Istri Kecil Tuan Ju

Terlalu Baik.



Terlalu Baik.

0Melly merasa tidak enak jika Rena yang menyetir, namun dia tidak bisa membantahnya. Ia pun segera keluar dari mobil lalu masuk ke sebelahnya.      
0

Sedang Rena melompat dari belakang menuju bangku pengemudi.      

Sementara itu. Jhonatan sampai dia depan sebuah Restauran mewah, ia mengambil parkir cukup jauh dari area Restauran. Sedangkan Yumi sibuk memperhatikan orang - orang yang berlalu lalang di jalan karena ini kali pertama ia masuk kawasan elit itu.     

"Yumi ... Kamu tunggu sebentar di mobil! Aku tidak akan lama." Kata Jhonatan setelah dia parkir.      

"Iya. " Jawab Yumi sambil menganggukkan kepala nya.      

Setelah menutup bagian atas mobil agar Yumi tidak kepanasan. Jhonatan pun segera memasang kaca matanya lalu keluar dari mobil.      

Tidak lama setelah itu, Jhonatan berdiri tegak di depan pintu Restauran.      

"Hallo Beni! Apa kabar? " sapa Natan pada teman lamanya itu.      

"Kabar baik. Ada apa kamu kesini? Apakah untuk makan atau ada hal lain? " sahut Beni seraya mempersilahkan Natan duduk.      

"Hahaha... Maaf karena memintamu datang kesini secara mendadak. Tapi, aku butuh bantuanmu! "     

Natan mencoba tersenyum setelah mengatakan itu. Ia tau kalau Beni akan selalu membantunya dalam setiap keadaan.      

"Katakan saja! " ucap Beni dengan senyum yang khasnya.      

"Aku ingin kamu menerima kariyawan paruh waktu disini. Dia temanku dan sangat mmebutuhkan pekerjaan. " Jelas Natan.      

"Oke. Dia boleh bekerja mulai besok."      

Natan tertawa mendengar perkataan Beni yang sangat mudah mengiyakan permintaannya. Beni adalah lelaki tulen, tapi gelagatnya kayak perempuan. Tidak jarang Natan merasa geli dengan tingkahnya. Selain itu, Beni sangat menyukai Natan sehingga ia selalu mengujutkan permintaan Natan.      

"Hei... Beni! Kenapa kamu begitu murahan? Harusnya aku memohon padamu. Tapi, kamu malah mengatakan iya dengan mudah." Kata Natan sambil memukul bahunya.      

"Hahah... Apa sih yang enggak buatmu. " ucap Beni selayaknya perempuan yang nakal.      

"Baguslah kalau begitu. Ya sudah, aku akan memintanya datang sekarang biar bisa bertemu dengan kamu. " Kata Natan.      

Setelah mengatakan itu, Natan pun langsung membuat panggilan kepada Yumi untuk memintanya masuk ke Restauran.      

Tidak lama setelah menerima panggilan. Yumi pun keluar dari mobil, lalu dengan segera dia masuk ke Restauran itu dengan malu - malu.      

"Ini temanmu? " Tunjuk Beni seraya menyeringai kepada Yumi yang baru saja di sapa Natan setelah dia tiba di meja tempat Natan dan Beni duduk.      

"Iya. Dia temanku namanya Yumi. " Jawab Natan setelah mempersilahkan Yumi duduk.      

"Yumi, kenalin kalau ini adalah temanku sekaligus pemilik Restauran ini. Namanya Beni!" Kata Natan lagi yang tidak lupa memperkenalkan Beni pada Natan.      

"Hallo Pak Beni! " Sapa Yumi dengan sopan.      

"Yaaa... Jangan panggil aku bapak! Aku tidak pernah menikah dengan Ibumu. Panggil aku Beni, selain itu aku ini seumuran dengan Natan. Tapi, aku memilih bisnis daripada kuliah. " Kata Beni dengan kesal.      

"Ohhh... Maafkan aku!" Kata Yumi dengan penuh penyesalan..      

"Ya sudah. Lupakan saja! Mulai besok kamu bisa kerja di Restauran ini     

 " Ucap Beni sambil tersenyum     

Yumi kaget dan langsung menoleh kepada Natan.      

