Istri Kecil Tuan Ju

Pertanda Bahaya.



Pertanda Bahaya.

0"Dimana kamu? " Tanya Julian dengan suara yang berat dan mengerikan.     
0

"Aku sedang berada di jalan menuju Apartemenku." Jawab Nathan dengan polosnya.      

"Apa kamu bersama Yumi ? "      

"Iya."     

"Kalau begitu, bawa dia ke rumahku sekarang juga!" seru Julian dengan tegas.      

Nathan terdiam sesaat ketika mendengar apa yang Julian katakan.      

Tidak lama setelah itu ia pun mengerti kenapa Julian melakukan itu.      

"Apakah Papa sudah tahu? " Tanya Nathan dengan ragu.      

"Seperti yang kamu duga. Hal yang kamu lakukan sudah memancingnya untuk kembali. Jadi, kamu harus bersiap menghadapi Papa apapun yang terjadi. Jika kamu kalah, maka kamu harus menerima pernikahan yang akan di gelar oleh Papa untukmu bersama wanita pilihannya. Jika kamu menang, maka kamu akan bersama Yumi. Pilihan ada di tanganmu!." Jawab Julian.      

Nathan terdiam untuk berfikir sejenak, meresapi apa yang Julian katakan. Tentu saja dia tidak ingin kalah, namun bagaimana dia akan menghadapi Papanya sendiri yang terkenal sangat keras pada anak-anaknya.     

"Aku tidak akan kalah untuk kali ini. Sudah cukup Papa melakukan itu lima tahun lalu. Sekarang aku sudah dewasa dan berhak memutuskan apa yang akan aku lakukan." Kata Nathan dengan tegas.     

"Lakukanlah selama yang kamu pikirkan itu baik. Kamu sudah dewasa dan tahu apa yang harus kamu lakukan. Di rumahku ada Bibi Liu yang akan membantumu, Tidak hanya itu, Yumi akan beristirahat di rumahku bersama Qiara. Baiklah, aku akan tutup sekarang!" Setelah mengatakan semua itu, Julian pun langsung menutup panggilannya.      

Nathan tampak lesu setelah bicara dengan Julian. Dia tidak menyangka kalau hal yang dia lakukan secepat itu sampai di Papa nya. Tapi, dia tidak menyesal karena hal itu memang harusnya dia lakukan sejak dahulu kala.      

"Apa ada masalah? " Tanya Yumi setelah lama terdiam.      

"Tidak. Tadi Kak Julian mengatakan agar kamu pulang ke rumahnya untuk beristirahat, selain itu ada Qiara juga di rumah yang akan menemanimu. Apakah kamu suka bertemu Zio juga? " Jawab Nathan sambil tersenyum menyembunyikan perasaan hatinya.      

"Tentu saja. Karena Zio mengingatkan aku pada .... " Yumi terdiam saat ia menyadari kalau melanjutkan perkataannya adalah salah.     

"Pada apa?" Tanya Nathan dengan bingung.      

"Hahaha ... Pada bayi-bayi yang aku lihat di TV. Mereka sangat lucu dan menggemaskan." Jawab Yumi sambil menggaruk lehernya dengan salah tingkah.     

Nathan merasa lega saat melihat Yumi tersenyum kembali setelah lama terdiam karena shok yang dia alami.      

"Apakah kamu mau memiliki anak dariku! "      

Pertanyaan Nathan tiba-tiba membuat Yumi terkejut. Ia pun langsung menatap Nathan dengan ekspresi yang rumit.      

'Nathan ... Andai kamu tau tentang Axel ... Apa yang akan kamu lakukan?' Batin Yumi dengan perasaan yang campur aduk.     

"Khemm... Kenapa kamu tiba-tiba ada di pusat pembelanjaan itu? Bukankah kamu sedang rekaman sehingga kamu tidak bisa hadir di acara Noble? " Yumi terpaksa mengalihkan pembicaraan karena dia tidak ingin membahas soal anak sama Nathan.     

Selain itu, ia tidak berani berharap terlalu tinggi pada hubungannya dengan Nathan ketika ia mengingat betapa kerasnya Tuan Jhosep menghalangi cintanya.     

Nathan menarik nafas dalam karena dia tahu kenapa Yumi tidak pernah mau bahas tentang dirinya.      

Belum sempat menjawab, tiba-tiba Nathan ngerem mendadak.      

