Istri Kecil Tuan Ju

Ada Apa Dengan Julian?



Ada Apa Dengan Julian?

0Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa Qiara sudah menyelesaikan syutingnya. Ia pun langsung pulang menggunakan taxi saat ia mengingat akan janjinya pada Zio.     
0

Rumah Julian.     

Setelah menempuh perjalan yang cukup jauh. Qiara akhirnya sampai di rumah.     

"Bibi Liu, apakah tuan Ju sudah pulang?"Tanya Qiara ketika ia tidak menemukan Julian di kamarnya. Dia pun panik karena itu sudah jam sepuluh malam.      

Sayang sekali, Qiara pulang saat Zio sudah tidur sehingga ia tidak bisa bertemu dengannya dan merasa bersalah karena tidak menepati janji nya.     

"Tuan pulang sore tadi. Tapi, tuan pergi lagi setelah mengambil sesuatu yang tidak saya tahu. " Jaeab Bibi Liu dengan ramah.     

"Apakah dia mengatakan akan kemana? " Tanya Qiara.      

"Ekspresi Tuan sangat gelap, sehingga saya tidak berani menanyakan sesuatu padanya. "      

"Baiklah, terimakasih Bibi Liu! " Setelah mengatakan itu, Qiara kembali ke kamarnya.     

Selesai mandi dan mengenakan pakaiannya, Qiara masih tidak menemukan Julian pulang. Ia pun melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.      

Karena tidak bisa tenang, Qiara pun langsung menghubungi Julian.      

Tidak menunggu lama, Julian pun mengangkat panggilannya.      

"Halo sayang? " Terdengar suara berat dari seberang telpon yang membuat Qiara sedikit cemas.      

"Aku sudah pulang ke rumah, kenapa kamu tidak ada. Apakah kamu lembur? " Tanya Qiara dengan suara yang lembut.     

"Ada sedikit masalah. Jika kamu ngantuk maka kamu boleh tidur duluan dan jangan menungguku! " Jawab Julian.      

"Kenapa suaramu seperti sedang menahan rasa sakit. Katakan ada apa denganmu! " Qiara bisa merasakan kalau ada yang tidak beres dengan nada suara Julian.      

"Sayang, aku akan pulang sekarang!" Setelah mengatakan itu, Julian menutup telponnya tanpa menjawab pertanyaan Qiara.      

Seketika itu Qiara tambah khawatir dan menjadi resah.      

'Ada apa dengan Julian, kenapa dia terdengar sedang kesakitan. Dia juga mengabaikan pertanyaanku, apakah ada sesuatu yang terjadi? ' Batin Qiara sambil mondar -mandir di kamar yang luas itu dengan perasaan yang tidak tenang.     

Bosan di kamar, Qiara keluar dan berinisiatif untuk menunggu Julian di ruang tamu.      

Beberapa saat kemudian.     

Julian akhirnya pulang pada jam dua belas malam. Setelah membuka pintu utama, Julian terkejut saat melihat Qiara duduk di sofa. Dia pikir istrinya itu sudah tidur ternyata tidak.     

Sambil mengatur senyumnya, Julian berjalan menghampiri Qiara yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menahan kantuknya berulang kali.     

Mendengar suara langkah kaki, Qiara terkejut dan langsung menoleh kearah sumber suara.     

"Sayang, kenapa kamu belum tidur? Bukanlah kamu lelah. "Tanya Julian setelah dia duduk di samping Qiara.      

Belum sempat menjawab, perhatian Qiara tertuju kepada tangan Julian. Seketika itu ia memegang tangan Julian dengan panik.      

"Katakan padaku apa yang terjadi?" tanya Qiara sambil menatap Julian dengan cemas.     

Hati Julian terasa hangat saat melihat Qiara menggenggam erat tangannya. Setelah itu ia berkata,"Ini cuma luka kecil, kamu tidak perlu khawatir. Oh iya, apakah Bintang Kecil sudah tidur?"     

Julian tidak mau menjelaskan yang sebenarnya karena dia tidak mau membuat Qiara khawatir. Terlebih jika Qiara tahu kalau dia sudah bertemu Virsen. Bisa-bisa Qiara akan menyalahkan dirinya.      

"Apakah kamu benar-benar tidak apa-apa?". tanya Qiara lagi yang masih belum bisa mempercayai perkataan Julian.      