"Iya, dia benar. Mulai besok kamu bisa kerja disini. " Kata Natan memperjelas maksud Beni.      

"Apa? Aku tidak pernah memasukkan lamaran keisni. Dan juga, Restauran ini sangat mewah. Aku khawatir akan mengecewakan karena pisikku. " Kata Yumi sambil menunduk.      

"Itu tidak masalah. Beni akan menuntunmu untuk menjadi pegawai yang baik. Aku merekomendasikanmu pada Beni " jelas Natan.      

"Ummm... Baiklah! Saya akan berusaha menjadi pegawai yang baik. Terimakasih karena sudah menerima saya bekerja disini. " Kata Yumi dengan ekspresi penuh rasa sukur.      

"Anggap saja aku sedang baik hari ini. " Kata Beni sambil memperhatikan Yumi.      

Dia senang dengan teman Natan itu perempuan yang tidak cantik. Tapi, dia merasa bingung harus menempatkan Yumi dimana. Karena pegawai wanitanya ada yang gendut dan semuanya cantik dan seksi.      

Setelah pembicaraan itu. Natan, Yumi serta Beni menikmati obrolan ringan mereka dengan secangkir teh hangat.      

Di waktu yang sama. Julian sedang berada di mobilnya menuju kantornya setelah membawakan kuliah. Dia tidak sempat menanyakan keberadaan Qiara karena dia terburu - buru untuk melakukan rapat.      

"Bos, bukankah itu Nyonya Qiara?"     

Mendengar perkataan Pak Joni. Julian pun langsung menoleh keluar jendela mobilnya. Seketika itu ia melihat Qiara sedang berjalan dalam keadaan lemah.      

"Berhenti pak! " seru Julian dengan wajah khawatir.      

Seketika itu Pak Joni pun langsung berhenti. Namun, Julian semakin geram saat melihat empat preman sedang mengganggu Qiara.      

Sebenarnya Qiara kabur dari rumah sakit karena dia tidak menyukai rumah sakit semenjak ia menemukan kakak nya meninggal dunia.      

Dengan cepat Julian membuka jasnya dan mlepas dua kancing kemejanya setelah melihat melonggarkan dasinya.      

Karena itu di jalan yang cukup ramai pejalan kaki. Penampilan Julian pun jadi sorotan. Terlebih banyak perempuan yang berlalu lalang di jalan itu.      

"Aaaaaa ... Bukankan itu Tuan Ju? Dia tampan banget ... Tubuh nya sangat bagus dan seksi. Rasanya aku ingin meraba dan memeluknya. "     

Suara teriakan histeris para perempuan yang ada di sekitar jalan itu terdengar riuh saat melihat Julian berjalan dengan eskpresi gelap.      

"Apa dia malaikat yang lagi tersesat di bumi? Apa dia seorang pangeran yang lagi di kutuk. Aduhhh ... Rasa nya aku mau pingsan di dadanya .... Tolong aku! " Suara histeris para perempuan yang tidak bisa menahan diri mereka itu tidak membuat Julian menyadari kalau dia sedang menjadi pusat perbatian. Sebab otak nya hanya ada Qiara. Gadis kecil berharga yang merupakan istri yang dia kashi.      

Ada beberapa dari perempuan itu pingsan di tempat dan ada juga yang mengeluarkan darah dari hidung nya. Mereka menganggap kalau Julian adalah pemandangan langka yang bisa mereka lihat di jalan itu.     

"Ada apa itu? Kenapa para gadis bodoh itu berteriak histeris? Apalagi sampai ada yang pingsan begitu. Benar - benar lebay." Tanya Fanya yang terpaksa berhenti ketika melihat orang ribut.      

Karena penasaran. Fanya pun langsung mengenakan kaca mata hitam nya agar terlihat elegan dan tidak banyak yang mengenalinya. Setelah itu ia turun dari mobilnya.      

"Sepertinya ada aktor Korea yang datang kesini. Atau mungkin ada orang jahat atau selebritas lainnya."Jawab sekretarisnya yang membuat dugaan sendiri.      

"Ayo kita lihat! "ucap Fanya seraya membuka mobil.      

