Istri Kecil Tuan Ju

Terpaksa Harus Pergi. (Cerita Sedikit Berubah)



Terpaksa Harus Pergi. (Cerita Sedikit Berubah)

0Melihat anaknya tertidur dan menerima pengasuh barunya itu, Julian pun mengurungkan niatnya untuk masuk. Setelah itu ia pergi dari depan kamar Zio tanpa curiga pada Qiara.     
0

Satu minggu kemudian, hari-hari dilewatin dengan damai. Zio dan Qiara menjadi dekat karena Qiara bisa memenuhi keinginannya yaitu menjadi teman bermain yang tidak berisik.     

Qiara selalu menikmati setiap kebersamaannya dengan anaknya.      

Dia juga mengamati sifat dan emosi Zio, selain itu ia juga berusaha untuk selalu ada suntuk Zio dalam segala keadaan.     

Di sisi lain, Qiara setiap hari juga bisa bertemu Julian, namun dia berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya sehingga ia hanya bisa melihatnya beberapa kali dan itupun hanya dari kejauhan.     

"Apakah hari ini kita akan jalan-jalan?" Tanya Zio ke Julian dan tidak sengaja terdengar oleh Qiara yang sedang berjalan melewati kamar Julian.     

Qiara ingin meminta izin kepada Julian untuk membawa Zio jalan-jalan, karena waktu yahh dia miliki sudah habis. Ia akan mulia shooting sehingga ia harus menepati janjinya pada sang ibu.     

"Iya. Papa pikir kalau kamu harus jalan-jalan. Maaf karena papa terlalu sibuk sehingga Papa tidak bisa menemanimu."      

"Asik ... " Zio terlihat sangat gembira karena dia sudah lama tidak jalan-jalan bersama Papa nya.     

Qiara bisa melihat dengan jelas wajah bahagia Zio yang jarang sekali ia lihat selama satu minggu bersamanya.     

Tepat saat itu, Zio melihat Qiara ada di balik pintu yang sedikit terbuka itu. Ia pun berlari lalu menarik Qiara untuk masuk ke dalam kamar Papanya.     

Seketika itu hati Qiara berdetak kencang karena kamar Julian masih sama seperti dulu. Ranjang yang ia lihat adalah ranjang yang dulu tempatnya berbagi cinta dengan Julian.     

'Kamar ini penuh dengan kenangan ... Aku tidak bisa membodohi diriku sendiri kalau aku sangat merindukan Papa mu.'     

Mata Qiara berkaca-baca, ia pun segera menunduk agar Julian tidak bisa melihat matanya.     

"Kenapa kamu menarik Bibi Lin kesini?" Pertanyaan Julian membuat Qiara tersadar dari lamunannya, ia lalu melirik Zio dengan bingung.     

"Aku ingin Bibi Lin ikut jalan-jalan bersama kita. Boleh kan Papa?"      

Julian terdiam sejenak, sedangkan Qiara terkejut karena ia tidak menyangka kalau putranya akan mengajaknya juga.      

'Bagaimana ini? Besok aku sudah mulai Shooting. Jika hari ini aku jalan-jalan bersama mereka berdua, itu artinya aku tidak bisa membawa Zio kepada Mama. Apakah perjuanganku selama satu minggu sia-sia?' Batin Qiara.     

Julian menoleh kearah Qiara lalu berkata," Kita akan pergi haru ini, jadi olong siapkan semua keperluan Zio"     

"Maaf tuan, saya tidak bisa ikut karena hari ini saya mau minta izin pulang ke Desa. Ibu saya sedang sakit." Kata Qiara.     

Julian kembali terdiam lalu melihat ekspresi putranya yang kecewa. Ia tidak pernah melihat wajah itu kecuali saat Zio tidak mau ditinggal pergi olehnya.     

Tiba-tiba saja, Zio berlari keluar dari kamar Papa nya.      

"Zio ..." Qiara pun segera menyusul Zio karena ia sangat mengkhawatirkan anaknya.      

Kamar Zio.     

Qiara mencubit pipi Zio saat ia melihat putranya duduk dengan cemberut di atas ranjangnya.      