"Arrggg... " Yumi terkejut saat mobil ngerem mendadak. Setelah itu ia menoleh kearah Nathan seraya berkata," Nathan, tidak bisakah kamu pelan-pelan? Aku baru saja sadar diri pingsan, sekarang kamu membuatku terkejut.? "      

Nathan menarik nafas dalam untuk mengendalikan dirinya dari keterkejutan.      

"Maafkan aku, tapi di depan kita ada mobil yang tiba-tiba berhenti mendadak. " Jawab Nathan.     

Yumi pun langsung menoleh kearah depan, seketika itu ia terkejut saat melihat empat orang dengan tubuh kekar keluar dari mobil.      

"Siapa mereka? Kenapa mereka mendekati mobil kita? " Tanya Yumi dengan suara yang bergetar.      

"Mereka adalah anak buah Papa ku. Jadi, kamu tunggu disini! " Nathan mengenal baik wajah anak buah Tuan Jhosep sehingga ia langsung mengenal mereka dalam sekali lihat.      

Setelah itu Nathan keluar dari mobil dengan ekspresi yang gelap.     

"Nathan, Hati-hati! " Kata Yumi yang ikut keluar karena dia merasa ketakutan melihat Nathan menghadapi orang itu sendirian.      

Nathan tidak menghiraukan Yumi, ia berjalan lurus kearah mereka.      

"Halo tuan Muda Nathan, anda harus ikut kami sekarang juga!" Kata salah satu dari empat orang itu dengan penuh hormat.      

"Minggir kalian, karena aku tidak akan membiarkan kalian membawaku pergi!. " Kata Nathan seraya mengepalkan tinjunya.      

Tanpa mengatakan apapun, empat orang itu langsung maju untuk memaksa Nathan. Namun, Nathan segera melakukan perlawanan.     

"Nathan ... Hati-hati! " Teriak Yumi sambil melirik ke kiri dan kanan dengan niat mencari orang yang bisa membantu. Tapi, jalanan itu cukup sepi.      

Nathan masih bisa bertahan sehingga tidak mudah bagi empat orang itu menyeretnya.      

"Arggg... " Nathan meringis saat punggungnya di pukul dari belakang sehingga ia terjatuh.      

"Tidak.... " Teriak Yumi dengan sangat kencang saat melihat Nathan tersungkur jatuh.     

"Tolong... "     

"Tolong... "     

Yumi terus berusaha meminta pertolongan, namun tidak ada satupun orang yang bisa menolongnya sehingga ia merasa frustasi lalu menangis.      

"Maaf Tuan Muda, kami terpaksa menggunakan kekerasan karena kami harus membawa anda pulang sekarang juga!" Kata salah satu dari empat orang itu.      

"Lepasin aku! " Teriak Nathan saat kedua tangannya di ikat ke belakang.      

Tanpa rasa iba, mereka langsung menyeret Nathan untuk masuk ke mobil mereka dengan paksa.      

Nathan terus berusaha melawan karena dia sangat khawatir pada Yuki, air matanya pun langsung menetes dan mengalir deras karena tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan Yumi.     

Tidak lama kemudian, Nathan di bawa masuk ke mobil. Namun, dua orang diantara mereka tidak ikut naik karena mereka harus mengurus Yumi.     

"Kalian jangan lakukan apapun padanya kalau tidak aku akan membunuh kalian.!"Teriak Nathan sambil meronta-ronta saat melihat dua orang itu berjalan menghampiri Yumi, sedangkan mobil yang membawanya perlahan meninggalkan tempat itu.      

Nathan menangis sambil memukul-mukul jendela mobil ketika melihat raut wajah ketakutan Yumi melihat dua orang itu.      

'Yumi, tolong kutuk aku karena tidak bisa menyelamatkanmu. Aku bodoh dan tidak berguna. ' Batin Nathan sambil menangis saat mobil berjalan cepat hingga ia tidak lagi melihat Yumi dan mobilnya.      

"Apa yang kalian inginkan? Tolong jangan ganggu aku! "Kata Yumi sambil mundur beberapa langkah.      

"Kamu yang meminta diperlakukan seperti ini, bukankan Tuan besar sudah memperingatkan mu agar tidak mendekati Tuan Muda Nathan? Sekarang terimalah akibat dari ulah mu sendiri!" Kata lelaki itu. Ia lalu mengangkat tubuh Yumi dengan paksa.     

"Aarggg... Lepasin aku! " Teriak Yumi sambil memukul punggung lelaki kekar itu.      

"Tenanglah sayang, kita akan bersenang-senang di hotel. Tapi, jika kamu mau kita bisa melakukannya di mobil mewah ini. "      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.