Istri Kecil Tuan Ju

Panik



Panik

0"Anu Tuan ... Maksud saya, Ny. Pergi membawa kopernya setelah Tuan pergi siang tadi. "Kata kepala pelayan dengan gemeteran karena dia takut akan kena marah Julian.      
0

Mendengar jawaban pelayannya, Julian semakin hilang ketenangan, dia sudah seharian mengendalikan dirinya agar bisa tenang, tapi sekarang malah makin kacau.      

"Kemana dia pergi? Apakah dia mengatakannya padamu? "Tanya Julian lagi dengan tatapan sinis.      

"Tidak Tuan, Ny. Malah meminta saya untuk tidak memberitahu anda." jawab Kepala pelayan sambil menggelengkan kepalanya dengan ekspresi takut.      

Tanpa mengatakan apapun lagi, Julian langsung mengecek ponselnya untuk mencaritahu keberadaan Qiara. Namun, dia kaget ketika menemukan lokasi ponsel Qiara ada di kamarnya. Dengan cepat Julian berlari menuju kamar Qiara.      

Tidak lama kemudian. Julian sampai di kamar Qiara. Ia menemukan ponsel, ATM dan kartu kredit Qiara diatas ranjang.      

Julian pun, tidak lupa untuk mengecek lemari Qiara.      

"Qiara ... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah kabur begini? Kamu masih sakit. "Ucap Julian sambil menggertakkan giginya.      

Tidak lama setelah itu, Julian memeriksa CCTV yang berada di depan gerbangnya. Seketika itu ia bisa melihat taxi yang Qiara gunakan.      

Setelah mencatat nomer taxi. Julian langsung membuat panggilan kepada Andi.      

"Hallo Bos?"      

Setelah lama mendengar suara tut, Julian pun, bisa mendengar suara.      

"Bantu aku untuk memeriksa sesuatu!" Seru Julian.      

"Apa itu bos? " tanya Andi dengan penasaran.      

"Cek kemana taxi yang membawa istriku. Nomer taxinya akan aku kirimkan padamu. "Jelas Julian.      

"Baik bos? "     

Setelah mendengar jawaban Andi, Julian pun menutup telponnya lalu mengirim nomer taxi itu.      

Bebepa jam berlalu, Julian sudah selesai membersihkan dirinya. Ia duduk di pinggir ranjang sambil mengecek ponselnya.      

Tepat saat itu, Andi menelpon lagi. Julian pun langsung menggeser icon warna hijau di ponselnya.     

"Hallo. "     

"Hallo Bos! Aku sudah menemukak kemana istri Bos. " Jelas Andi.      

"Katakan! " sahut Julian dengan nada suara yang dingin.      

"Istri bos ada di Asrama Kemas."      

Tanpa mengatakan apapun, Julian menutup panggilannya. Setelah itu, ia bergegas mengambil mantelnya lalu keluar dari rumah tanpa menghiraukan pelayan yang memanggilnya untuk makan.      

Sepanjang perjalanan, fikiran Julian tidak tenang. Dia teringat Qiara yang masih sakit.      

'Qiara maafkan aku! Aku tidak akan membiarkanmu tinggal jauh dari sisiku. Jadi, tolong jangan tolak aku jika aku menjemputmu. 'Batin Julian seraya menyangga kepalanya dengan ekspresi yang rumit.      

Tidak lama kemudian, mobil Julian parkir di depan Asrama. Madam Dwi langsung keluar ketika melihat mobil mewah itu berhenti tepat di depan pintu utama.      

Madam Dwi berdiri menunggu orang yang masih ada di dalam mobil.      

'Siapa malam - malam begini datang ke Asrama? Ini sudah jam 9 malam. 'Batin Madam Dwi dengan heran.      

Melihat madam Dwi sudah berdiri di depan pintu. Julian pun langsung keluar dari mobilnya.      

'Tuan Ju? Ada perlu apa dia ada sini malam-malam begini?' Batin Madam Dwi ketika melihat Julian sudah berdiri di samping mobilnya.      

"Selamat malam Tuan Ju! Ada yang bisa saya bantu? " sambut Madam Dwi dengan penuh hormat.      

"Saya ingin menjemput seseorang. Apakah saya boleh masuk? " kata Julian tanpa emosi.      

Madam Dwi terdiam. Dia sudah membuat peraturan yang keras kalau lalaki tida boleh masuk ke Asrama yang ada dalam pengawasannya. Tapi, ini adalah Tuan Ju yang sangat berpengaruh di kota A. Akan tetapi, siapakah wanita yang dia ingin jemput? Fikir Madam Dwi.      