"Sayang ... Kenapa kamu diam saja?Kalau kamu terus diam bisa jadi kamu seperti Papa mu yang memiliki wajah datar tanpa emosi." Qiara tersenyum sambil mengingat bagaimana ekspresi Julian.     

Julian yang berdiri di depan pintu yang terbuka itu mendengar perkataan Qiara, ia merasa kalau Qiara sangat akrab dengannya.      

'Kenapa dia berani sekali mengatakan itu tentang aku? Muka datar? Tapi, kenapa panggilan itu terasa akrab di hatiku? Siapa pengasuh ini?' Batin Julian sembari mengamati interaksi Qiara dan Zio.     

"Aku sedang marah karena Bibi Lin tidak mau ikut ... " Ucap Zio dengan ketus.     

Qiara pun tersenyum lalu membawa Zio ke pelukannya sambil berkata, " Sayang ... Bibi tidak bisa ikut karena Bibi harus melihat orang tua Bibi yang sakit. Tapi, Bibi akan segera kembali dan saat itu juga kita akan jalan-jakan seharian. Bagaimana?"      

Ekspresi Zio melunak, ia pun tersenyum kembali karena sangat senang.     

Julian semakin penasaran dengan Qiara saat melihat sendiri bagaimana Qiara mampu membuat Zio merasa tenang. Padahal Zio adalah anak yang paling susah di taklukkan bahkan oleh dirinya sendiri saja itu cukup sulit sehingga sering kali memicu kemarahannya.     

Setelah berhasil membuat Zio tenang, Qiara pun segera keluar dari kamar Zio karena ia harus segera kembali ke kosnya.     

Julian yang melihat Qiara akan keluar langsung membalikaan badan lalu pergi.     

Julian duduk di ranjangnya dengan penasaran.      

Hanya dalam waktu satu minggu, Zio sudah bisa ditaklukan oleh pengasuhnya.      

Julian heran kenapa Zio secepat itu mau berinteraksi dengan pengasuh barunya, itu artinya ia mudah menyayanginya. Karena ia tahu betul bagaimana Zio yang tidak akan mau memperdulikan siapapun yang tidak bisa ia terima dalam hidupnya. Seperti saat Viona yang sudah bertahun -tahun mendekatinya tapi tidak pernah berhasil.     

"Apakah kamu sudah mau pergi?"     

Qiara berhenti ketika mendengar suara berat itu.     

" Ya tuan!" Qiara menunduk setelah berbalik kearah Julian.     

"Hati-hati ... " Setelah mengatakan itu Julian segera masuk kembali.     

Qiara bernafas lega karena sampai sekarang Julian tidak tahu siapa dirinya.     

Setelah itu ia pun segera pergi dari rumah Julian karena ia harus segera ke kos lalu berangkat ke kantor YM Entertainment.     

Dari balik kaca jendelanya, Julian mengamati langkah Qiara yang berjalan keluar.      

'Kenapa aku merasa mengenal pengasuh ini, tapi siapa dia? ' Julian terus bertanya-tanya dalam hatinya karena sikap Qiara pagi ini berhasil mengganggu pikirannya.     

Setelah itu, Julian bergegas masuk ke kamarnya karena ia harus bersiap untuk pergi ke kantor.     

Gedung YM Entertainment.     

Beberapa jam kemudian, Qiara akhirnya sampai di gedung YM Entertainment.     

Setelah turun dari taxi. Qiara berlari masuk ke gedung itu dengan tergesa-gesa.      

"Auhh... " Qiara meringis saat terjatuh setelah menabrak seseorang.     

"Hey ... Apa kamu buta? Beraninya kamu menabrak Artis Papan atas di agensi ini."Teriak Asisten dari orang yang Qiara tabrak.     

"Maafkan saya ..." Qiara segera berdiri lalu meminta maaf dengan tulus.     

"Bukankah kamu Qiara ....?"      

Qiara mendongak dan melihat Helena berdiri di hadapannya dengan tatapan kebencian.     

"Bukan ... " Qiara langsung menjawab agar Helena tidak curiga.     

