ini. Mereka juga diuntungkan jika Qiara bisa dikeluarkan dari YM Entertainment.     

"Maaf, saya mau lewat! " Kata Qiara dengan sopan tanpa rasa takut sedikit pun saat melihat dua perempuan dengan ekspresi yang mengerikan.     

"Jadi ... Kamu ... Artis baru yang tiba-tiba mendapatkan peran kedua dan merebutnya dariku? " Tanya Anggita yang merupakan artis kelas A di YM Entertainment namun ia tergeser menjadi pemain pendukung gara-gara Qiara.      

"Saya mengikuti audisi, makanya saya bisa mendapatkannya, bukan mencurinya! " Kata Qiara menegaskan apa yang ia dapatkan murni karena usaha dan kemampuannya.     

Anggita dan Ivy tersenyum pahit mendengar penjelasan Qiara yang tidak masuk akal buat mereka karena tidak sesuai dengan kabar yang beredar.      

"Kamu pikir aku bodoh? Kamu merayu bos sehingga kamu mendapatkannya. Tidan hanya itu, kamu juga mengambil perhatian pak Kevin yang biasanya untukku. Aku pastikan kamu tidak akan lama di YM Entertainment. Dan, jangan pikir aku takut menyingkirkan mu hanya karena kamu memiliki bos di belakangmu! " Anggita mendorong Qiara dengan jari telunjuknya dengan tatapan sinis.     

"Ahh .. ... " Desah Qiara sambil menahan emosinya Karen ia tidak mau ribut.     

Tapi, mengingat beberapa kejadian tidak enak yang dia alami selama jadi artis membuatnya percaya kalau dunia hiburan itu memang benar-benar sangat keras dan mengerikan.      

Yang kuat akan maju, dan pengecut akan tersingkir. Tidak selamanya koneksi menjamin kesuksesan seseorang. Pikir Qiara.     

"Hey... Apa kamu tuli? Aku sudah bilang padamu kalau aku mendapatkan peran wanita kedua karena aku ikut audisi. Bukan karena ada bos di belakangku. Lagi pula, aku bukan wanita simpanan atau penggoda. Tapi, biasanya orang yang suka menuduh orang lain, maka dialah orang yang suka seperti itu. Aku benar kan? " Kata Qiara sambil tersenyum sinis kearah Anggita dan Ivy.     

Seketika itu Anggita mengepalkan tinjunya mendengar apa yang Qiara katakan. Dia tidak terima dengan tuduhan itu walaupun ia merasa tersindir.     

"Dasar perempuan sampah, beraninya kamu mengatakan hal seperti itu kepada seniormu. Apakah kamu tidak takut?" Teriak Anggita sambil menggertakkan giginya.      

"Kalau aku ini sampah, maka kamu itu adalah tong sampahnya. Jadi, menyingkirkan dariku sebelum kamu menyesal karena aku tidak memiliki rasa takut sedikit pun! " Ucap Qiara sambil mendekat secara perlahan kearah Anggita yang terus mundur dengan ekspresi ketakutan, karena tatapan Qiara sangat mengerikan baginya.     

"Apakah kamu mau merekamnya lalu mengedarkannya ke media agar namaku langsung jelek? " Tanya Qiara ketika melihat Ivy menyiapkan ponselnya untuk merekam kejadian itu.      

Ivy pun langsung bergidik ngeri ketika melihat ekspresi Qiara yang sangat mengerikan.      

"Jangan macam-macam, aku sudah merekam apa yang kamu lakukan kepada Anggita! " Kata Ivy sambil menunjukkan ponselnya yang berhasil merekam adegan itu.      

Anggita tersenyum sambil bertepuk tangan melihat temannya yang begitu pintar. Di dalam vidio itu ia melihat posisi Qiara yang akan menyerangnya.      

"Kebetulan, para fans ku sangat panatik terhadapku. Jika mereka tahu soal ini, mereka akan mengejarmu sampai kamu menyerah dan meninggalkan dunia hiburan! " Kata Anggita sambil tersenyum licik kearah Qiara.     

Qiara tersenyum sambil menatap kasihan pada Anggita dan Ivy. Setelah itu ia membuka mulutnya lagi lalu bertanya,"Tapi, bagaimana kalau mereka tahu jika mulut idola mereka berbau busuk seperti sampah? "      

Mereka berdua kaget ketika mendengar pertanyaan Qiara yang tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Ia malah menyerang balik dengan percaya diri.     

"Apa maksudmu? " Tanya Anggita dengan bingung.     

Tanpa memberikan jawaban, Qiara langsung menunjukkan ponselnya yang baru saja menyelesaikan rekamannya.      

Sebenarnya, sewaktu Qiara di hadang, dia diam-diam menyalakan speaker ponselnya untuk berjaga-jaga karena dia sudah berpengalaman menghadapi orang seperti Anggita dan Ivy.      

