Istri Kecil Tuan Ju

Tidak Memiliki Pilihan.



Tidak Memiliki Pilihan.

0"Sahabat macam apa yang tega meninggalkan sahabatnya? Tapi, baiklah aku bisa pulang sendiri. " Setelah mengatakan itu Maxwell menutup telpon tanpa menunggu apa yang akan Kevin katakan.      
0

Kevin mengerutkan keningnya saat melihat tingkah laku Maxwell yang masih saja sama seperti dulu. Pergi tanpa pamit, sungguh tidak sopan.     

Walaupun begitu, Kevin tidak khawatir melihat sikap Maxwell yang ngambek atau apapun itu. Karena dia tahu kalau Maxwell bukanlah orang yang mudah marah kecuali ada keadaan yang membuatnya harus turun tangan.      

Karena Maxwell paling benci menggunakan kekerasan disaat yang tidak penting.      

Setelah selesai bicara dengan Maxwell, Kevin pun mempercepat laju mobilnya agar ia bisa sampai di rumah dengan cepat.     

Rumah Kevin.      

Tidak lama kemudian, mobil yang dipakai Kevin melewati gerbang tinggi dan lebar itu setelah satpam membuka gerbang.      

Yumi mengerjepkan matanya melihat rumah dengan dua lantai dan memiliki desain unik, mewah dan di dominasi warna putih itu.     

Tidak hanya itu, rumah Kevin memiliki halaman yang luas dan taman yang indah.      

Di samping rumahnya juga di jadikan kebun atas permintaan Maxwell, agar ia bisa menularkan hobinya kepada Kevin.     

"Ayo turun!" Ajak Kevin setelah membukakan pintu mobil.     

Yumi pun mendongak menatap Kevin yang menurutnya sangat berbeda dengan Kevin yang pertama kali bertemu dengannya.     

"Iya. " Yumi keluar dari mobil dengan pelan-pelan karena tubuhnya masih bergetar.     

Setelah itu, Kevin menuntunnya untuk masuk.     

Tepat saat ia membuka pintu, sosok kecil serta menggemaskan berdiri di depan mereka berdua. Tatapannya sangat sinis ketika melihat Yumi.     

'Siapa anak ini? Kenapa tatapannya membuat hatiku tenang?' Batin Yumi sambil menatap anak kecil itu dengan tatapan yang berkaca-kaca.     

Setelah menatap Yumi, anak lelaki itu langsung menoleh kearah Kevin.     

"Apa kamu sudah makan malam?"Tanya Kevin pada anak itu setelah ia menatapnya.     

"Sudah. Bagaimana dengan Papa?" Jawab anak itu lalu bertanya balik sebagaimana kebiasaannya.     

"Sudah juga. Oh iya, apakah Papa dan teman Papa boleh masuk?"      

Anak kecil itu pun langsung mengangguk , setelah itu ia berlari menuju kamarnya dengan ekspresi kecewa.      

Anak itu berharap bisa bermain dengan Kevin saat ia pulang. Tapi, kenyataannya berbeda sehingga ia kecewa.     

"Apakah dia putra anda? Tapi, kenapa tidak pernah ada kabar berita tentang anda yang sudah menikah?" Tanya Yumi sambil menatap heran kearah Kevin.     

"Namanya Gavin, dia anak yang aku asuh lima tahun lalu. " Jawab Kevin dengan ekspresi yang rumit.     

Seketika itu, Yumi mengingat Axel yang sudah di culik. Setelah beberapa bulan, ia mendapatkan surat tentang berita kematian Axel lengkap bersama fotonya saat akan di kubur.      

'Jika Axel masih hidup, mungkin dia akan sebesar Zio atau Gavin. ' Batin Yumi.     

"Ayo masuk! "Kata Kevin mempersilahkan Yumi untuk masuk ke rumahnya.     

Akan tetapi, tiba-tiba kaki Yumi lemas dan hampir terjatuh, seketika itu Kevin langsung menangkap tubuhnya.     

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Kevin.     

"Sepertinya kakiku keram ... " Jawab Yumi sambil menahan malu.     

Tanpa mengatakan apapun lagi, Kevin langsung mengangkat Yumi ke bahunya. Seketika itu, Yuki terkejut dan merasa heran melihat Kevin yang cukup kuat mengangkat tubuhnya yang padat berisi.     

Setelah itu, Kevin membawa membawa Yumi yang masih gemetaran itu menuju kamarnya.     

Kamar Kevin.     