Tepat saat itu, Helena melihat Kevin dan beberapa orangnya berjalan menuju pintu keluar sehingga ia tersenyum licik.     

"Hey ... Siapa kamu? Kenapa kamu mendorongku hingga jatuh? " Tanya Helena dengan ekspresi teraniaya.     

Qiara kaget mendengar pertanyaan Helena yang tiba-tiba.     

"Hey... Tidaklah kamu tahu kalau aku ini adalah artis kelas A di YM Entertaiment. Jika mereka tahu aku diperlakukan seperti ini, mereka bisa menuntut kamu!" Sambung Helena dengan suara sedih dan lemah.     

"Kamu bicara apa? Aku tidak paham? " Tanya Qiara dengan bingung.     

"Apakah yang di katakan oleh Helena itu benar? " Tanya salah seorang perempuan yang berdiri di samping Kevin.     

"Itu tidak benar ... " Jawab Qiara tanpa emosi karena jika dia merasa tidak salah, maka dia tidak mudah goyah.      

"Nona Sinta, apakah dia artis baru di YM Entertaiment? Jika ia, aku pikir YM Entertaiment tidak begitu jeli dalam memilih artisnya. Gadis ini sepertinya memiliki IQ nya rendah, selain itu sikapnya juga mengerikan. Buktinya hari ini, aku tidak punya salah malah di dorong. Sepertinya dia ingin naik dengan membuat skandal denganku." Kata Helena dengan suara lembut kearah Sinta.     

"Saya saksinya ... " Sambut asisten Helena sambil menyeringai kearah Qiara.     

'Aku tahu kalau kamu Qiara. Kamu pikir aku akan membiarkan kamu masuk agensi ini? Kamu pantas hidup di jalanan setelah bercerai dengan Tuan Ju. Aku kasian melihatmu di buang oleh Tuan Ju.'Batin Helena sambil menyeringai jijik kearah Qiara.     

"Siapa kamu! Aku merasa tidak pernah melihat artis seperti kamu di YM. Tapi, jika kamu bermimpi ingin menjadi artis YM, sebaiknya kamu kubur karena kami tidak akan membukakan pintu buat kamu. " Kata Sinta yang merupakan sekretaris CEO YM Entertainment itu.     

"Ayo minta maaf! " Sambung Sekretaris itu lagi sebelum mengusir Qiara pergi.      

"Kenapa aku harus minta maaf? Aku tidak salah dan tidak melakukan apapun. Apakah anda lebih percaya dengannya karena dia adalah artis terkenal disini? Apakah orang baru sepertiku tidak bisa dipercaya? Aku pikir YM akan lebih mudah mengenali mana orang yang benar dan salah. " jawab Qiara dengan santai.      

"Jadi, maksudmu kalau kami sudah salah menilai dirimu? Apakah itu yang kamu pikirkan? " Tanya Sinta dengan sinis.      

"Anda yang bilang begitu bukan saya, karena saya hanya mempercayai orang-orang YM yang tidak pernah salah membedakan mana mulut sampah dan mulut parfum. " Sahut Qiara dengan tenang.     

Kevin melihat Qiara tanpa berkedip. Ia semakin tertarik dengan tatapan Qiara yang tajam, santai dan tidak mudah kepancing emosi saat di pojok kan.     

"Itu benar ... Orang sepertimu yang memiliki mulut sampah dan YM sangat pandai menilainya ... . " Ucap Helena.     

"He ... Sayangnya ... Orang YM tidak sepintar itu jika mereka membenarkan apa yang kamu ucapkan ... Yang namanya sampah walaupun menggunakan pakaian bagus dengan gelar bagus, tapi kelakuannya sampahnya tidak bisa disembunyikan .." Qiara menatap tajam kearah Helena tanpa takut pada apapun.     

Merasa di provokasi, Helena mengepalkan tinjunya lalu dengan cepat ia menggerakkan tangan kanannya untuk menampar Qiara.      

Orang-orang yang bersama Kevin tersenyum licik. Mereka pikir kalau Qiara memang pantas diperlakukan seperti itu karena dia sangat tidak sopan, terlebih pada artis kelas A di YM Entertaiment.      