"Haruskah saya menerobos masuk? "Tanya Julian dengan sinis karena dia sudah tidak sabar untuk milihat Qiara.      

"Maaf Tuan Ju! Peraturan tetap peraturan. Sebaiknya, anda beritahu siapa yang ingin anda jemput. Maka saya akan memanggilnya untuk anda."Kata Madam Dwi dengan penuh hormat.      

Julian menarik nafas dalam. Dia tidak mungkin merusak kehormatannya dengan menerobos masuk ke Asrama. Tapi, dia tidak bisa menunggu lebih lama untuk memriksa kondisi Qiara.      

"Qiara ... Dia baru masuk siang tadi. " Jawab Julian setelah menarik nafas dalam untuk mengendalikan emosinya.      

Madam Dwi semakin penasaran dengan jawaban Julian. Dia tidak menyangka kalau yang dicari adalah gadis yang tadi siang menelponnya.      

"Baiklah Tuan, silahkan duduk sebentar! Saya akan segera memanggil Qiara untuk anda. " Kata Madam Dwi saraya mempersilahkan Julian duduk di ruang tamu Asrama.      

Tepat saat itu, Madam Dwi melihat Yumi keluar dari lift lalu berlari menghadapanya.      

"Kenapa kamu berlari malam - malam begini? Apa kamu lagi melakukan proses diet? " Tanya Madam Dwi dengan heran.      

"Bukan Madam. Tapi, saya ingin meminta anda untuk memanggil Ambulance, karena teman kamar saya sedang sakit. Badannya panas dan dia terus mengigau. "Jelas Yumi dengan panik.      

Madam Dwi pun langsung panik mendengar kabar dari Yumi. Tiba - tiba dia teringat siapa teman kamar Yumi.      

"Tunggu dulu! Bukankah teman kamarmu bernama Qiara" tanya Madam Dwi.      

"Benar Madam. Dia adalah Qiara dan sekarang dia sedang sakit dan tubuhnya sangat panas. " Jawab Yumi dengan ekspresi panik.      

"Siapa yang sakit? " Tanya Julian. Yang perasaannya mulai tidak enak.      

Yumi terdiam ketika melihat sosok Julian yang penuh karismatik. Dia adalah kakak dari orang yang dia sukai. Jadi, dia berfikir untuk bersikap lebih sopan padanya.      

"Ohhh... Tuan Ju? Selamat malam!" Sapa Yumi dengan penuh hormat.      

"Ini bukan saatnya kamu menyapaku. Tapi, kawab dulu pertanyaanku! Siap yang sakit? "kata Julian dengan sinis.      

Seketika itu Yumi bergidik ngeri lalu menunduk karena takut.      

"Tuan Ju! Teman kamarnya adalah Qiara. Jadi, yang sakit itu Qiara. " Jawab Madam Dwi mewakili Yumi yang ketakutan.      

"Dimana kamarnya? " Tanya Julian dengan nada suara yang tinggi. Ada ketakutan dalam tatapanya. Dia takut Qiara akan meninggalkannya sebagimana Vania pergi tanpa sepengetahuannya.      

" Saya akan mengeceknya untuk anda. "Kata Madam Dwi yang belum juga bisa mengijinkan Julian untuk masuk karena dia lelaki. Setelah mengatakan itu, Madam Dwi langsung berbalik lalu berjalan menuju lift tanpa menunggu persetujuan Julian.      

Namun, yang tidak di duga oleh Madam Dwi adalah. Julian berlari memghampirinya ketika pintu lift hampir tertutup.      

"Tuan Ju? Apa yang anda lakukan? "Tanya Madam Dwi dengan sinis setelah pintu lift tertutup.      

"Kalau terjadi apa - apa sama Qiara karena anda tidak mengijinkan saya masuk. Maka saya akan menutup Asrama ini. " Kata Julian mengancam Madam Dwi. Seketika itu Madam Dwi terdiam lalu membiarkan Julian untuk mengikutinya.      

Tidak lama kemudian, mereka sampai di lantai tempat kamar Qiara dan Yumi berada.      

Melihat Julian datang, semua mahasiswi yang kamarnya ada di lantai itu. Langsung keluar dan histeris. Mereka tidak menyangka dengan tindakan penjaga Asrama mereka yang sekalinya ngijinin cowok masuk, itu adalah cowok tampan dan paling berpengaruh di kota A. Bahkan, dia lelaki yang di idamkan oleh banyak wanita Kota A. .      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.