Tanpa menjawab Julian menarik Qiara ke pelukannya. Seketika itu jantung Qiara berdetak kencang dengan kecepatan yang tinggi. Qiara merasa nyaman dan aman dalam pelukan Julian. Tapi, dia masih merasa canggung karena sudah terlalu lama berpisah.      

"Dua hari lagi adalah ulang tahunmu bersama Zio. Kalian lahir di hari dan bulan yang sama. Apa yang kamu inginkan, maka aku akan mengabulkannya. " tanya Julian dengan lembut setelah melepas pelukannya.     

Mendengar pertanyaan Julian, Qiara langsung menatap wajah Julian dengan ekspresi yang rumit.      

"Ulang tahun? Aku tidak pernah merayakannya karena aku tidak suka?"      

"Benarkah? Tapi, aku dan Zio selalu merayakan ulang tahunmu setiap tahun. Oleh karena itu kali ini aku bertanya padamu karena tahun-tahun sebelumnya aku tidak bisa bertanya." Ujar Julian.     

Qiara memeluk Julian sambil menangis karena apa yang Julian katakan terasa menusuk dalam hatinya. Ia merasa tidak pantas mendapatkan banyak hal dari Julian dan Zio yang sudah ia tinggalkan.     

"Apakah aku sudah sangat menyakitimu dan Zio? Apakah aku sudah jahat pada kalian? "     

Julian terdiam mendengar sekian pertanyaan Qiara yang ditemani oleh isak tangis yang memilukan.     

"Jangan menangis, kami tidak pernah membencimu. Selain itu, kami selalu merindukanmu. Itulah sebabnya kami selalu merayakan ulang tahunmu. " Kata Julian sambil menyeka air mata Qiara setelah itu ia mengecup kening Qiara.     

"Terimakasih! " Qiara menunduk karena tidak malu memperlihatkan wajahnya.     

Julian tersenyum melihat wajah sedih istrinya yang galak dan keras kepala itu. Sisi yang paling menggemaskan bagi Julian adalah saat Qiara menangis dan merengek padanya.     

"Ya sudah, ayo kita tidur di kamar Zio. Sepertinya itu akan lebih seru! "Kata Julian sambil memegang tangan Qiara.     

Qiara pun langsung mengangguk dan mengikuti suaminya ke kamar Zio.     

Mereka bertiga pun kembali tidur bersama dengan nyenyak dan nyaman.     

Keesokan paginya.     

Setelah memastikan Julian dan Zio pergi ke kantor dan sekolah. Qiara pun segera kembali ke kanarnya.     

Tepat saat itu, ponsel nya berbunyi. Seketika itu ia mengangkatnya karena itu dari Aurel yang merupakan Managernya.     

"Halo kak Aurel ... ? " Sapa Qiara lebih dulu setelah ia menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Liana, hari ini kita akan ke pesta pernikahan pak Sandy dan Helena. Jadi, kamu harus datang karena ini perintah. Tapi, aku tidak bisa menjemputmu, jadi kamu berangkat sendirian tidak apa-apa kan? " Kata Aurel dari seberang telpon.      

Qiara mengehelai nafas karena dia tidak ingin pergi ke pernikahan saudara tirinya itu. Tapi, dia tidak mungkin menolak perintah Aurel.     

"Baiklah, saya akan datang!"     

"Baguslah. Kalau begitu, aku akan tutup sekarang!"     

Setelah bicara dengan Aurel, Qiara pun segera bersiap-siap.      

Akan tetapi Qiara lupa memberitahu Julian tentang ia yang akan datang ke pesta itu karena dia terburu-buru untuk menyusul Aurel.     

Itu sudah menunjukkan jam 9 pagi, langit sangat cerah seakan mendukung hari bahagia Helena dan Sandy itu.      

Tidak lama setelah itu, Qiara sudah selesai berdandan lalu keluar dari kamar menggunakan gaun yang merupakan rancangan terbaik dari sahabat Maxwell itu lagi.     

Merasa semuanya sudah lengkap, Qiara segera pergi meninggalkan rumahnya.     

Tidak lama kemudian, dia berhenti di salah satu Mall untuk membeli hadiah menggunakan kartu kredit yang Julian berikan.      

Tepat saat itu ia tidak sengaja bertemu dengan Yumi     

"Qiara... Kamu ngapain disini? " Tanya Yumi sambil tersenyum.     

Belum sempat Qiara menjawab, manager Yumi menyela pembicaraan mereka dengan mengatakan, " Wow .... Gaun anda indah sekali, anda beli di butik mana?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.