"Dasar pelacur! "      

Qiara tidak berpaling atau menghindar sedikitpun walau dia tau akan di tampar. Ia malah menyiapkan diri untuk menyambut tamparan itu.      

Mereka semua terdiam kaku saat tangan Helena justru di tangkap oleh Kevin.     

Qiara langsung menoleh kepada Kevin dengan bingung karena ia tidak menyangka jika Sutrada yang terkenal sangat dingin itu akan melakukan hal itu untuk membela artis baru.     

"Jaga sikap mu sebelum kamu dipermalukan! Aku tidak perduli siapa kamu, tapi dia adalah artis yang aku pilih sendiri. Jika kamu sampai menyentuh kulitnya walau hanya sedikit, maka kita akan bertemu di pengadilan. " Kata Kevin dengan tegas seraya menatap tajam kepada Helena.     

Ini adalah pertama kalinya seorang Kevin ikut campur urusan artis kecil karena dia bukan orang yang simpatian atau mudah tersentuh oleh orang lain.      

Dia tidak pernah pacaran atau dekat dengan wanita. Dia selalu di gosipkan memiliki hubungan dengan bos nya sendiri. Dan itu kenyataan yang paling menjijikkan karena semua itu ulah Maxwell yang tidak mau membersihkan dugaan itu.      

'Ada apa sama Pak Kevin? Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya seperti ini. ' Batin Helena dengan wajah yang mulai memerah.     

'Tampaknya artis kecil ini adalah orang sepesial buat Pak Kevin. Tapi, apa mungkin selera Pak Kevin seperti ini?'     

"Jangan bergosip jika kamu tidak mau kena masalah sama Pak Kevin. Bukankah kamu tahu bagaimana tempramen nya dia? "     

'Tentu saja aku tahu. Dia kan perwakilan bos besar YM Grup sekaligus pemilik Agensi ini.     

"Aku berharap bisa melihat bos Maxwell di perusahaan ini, karena jika ada dia musim semi langsung jatuh. Malas juga lihat Pak Kevin yang selalu menghadirkan musim dingin di sini."     

"Ngomong-ngomong tentang bos Maxwell yang tampan dan sangat suka senyum itu. Aku jadi gregetan. Sayangnya, dia tidak suka perempuan makanya Pak Kevin tidak pernah pacaran karena di larang sama Bos Maxwell."     

"Jangan asal bicara kalian, nanti kalau di dengar oleh Pak Kevin kalian bisa di pecat. Sudah, jangan bandingan mereka lagi. Yang penting, mereka memiliki dua kesamaan, tampan dan hebat. "     

Mereka semua langsung terdiam dan Kembali fokus pada perdebatan itu.     

Sementara itu Kevin masih memegang tangan Helena dengan sedikit memberi tekanan.      

"Pak Kevin, apa anda sadar dengan apa yang anda lakukan? " Tanya Helena seraya menggertakan giginya.      

"Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak aku pikirkan sebelumnya." Jawab Kevin sambil melepaskan tangan Helena dengan sedikit kasar.      

"Ayo pergi! " Helena segera mengajak asistennya pergi karena dia tidak mau Kevin semakin mempermalukannya.     

Setelah Helena pergi, Qiara menunduk karena ia tahu sudah salah dan siap menerima omelan Kevin, tapi tidak siap untuk di pecat sebelum melakukan shooting.      

"Masuklah, kamu sudah ditunggu oleh Manager mu. Namanya Aurel." Setelah mengatakan itu, Kevin pergi dari hadapan Qiara karena ia harus segera berangkat menuju Villa Maxwell.     

Semua orang kaget saat Kevin menyebut nama Aurel yang merupakan Manager terbaik di YM Entertaiment. Seberapa spesial artis baru itu sehingga ia mendapat Manager kelas satu di YM Entertainment itu? Pikir mereka semua.     

"Beruntung banget dia mendapat Miss Aurel. Biasanya Miss Aurel hanya menangani artis kelas A, tapi kenapa sekarang dia diberikan artis baru?"     

