Istri Kecil Tuan Ju

Kepanikan Tuan Ju.



Kepanikan Tuan Ju.

0Mereka tidak menyangka dengan tindakan penjaga Asrama mereka yang sekalinya ngijinin cowok masuk, itu adalah cowok tampan dan paling berpengaruh di kota A. Bahkan, dia lelaki yang di idamkan oleh banyak wanita Kota A.      
0

Seketika itu mereka berusaha mencuri pandang pada Julian. Namun, dilirik pun tidak. Sayang sekali mereka harus kecewa karena sudah diabaikan oleh Julian.      

Julian tidak ada waktu melirik atau mengurus yang lain, tatapannya lurus ke depan mengikuti Madam Dwi.      

"Ini kamarnya Tuan Ju! " kata Madam Dwi seraya membuka pintu namun belum mengizinkan Julian masuk.      

Para gadis itu mengintip dari balik dinding karena penasaran untuk apa Taun Ju datang malam - malam.      

"Hei... Bukankah itu kamar si gendut Yumi? Kenapa Tuan Ju mendatanginya?" bisik salah seorang dari kumpulan perempuan itu.      

"Apa mungkin Yumi sudah menyinggung Tuan Ju? "      

"Aku fikir tidak. Karena, Yumi tidak punya nyali untuk menyinggung orang sekelas Tuan Ju. "     

"Kamu benar juga. Jangan kan Tuan Ju, membuat kita tersinggung aja si Yumi tidak bisa. "     

"Aku rasa ada keperluan lain yang membuat seorang Tuan Ju datang malam - malam begini ke kamar Yumi. Iya kan?"     

"Aku setuju. "     

Mereka terus berbisik hingga Julian segera masuk tanpa harus memimta izin dari Madam Dwi terlebih dahulu.      

Jelas saja mereka bertanya. Secara, mereka tidak tau kalau dalam kamar Yumi ada Qiara. Karena sewaktu Qiara datang, mereka masih di kampus, dan saat pulang dia ke Asrama mereka juga tidak melihat Qiara karena tidak pernah keluar.      

"Qiara ... " ucap Julian dengan ekspresi patah hati ketika melihat istrinya tertidur dalam kondisi tubuh yang panas dan wajah yang pucat.      

"Ra, bangun? Ini aku Julian. Tolong maafkan aku! " kata Julian sambil menepuk pipi Qiara dengan pelan.      

Madam Dwi hanya berdiri mengamati sikap Julian yang dia fikit sangat berlebihan kepada Qiara. Lalu, siapa Qiara yang sudah membuat seorang Tuan Ju menjadi lemah dan tidak berdaya.      

Karena Qiara tidak juga bangun. Julian pun semakin panik sehingga ia segera membawa tubuh Qiara ke gendongannya.      

"Tuan Ju, kita bisa menunggu Ambulance datang untuk membawanya ke rumah sakit. Karena saya sudah memanggil Ambulance. " Kata Madam Dwi yang mencoba menahan Julian.      

Julian menoleh dengan sinis kepada Madam Dwi karena langkahnya terhenti begitu saja.      

"Minggir! Aku akan membawanya ke rumah sakit." Kata Julian dengan nada dingin.      

Madam Dwi bergidik ngeri mendengar apa yang Julian katakan. Ia tidak habis fikir kalau Tuan Ju akan memperlakukannya begitu. Secara dia sudah jauh lebih tua darI Julian.      

'Siapa anak ini bagi Tuan Ju? Apa dia kekasihnya? Tapi, rasanya tidak mungkin Tuan Ju seleranya anak yang masih remaja. Lalu, siapa Qiara bagi Tuan Ju? ' Batin Madam Dwi dengan ekspresi bingung.      

Sedang Julian segera membawa Qiara keluar dari kamar itu. Seketika itu, seluruh perempuan yang mengintip tadi merasa iri pada gadis yang Julian gendong. Sepertinya gadis itu sangat berarti buat Tuan Ju, fikir salah seorang dari mereka semua.      

Madam Dwi hanya bengong karena bingung dengan sikap seorang Julian pada Qiara yang menurutnya gadis itu biasa saja. Gak ada yang spesial dengannya.      

"Ehhh... Kalian tau gak kenapa Tuan Ju begitu perhatian sampai datang kesini hanya untuk menjemputnya secara langsung? Memangnya dia siapa? "bisik para mahsiswi yang masih memperhatikan Julian yang tergesa-gesa memasuki lift sambil menggendongnya.      