Hidup yang keras dan bertemu dengan berbagai macam orang selama lima tahun membuat Qiara tidak mudah di bodohi dan tahu bagaimana cara menghadapi orang-orang seperti Anggi.      

Anggita semakin geram saat Qiara memperdengarkan suara rekaman itu, terdengar jelas suara Anggita yang mengatakan hal buruk pada Qiara lebih dulu.     

"Beraninya kamu melakukan ini padaku." Kata Anggita sambil menggigit bibir bawahnya.      

"Aku dan kamu tidak ada bedanya. Jika pun kamu menyebar video itu, aku tidak masalah karena aku tidak seterkenal dirimu. Tapi, bagaimana dengan kamu? Jika aku sebarkan rekaman suara ini, maka sejak itu pula kamu akan hancur. " Kata Qiara sambil tersenyum.     

Ekspresi Anggita sangat gelap ketika mendengar apa yang Qiara katakan.     

Tentu saja dia tidak ingin karirnya yang sudah dia bangun selama lima tahun itu hancur begitu saja hanya karena sebuah rekaman kotor.     

"Apa yang kamu inginkan anak baru? " Tanya Anggita setelah mengendalikan emosinya.      

Qiara tersenyum mendengar apa yang Anggita tanyakan.      

'Dasar manusia culas, tidakkah mereka selalu mendapat balasan dari apa yang mereka lakukan, iri dengki bukanlah solusi untuk maju. 'Batin Qiara.     

"Aku tidak menginginkan apapun darimu. Tapi, kamu harus tau satu hal yaitu, alangkah luar biasanya jika bintang yang sudah bersinar terang memberi energi kepada bintang yang baru muncul ke permukaan. Setidaknya, idola kamu akan memujimu menjadi artis yang tidak hanya memiliki kemampuan acting, melainkan memiliki jiwa yang baik. Aku pikir, itu hal yang lebih baik yang bisa kamu lakukan untuk bertahan di dunia hiburan yang kejam ini, tanpa menjatuhkan siapapun. Jika kamu tidak setuju denganku, mungkin hatimu butuh obat. " Setelah mengatakan itu, Qiara melangkah pergi meninggalkan Anggita, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara Anggita.      

"Apa kamu akan menyebarkan rekaman itu! " Tanya Anggita dengan ketakutan.     

Qiara tersenyum lalu berbalik.     

"Kalau aku melakukan itu, lalu apa bedanya aku denganmu? Permisi! " Setelah menjawab pertanyaan Anggita, Qiara melanjutkan langkahnya lagi untuk mengganti pakaiannya.      

Anggita terdiam mendengar jawaban Qiara yang santai dan terlihat tidak takut padanya. Baru kali ini dia bertemu sama orang seperti Qiara. Terlalu sulit untuk di jatuhkan. Jika dipaksakan maka akan memakan diri sendiri. Pikir Anggita.     

'Kenapa aku merasa anak baru itu ada benarnya, jika aku menyerangnya hanya karena takut posisiku dimata fans di rebut, bukankah itu artinya aku menunjukkan betapa lemahnya aku?'Batin Anggita.     

Anggita tidak bisa memahami apa yang sudah dia coba lakukan. Karirnya selama ini sangat cemerlang itu semua karena kemampuannya. Jika pun ada pendatang baru yang menempati posisi itu, bukankah itu wajar dan dia harus berusaha lebih baik lagi. Iya kan?      

"Ayo pergi! " Setelah puas merenung, Anggita mengajak Ivy keluar dari ruangan ganti itu. Sedangkan Ivy merasa kesal karena Anggita kalah melawan Qiara.     

"Anggita, kenapa kamu malah menyerah begitu? Jangan bilang kamu luluh dengan nasehat wanita itu. "      

Mendengar pertanyaan Ivy, Anggita berhenti lalu berbalik dan berkata,"Aku ini artis papan atas YM Entertaimen. Tidak mesti aku mengurus hal sepele dan melupakan hal yang paling penting. Aku tidak akan menurunkan harga diriku hanya karena ketakutan ku, karena aku tidak serendah dan selemah itu. "     

Setelah menjawab pertanyaan Ivy, Anggita pun pergi meninggalkan ruang ganti tanpa memperdulikan Ivy lagi yang memandangnya dengan ekspresi yang aneh.      

Malam semakin larut, Qiara pun pulang ke rumah menggunakan taxi seperti biasanya.      

Rumah Julian.     

Saat memasuki rumah, Qiara melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam.      

Badannya terasa remuk dan begitu mengantuk. Namun, matanya kembali menyala saat ia mengingat ada Bintang Kecil yang lembut dan memiliki ekspresi yang sangat tenang yang harus ia periksa keadaannya.     

Mengingat makhluk kecil yang lembut itu, Qiara mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar. Karena malam ini dia ingin tidur di samping Bintang Kecil yang lembut itu.      