"Kalian jangan salah, Pak Kevin merupakan Sutradara yang sangat luar biasa, dia bisa merangkap tugas dengan baik. Dia juga bisa melihat mana artis yang akan sukses di masa depan. Walaupun orang itu terlihat sangat bodoh di mata orang lain. '     

"Kalau dilihat dari caranya melawan Helena, dia sepertinya bukan perempuan sembarangan."     

Para artis yang mendengar apa yang Kevin katakan itu, terus berbisik satu sama lain karena mereka pikir kalau ini terlalu berlebihan bagi seorang pendatang baru yang belum juga dikenal.      

Sementara itu Qiara bergegas mencari ruangan Aurel.     

Tepat saat itu, Qiara berhenti ditengah -tengah sekumpulan orang yang sedang menonton TV dan beberapa orang yang heboh dengan ponsel mereka.     

Seketika itu Qiara menoleh kearah TV karena penasaran apa yang membuat kehebohan itu.     

Dilayar TV itu, Qiara bisa melihat ekspresi dingin dan mengerikan Julian yang sedang di kelilingi oleh wartawan di depan kantornya.     

"Apakah Tuan Ju akan kembali ke Eropa?"      

Pertanyaan wartawan membuat hati Qiara berdebar hebat karena ia sangat khawatir akan di pisahkan lagi dengan Zio jika Julian kembali ke Eropa.     

"Saya tidak akan kembali ke Eropa lagi, karena saya dan anak saya sudah sangat nyaman di kota A. Maaf baru muncul sekarang, karena saya sangat sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun putra saya yang akan digelar nanti malam. '     

Mendengar apa yang Julian katakan, mereka semua terkejut. Mereka tidak menyangka kalau Tuan Ju memiliki seorang anak, lalu siapa istrinya?     

Yang mereka tahu kalau Tuan Ju kembali untuk menikah dengan pemilik Istana Flory.      

"Bukankah tuan Ju belum menikah? Bagaimana mungkin dia sudah memiliki anak? Selain itu dia akan menikah sebentar lagi. Apakah tuan Ju sudah menikah dengan diam-diam?"     

"Aku memang pernah mendengar Tuan Ju sudah memiliki istri, tapi tidak pernah di sorot media. Mungkin anak yang kemarin dengannya datang itu adalah anak dari istrinya yang dulu."     

"Apa mungkin karena istrinya jelek atau tidak suka muncul di layar kaca makanya tidak pernah di perkenalkan? "     

"Sepertinya istri Tuan Ju bukanlah perempuan dari kalangan baik-baik makanya di rahasiakan agar tidak membuat malu keluarga besar JJ. "     

Qiara gemetaran mendengar bisik-bisik mereka semua. Dialah istri Julian tapi tidak bisa muncul di depan awak media bukan karena dia jelek, hanya saja dia terlalu bodoh untuk mengakui betapa hebatnya dia bisa menjadi Nyonya Ju. Tapi, semua sudah terlambat, kemungkinan besar Julian tidak akan menerimanya jika dia ingin kembali.     

'Kenapa pagi tadi Julian tidak mengatakan apapun soal ulang tahun Zio? 'Batin Qiara dengan bingung.     

Qiara mencoba mengingat-ingat, jika memang hari ini ulang tahun Zio, tapi kenapa putranya itu tidak menyinggungnya sama sekali dari kemarin-kemarin. Semua pelayan juga bersikap biasa saja dan tidak terlihat ada yang sedang menyiapkan pesta ulang tahun.     

'Apakah karena hari ini ulang tahun Zio makanya Julian mengajaknya jalan- jalan?' Qiara terus membatin sambil berjalan pelan menuju ruangan Aurel.     

Beberapa saat kemudian.     

Setelah bertanya di beberapa orang, Qiara akhirnya menemukan ruangan Aurel.     

"Permisi!" Sebelum masuk Qiara mengintip terlebih dahulu untuk memastikan kalau Aurel ada di ruangannya.      

"Masuklah!"      

Mendengar suara lembut yang memintanya masuk itu, Qiara pun langsung masuk.     

Tidak lama kemudian, Qiara berdiri didepan Aurel dengan gugup karena wanita di depannya terlihat sangat berwibawa dan elegan. Auranya sebagai Manager terbaik di YM begitu sempurna di mata Qiara sehingga ia langsung mengagumi sosok Aurel yang baru ia temui itu.     