"Tuan Ju? Qiara mau dibawa kemana? Bukankah Ambulance belum datang? "tanya Yumi dengan heran ketika ia baru saja keluar dari Lift lalu melihat Julian menggendong Qiara.      

"Tolong kemaskan semua pakaian Qiara ke kopernya. Lalu, bawa ke rumahku! " Seru Julian pada Yumi.      

"Hah? Qiara baru saja pindah, kenapa harus pindah ke rumah Tuan? "Tanya Yumi dengan bingung.      

"Jangan banyak tanya lagi! Kerjakan apa yang aku minta, kalau tidak aku akan mengambil tindakan buatmu. " kata Julian dengan tatapan yang mengerikan.      

"Ahhh... Iya Tuan. Saya akan segera lakukan. " Kata Yumi sambil bergidik ngeri ketika melihat tatapan Julian.      

Setelah ngobrol dengan Yumi. Julian. Pun segera masuk ke lift dengan ekspresi khawatir. Sedang Yumi berlari masuk ke kamarnya tanpa memperdulikan tatapan aneh teman-temannya. Bahkan ia tidak menghiarukan orang yang bertanya padanya tentang siapa Qiara.      

Di tengah jalan, Julian sangat cemas melihat Qiara yang terus berkeringat dan tidak bangun juga.      

Julian mengemudikan mobilnya tanpa memperdulikan malam yang tidak begitu terang. Yang ada di fikirannya segera sampai di rumah agar Qiara bisa nyaman.      

Di tengah jalan itu pula, Julian membuat panggilan untuk dokter langganannya yang biasa dia panggil setiap kali sakit.      

"Hallo Tuan Ju, ada yang bisa di bantu? "Tanya seorang dokter perempuan yang baru saja mengangkat panggilan Julian.      

"Eka, tolong ke rumahku sekarang! Istriku sakit dan aku tidak mau membawanya ke rumah sakit karena dia tidak menyukainya. " Seru Julian dengan nada suara yang panik.      

"Baik Tuan Ju. Kebetulan saya sedang berada tidak jauh dari rumah anda. Sekarang juga saya akan meluncur ke rumah anda. " Jawab Eka dengan tegas.      

"Baik "      

Setelah itu Julian menutup telponnya, lalu melirik Qiara dengan tatapan sendu.      

"Maafkan aku Qiara! Tadi siang aku sudah memarahimu. Jika kamu begini karena aku, maka aku siap menerima hukuman darimu. Asal, kamu jangan sampai meninggalkanku. " Kata Julian dengan lirih.      

Tidak lama setelah itu, ia sampai di rumah dan menemukan dokter Eka sudah berada di depan rumahnya menunggunya.      

"Ayo ikut saya! " Seru Julian sambil membawa Qiara masuk ke rumah.      

"Baik Tuan!" Sahut dokter Eka sambil mengikuti Julian dari belakangnya.      

"Tuan, ada apa dengan Ny.? " Tanya kepala pelayan dengan panik.      

"Jangan banyak tanya, siapakan air hangat serta handuk yang bersih lalu bawa ke kamarku! " Ucap Julian sambil berjalan menuju kamarnya.      

"Baik Tuan. " Setelah mengatakan itu sang pelayan pun segera berlari menuju dapur.      

Tidak lama setelah itu, Julian membaringkan Qiara di tempat tidurnya dengan pelan-pelan.      

"Eka, tolong periksa dan pastikan istriku baik-baik saja! " Seru Julian sembari duduk di samping Qiara yang tertidur.      

"Baik! "      

Eka mengangguk lalu memulai memeriksa Qiara dengan teliri karena dia tidak ingin membuat Julian sampai marah-marah padanya.      

Julian menyeka keringat dari dahi Qiara dengan penuh perhatian. Perlakuan Julian sukses membuat Eka merasa baper. Beberapa menit kemudian, Eka sudah selesai melakukan pemeriksaan.      

Julian menyeka keringat dari dahi Qiara dengan penuh perhatian. Perlakuan Julian sukses membuat Eka merasa baper. Beberapa menit kemudian, Eka sudah selesai melakukan pemeriksaan.      

Melihat itu Julian menjadi tidak sabar untuk bertanya pada Eka tentang kondisi Qiara. "Bagaimana keadaan istriku?"Tanya Julian dengan tidak sabaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.