"Tunggu bos! Bukankah kita sedang terburu - buru? " Tanya sekretarisnya Fanya sambil mengerutkan keningnya.      

"Tidak apa - apa! Kita masih punya waktu beberapa menit!" Jawab Fanya sambil melanjutkan langkahnya.      

Sang Sekretaris pun mengangguk lalu mengikuti Fanya di belakang dengan patuh.      

Di waktu yang sama. Julian sudah sampai di lokasi. Tatapannya menyala buas saat melihat sang istrinya di perlakukan dengan kasar.      

"Hentikan! " Teriak Julian dengan dengan suara yang mengerikan.      

Seketika itu para preman pun berhenti mengganggu Qiara lalu menatap Julian dengan heran karena mereka tidak mengenali Julian sama sekali.      

"Julian... ?" ucap Qiara dengan tatapan yang sayu.      

"Siapa kamu? Kenapa kamu membawa banyak pasukan wanita? " Tanya salah satu preman itu sambil melihat kumpulan wanita yang tidak jauh dari arah belakang Julian.      

"Kamu tidak perlu tau siapa aku! Sekarang lepasin dia! "kata Julian sambil menunjuk kepada Qiara yang sedang di tahan dua pereman lainnya.      

Mendengar suara dingin dan mengerikan dari Julian.      

Mereka langsung tertawa dan meremehkan Julian.      

"Bos. Haruskan aku habisi mereka? " tanya Joni yang nyatanya bukan sekedar sopir biasa melainkan pengawal pribadi Julian.      

"Aku akan menghabisi mereka yang sudah berani menyentuh miliku. "Kata Julian.      

Mendengara perkataan Julian. Joni pun segera undur diri dari samping Julian     

"Siapa kamu lelaki sialan? Apa kamu sedang bercanda meminta kami melepaskan gadis ini? Ohhh ... Atau kamu ingin memilikinya dan mengajak nya tidur denganmu? Karena kamu sepertinya sudah tidak tahan. Jika kamu menginginkannya maka berikan kami uang. Sejujurnya kami tidak suka sama gadis kecil yang lemah."Ucap salah satu preman itu.      

"Jangan banyak omong! Segera lepaskan dia kalau tidak aku akan memastikan kalian menyesal" ucap Julian sambil menggertakan giginya.      

Mendengar apa yang Julian katakan. Mereka semua langsung mengeluarkan tawa yang cukup keras dengan aksen yang sangat mengejek.     

"Hahahaha … "      

Para wanita yang tadi mengikuti Julian. Maju lebih dekat lagi untuk melihat apa yang akan terjadi pada Julian dan para preman itu.      

Tidak lama setelah itu, mereka pun menghentikan tawanya lalu menatap tajam ke arah Julian di hadapannya sambil menyunggingkan senyuman yang lebar.      

"Kalu begitu majulah! " Kata salah satu dari mereka.      

Mendengar perkataan sombong lelaki itu, Julian tidak bergeming sedikit pun. Ia malah memasang wajah tenang sambil mengepalkan tinjunya.      

Orang yang tadi berkata sombong pada Julian pun wajahnya mulai berubah menjadi merah padam melihat ekspresi Julian yang tidak takut.      

Ia benar-benar merasa terprovokasi oleh ekspresi dan tatapan tenang Julian.      

Tidak lama setelah itu, ia mengarahkan pisau pada Juliaan.      

'Ohh ... ? Bukankah itu Tuan Ju? Kenapa orang terhormat seperti dia malah berada di jalan untuk memgahdapi para preman? Bukankah dia punya pengawal yang banyak? Dia suami indamanku, kenapa para lelaki bodoh itu berani sekali menjulurkan pisau ke padanya? Tidakkah mereka sadar siapa yang mereka sedang hadapi?' Batin Fanya dari balik ke rumunan tanpa berkedip sedikit pun ketika fokus pada Julian.      

"Ohhh ... Tuan Ju! Dia tidak boleh kena tusuk! Dia harus selamat! Kalau tidak para preman itu akan kena hukuman mati. " Teriak salah seorang gadis dengan khawatir ketika melihat pisau yang di keluarkan oleh lelaki itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.