"Jadi ini artis baru yang membuat Kevin memohon padaku? Siapa kamu dan ada hubungan apa kamu sama Kevin? " Tanya Aurel tanpa basa basi.     

Aurel dikenal sebagai Manager yang galak dan disiplin, sangat jarang ada artis yang bisa bertahan dengannya. Namun, hanya mereka yang mau menjadi bintang besar yang sanggup menghadapi Aurel.     

"Nama saya Liana. Saya mengenal Pak Kevin saat saya diberi kesempatan untuk menjadi artis YM Entertainment. Itu saja!" Jawab Qiara dengan tegas.      

"Benarkah? " Aurelia menatap Qiara dengan curiga karena dia bukan tipe orang yang mudah percaya pada orang lain.     

"Saya bisa pastikan kalau saya berkata jujur." Jawab Qiara tanpa banyak berfikir.      

"Baiklah Liana, mari bekerja bersama saya. YM Entertainment sudah lama tidak mengeluarkan bintang baru, dan sudah lama juga kami kehilangan bintang besar kami. Saya akan menjadikan kamu bintang berikutnya karena kamu langsung di rekomendasikan oleh Kevin. " Aurel menjulurkan tangannya setelah mengintrogasi Qiara.     

Aurel sangat percaya pada Kevin, setiap yang dai rekomendasikan pasti memiliki nilai yang tinggi.     

Qiara bernafas lega, ia langsung menjabat tangan Aurel dengan semangat.     

"Tolong bimbing saya! "     

"Tentu saja. Sekarang kamu harus bersiap-siap karena sebentar lagi kita akan berangkat ke Villa untuk adegan Shooting tokoh kedua. Kita di sana selama satu minggu penuh." Kata Aurel sambil menyerahkan selembar kertas untuk di tanda tangani oleh Qiara.     

"Maaf, bukankah acara shootingnya besok? " Tanya Qiara dengan sedikit ragu karena itu yang dia dengar dari artis lainnya.     

"Betul. Hari ini dijadwalkan agar kamu datang ketemu saya, lalu pergi dan beristirahat selama semalam karena besok pagi kita sudah mulai shooting. " Jawab Aurel dengan tegas.      

"Tapi, apakah saya boleh berangkat malam ini? Karena ada urusan yang harus saya selesaisaikan agar tidak menghambat pekerjaan saya besoknya. "Qiara berharap Aurel mengabulkan permintaannya.     

Aurel diam sambil menatap Qiara. Ia bisa merasakan ada hal yang unik dari tatapan Qiara. Tulus dan jujur, itu yang dai lihat.     

"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya padamu. Jangan sampai kamu telat besok! " Setelah mengatakan itu, Aurel meninggalkan Qiara di ruangan itu karena dia harus segera melakukan persiapan.     

'Syukurlah aku diizinkan. Kalau begitu, aku harus mempersiapkan diri agar bisa melihat Zio meniup lilin dan memotong kuenya nanti malam, tapi aku tidak bisa menjadi Bibi Lin karena itu akan membuat Julian curiga padaku. Aku akan masuk diam-diam! 'Batin Qiara.     

Setelah membatin Qiara pun segera keluar dari ruangan Aurel dengan senyum yang lebar.     

Kantor Pusat JJ Grup.     

Siang itu Julian kembali ke kantor setelah bertemu Klien nya.     

Tepat saat itu Julian mengerutkan keningnya melihat mobil Nathan berhenti di depan mobilnya.      

Julian dan Nathan turun dari mobil mewah mereka masing-masing secara bersamaan.      

Mereka berdua memiliki kaki yang panjang dan wajah tampan karena mereka adalah adik kakak maka tidak heran mereka terlihat sangat mirip perbedaan yang paling mencolok adalah warna kulit Nathan lebih putih dari Julian.      

Julian menggunakan jas hitam mewah jahitan tangan desainer terkenal dan menggunakan dalaman berwarna hitam pula yang dipadukan dengan dasi bercorak zebra hitam dan putih.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.