Kamar Zio.     

Perlahan, Qiara masuk ke kamar putra kecilnya yang cerdas itu. Cahaya lampu yang kuning keemasan dari sebuah robot yang ada di samping tempat tidur terlihat menenangkan matanya yang sudah terlalu lama dibawah lampu sorot saat syuting.     

Setelah itu, Qiara duduk di ranjang sambil melihat anaknya tidur dengan pulas.      

Untunglah, anaknya tidak mewarisi cara tidurnya yang aneh dan dan tidak bisa tenang.      

'Sayang, kenapa kamu tampan dan lembut sekali. Melihatmu tidur saja sudah membuat hati Mama bahagia dan rasa lelah pergi seketika. Maaf karena saat kamu bayi Mama tidak menggendong dan menyusui mu, selain itu, kamu juga belum pernah bertemu nenek. Itu adalah kegagalan dalam hidupku. Sekali lagi maafkan Mama!' Batin Qiara.     

Melihat wajah kecil itu, hati Qiara terasa sangat sakit.      

Teringat waktu yang dilewati putranya tanpa ada seorang ibu. Tidak hanya itu, dia juga sedih karena belum bisa membawa Zio untuk bertemu dengan Renata.     

Karena tidak kuat membendung rasa sakit itu. Qiara meneteskan air mata tanpa suara.      

Merasakan tetesan hangat jatuh ke punggung tangan kanannya, Zio membuka matanya dan menemukan wanita yang akhir-akhir ini membuatnya merasakan kenyamanan. Baginya, dia bukan Mama nya, tapi tante cantik yang mau berteman dengannya.      

"Kenapa tante menangis? " Tanya Zio dengan suara yang lemah dan lembut.     

Seketika itu Qiara terkejut ketika mendengar pertanyaan bayi kecilnya yang terdengar sangat indah itu.      

"Ohh astaga, apakah tante membuatmu terbangun? Tolong maafkan tante! " Ucap Qiara sambil mencium punggung tangan Zio setelah mengendalikan dirinya agar air matanya tidak jatuh lagi.     

"Aku sudah tidur dari jam 9 . Aku pikir ini sudah jam dua belas malam karena aku biasanya bangun jam segitu. Jadi, tante tidak perlu minta maaf. " Jawab Bintang kecil itu sambil duduk dan mengerjepkan matanya beberapa kali saat melihat Qiara.      

"Benarkah? Sejak kapan kamu selalu bangun jam segitu! " Tanya Qiara dengan heran karena ia semakin tertarik dengan cara hidup anak nya.     

"Sejak aku berusia tiga tahun. Aku akan tidur jam 9 malam, lalu terbangun jam dua belas malam. Begitulah seterusnya hingga hari ini. " Jelas Zio.      

Qiara begitu gemas saat melihat mulut yang belepotan itu saat bicara.      

"Memangnya ada apa di jam 12 malam? Apakah setelah bangun di jam 12 kamu akan tertidur lagi atau berubah jadi cinderella man? Hehehe ... " Tanya Qiara sambil menggoda Zio dengan senyum yang manis.     

"Hanya di jam 12 malam aku bisa melihat Mama dengan tenang. Aku akan bangun jam 12 malam lalu turun dari ranjang ku. Setelah itu, aku akan mencuci muka lalu duduk di depan jendela dengan membuka tirai agar aku bisa melihat Bintang paling terang yang aku anggap Mama. Setelah itu aku akan melukisnya karena Aku menyukai itu. "Jelas Zio sambil menyunggingkan senyum diwajahnya yang datar karena terlalu jarang tersenyum.      

Qiara terkejut mendengar penjelasan Zio, dia tidak menyangka kalau Zio memiliki kebiasaan unik yang tidak semua anak bisa lakukan. Selain itu, hatinya sakit mendengar Zio mengatakan kalau dia hanya akan ketemu Mama di jam 12 malam.     

"Siapa yang mengajarimu? Apakah Papa mu yang mengatakan kalau bintang itu adalah Mama mu? " Tanya Qiara dengan mulut yang bergetar sembari menahan tangisnya.      

Zio mengerjapkan matanya yang cantik, setelah itu ia menggelengkan kepalanya tanpa ekspresi.      

"Lalu, siapa yang mengajarimu seperti ini? Bintang itu bukan makhluk hidup. Jadi, bintang itu tidak mungkin menjadi Mama mu. " Kata Qiara yang sudah tidak lagi bisa menahan air matanya. Ia takut jika Zio akan dianggap gila oleh temannya saat mereka tahu kalau Zio menganggap bintang di langit adalah Mama nya.     

Zio semakin bingung melihat ekspresi Qiara yang tiba-tiba menjadi serius lalu menangis sambil menatapnya dengan tatapan yang dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.