Setelah sampai di kamar, Kevin merebahkan tubuh Yumi di ranjangnya yang bersih dan lembut.     

"Aku akan meminta pelayan untuk membantumu membersihkan diri. Setelah itu, kamu boleh istirahat disini sampai kamu merasa lebih baik!" Kata Kevin dengan sedikit gugup.     

"Terimakasih!" Ucap Yumi sambil menunduk karena ia merasa tidak nyaman sudah merepotkan orang yang baru dia kenal. Tapi, ia tidak punya pilihan selain menerima kebaikan Kevin karena jika dia pulang ke rumahnya, tentu ibunya akan khawatir melihat keadaannya.     

Setelah itu Kevin keluar dari kamar itu karena tidak ingin membuat Yumi semakin merasa tidak nyaman lagi.     

Keesokan paginya.      

Kevin duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan wajah Yumi yang masih pucat.     

Tepat saat itu, Yumi membuka matanya lalu menoleh kearah Kevin.     

"Aarrgg ...." Yumi langsung histeris dan segera menjauh dari Kevin sambil menangis dengan tubuh yang semakin gemetaran.     

Kevin terkejut dan segera berdiri lalu ia berusaha mendekati Yumi yang terlihat ketakutan untuk menenangkannya.     

"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu!" Kata Kevin yang berusaha meyakinkan Yumi.     

"Jangan mendekat, tolong jangan perkosa aku! " teriak Yumi sambil meringkuk dengan gemetaran.     

Kevin memahami kondisi Yuki yang masih sok dan ketakutan. Ia pun merasa salah karena sudah masuk kamar tanpa mengetuk pintu. Jadi, wajar baginya Yumi untuk merasa ketakutan.     

Merasa tidak punya pilihan Kevin langsung mendekat dan memeluk Yumi.     

"Lepasin aku ... ! " Teriak Yumi sambil mendorong tubuh Kevin dengan sekuat tenaganya.     

Kevin semakin mengeratkan pelukannya seraya berkata, "Tenanglah, aku bukan orang jahat. Justru aku yang sudah menolong mu. "     

Mendengar perkataan Kevin, dengan pelan Yumi mendongak dan menatap ke segala penjuru ruangan. Setelah itu, dia ingat kalau ia sedang berada di rumah Kevin.     

"Pak Kevin? "Ucap Yumi dengan suara yang gemetaran.     

"Iya, ini aku Kevin dan kamu sekarang ada di kamarku. Jadi, aku tidak mungkin menyakitimu. " Kata Kevin sambil mengangguk.     

Setelah merasa yakin itu Kevin, Yumi pun langsung tenang, meskipun begitu tubuhnya masih gemetaran, melihat itu Kevin langsung menggenggam tangan Yumi.     

Sesaat Kemudian.     

Kevin melepaskan pelukannya saat ia merasa kalau Yumi sudah tenang.     

" Aku akan menyiapkan makanan buatmu. Oleh karena itu, kamu harus membersihkan badanmu terlebih dulu. Soal pakaian gantimu, aku sudah meminta sekretaris ku untuk membawakannya kesini. "     

Yumi hanya menatap kosong kearah Kevin tanpa berkata sepatah katapun.     

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apakah aku membuatmu tidak nyaman? " tanya Kevin.     

Yumi menggelengkan kepalanya, ia lalu berkata," Terimakasih sudah menyelamatkanku. Aku akan membalasnya. Akan tetapi, anda mengatakan akan menyiapkan makan, oleh karena itu biarkan aku membantu anda!"     

"Oh, kalau begitu kamu bersihkan dirimu di kamar mandi, nanti aku akan meletakkan pakaianmu di depan pintu. Kalau begitu, aku akan keluar sekarang dan menungguku untuk masak bersama." Setelah mengatakan itu, Kevin pun keluar dari kamarnya.      

Yumi mengangguk tanpa melihat Kevin. Setelah itu, ia menangis tersedu saat mengingat Nathan diseret dengan paksa. Tidak hanya itu, ia juga hampir di perkosa oleh lelaki yang tidak dia kenal.      

Setelah selesai bergelut dengan perasaanya, Yumi turun dari ranjang lalu segera masuk ke kamar mandi.     

Sementara itu, Kevin mulai terlihat sibuk di dapur karena dia harus menyiapkan sarapan untuk tamu dan anaknya.     

Demi tamunya itu, Kevin menunda rapat pentingnya di YM.     

Maxwell pun tidak mempermasalahkan hal itu karena dia tahu betul bagaimana si gila kerja itu mengambil keputusan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.