Istri Kecil Tuan Ju

Mengalah Pada Nafsu



Mengalah Pada Nafsu

0"Natan, jangan lakukan ini! " kata Natalie sambil menelungkupkan tangannya dengan ekspreai memohon. Sayangnya, permohonan Natalie itu tidak dihiraukan oleh Nathan yang sudah benar - benar dikuasi oleh obat perangsang itu.      
0

Nathan tersenyum lalu menunduk mencium bibir Natalie lagi, sedangkan kedua tangannya menahan kedua tangan Natalie dengan kuat agar tidak mendorongnya lagi.      

'Nathan, jangan lakukan ini! Tolong sadarkan dirimu! Aku memang mencintaimu, tapi aku tidak mau memulainya dengan seperti ini! 'Batin Natalie sambil berusaha melepaskan diri dari jeratan Nathan.      

Tidak lama kemudian,Natalie berhasil mengumpulkan kekuatannnya lalu menyingkirkan Nathan dari atasnya.     

Setelah itu ia segera bangun dan berlari mendekati pintu. Tapi, Nathan kembali berhasil mengejarnya,lalu memblokirnya di tembok.     

"Nathan, ini salah! Tolong biarkan aku keluar karena ini sudah malam. Ibu Asrama pasti sudah menungguku!" Kata Natalie dengan ekspresi ketakutan sebab ia mulai tergoda untuk menyerahkan diri pada Nathan.      

Ia berfikir kalau inilah kesempatannya untuk memiliki Nathan.     

Mendengar suara lembut Natalie, Natha semakin bernafsu, karena obat itu benar - benar menguasai logikannya.      

Tatapan Nathan berubah semakin nakal sambil membelai wajah Natalie hingga kebeberapa bagian sensitif.     

Seketika itu Natalie berusaha melepaskan diri dari Nathan, tapi telat baginya untuk menghindar karena tatapan Nathan seolah menyihirnya dan mampu membawanya kedunia yang berbeda.      

Natalie yang biasanya tidak pernah bersentuhan ataupun disentuh lelaki itu merasakan pipinya mulai memerah, darahnya mendidih, karena tatapan Nathan membuat pertahananya runtuh hingga ia menyerah.      

Natha terernyum sambil menatap Natalie sambil berbisik dan meniup telinganya.      

"Aku menginginkanmu malam ini?"Setelah mengatakan itu, Nathan langsung mencium bibir Natalie lagi dengan lembut.      

Seketika itu Natalie langsung mengedip-ngedipkan matanya, jantungnya berpicu lebih cepat, nafsunya mulai memburu di dalam hati, sehingga akal sehatnya menghilang ketika merasakan ciumannnya yang lebih mendalam.      

Merasakan hangat ciuman bibir Nathan yang semakin lembut, membuat Natalie merasa ingin gila, seketika itu ia akhirnya mengalah pada nafsunya.      

Dengan peka, Natalie menutup matanya dan membiarkan Natgan menarik pinggangnya agar menempel di tubuhnya, seketika itu dengan buas Nathan melumat habis bibir Natalie.      

Merasakan ciuman yang menggairahkan itu, Natalie semakin mengeratkan pelukan tanganya di leher Nathan.     

Seketika itu, nafas mereka berdua saling memburu, ciuman panas diantara mereka berdua benar-benar gila apalagi Nathan yang berada dibawah rangsangan obat dan alkohol.      

Dengan tidak sabar Natgan melepas baju Natalie sambil melumat bibir nya dengan rakus.      

Meskipun tidak sadar, Nathan masih ingat di mana dia harus melakukanya agar nyaman, dia juga ingat betul dimana letak tempat tidurnya.      

Ciuman panas mereka berdua tidak lepas bahkan semakin menggila hingga mereka sampai berada diatas ranjang.     

Setelah puas berciuman diatas ranjang. Nathan duduk diatas tibuh Natalie sambil membuka kemejanya, Natalie yang sudah dikuasi oleh nafsu itu malah mengikuti Nathan untuk melepas semua pakaianya.      

Melihat tubuh kekar dan bersih serta berotot milik Nathan yang suka berolah raga itu, seketika itu Natalie merasa rersihir dan gila karena ingin segera memeluk dan mencium tubuh itu.     

Setelah semua penutup tubuh terlepas, Natgan langsung merayapi tubuh Natalie dengan menggila hingga merekapun sama-sama menjadi semakin gila karena nafsu benar-benar menguasai fikiran dan hati mereka.      

"Ahhh... " Natalie meringid saat Nathan menyerang bagian bawahnya yang paling sensitif.      

"Ahhh... "     

"Ahhh... "     

Natalie terus meringis menahan sakit dan nikmat secara bersamaan, karena Nathan yang awalnya pelan menjadi semakin cepat dan kuat.      

Natalie dampai lemas karena mereka berulang kali mencapai klimaks.      

"Nathan... Sakit, aku sudah tidak kuat toko gmberhenti! " Kata Natalie dengan suara yang lemas.      

Sayangnya, Nathan tidak mengabulkan permohonannya, ia terus melakukannya dengan kasar dan berulang kali walaupun ia sudah mencapai klimaks berkali-kali.      

Tubuh Natalie terasa hancur dan remuk oleh perbuatan Nathan, akan tetapi ia tidak berdaya untuk menghentikan Nathan.      

Malam ini benar-benar menjadi malam yang menggairahkan buat Nathan dan Natalie.      

Di waktu yang sama. Julian dan Andi tiba bersamaan di gedung tua yang cukup gelap.      

"Apakah kamu yakin kalau Nathan ada disini? " Tanya Julian dengan ekspresi gelap.      

"Benar bos! Lokasi GPS mobil dan ponselnya ada di gedung ini! "Jawab Andi yang selalu bertindak sesuai dengan perintah bosnya itu.      

'Apa mungkin Nathan sudah salah bergaul? Tidak mungkin, Nathn adalah anak yang sangat penurut pada Mama. Dia sangat khawatir akan membuat Mama nangis atau kecewa. 'Batin Julian sambil menatap pintu gudang yang sepi itu.      

"Sekarang buka pintunya! " Seru Julian dengan ekspresi gelap.      

"Baik bos! " Setelah itu Andi dan beberapa pengawal mendobrak pintu gudang itu, seketika itu orang - orang yang merampok Nathan kaget.      

"Siapa kalian? "     

"Dimana adikku? " tanya Jian dengan tatapan buas.      

"Kami tidak tau siapa adikmu."Jawab salah satu dari mereka dengan ekspresi gelap.      

"Lalu, kenapa mobil dan ponsel adikku ada di sini? " Tanya Julian lagi sambil menunjuk ke arah mobil Nathan.      

"Ohhh ... Jadi, anak mama itu adalah adikmu? Hahhaa.. " Mereka semua tertawa saat mereka mengingat berapa Nathan terdengar sangat patuh pada perintah Mama nya.      

Seketika itu Julian mengepalkan tinjunya karena tidak terima adiknya di tertawakan begitu.      

"Katakan dimana adikku jika kalian mau aku ampuni? " Kata Julian sambil menggertakan giginya.      

"Dia itu pemabok yang payah. Kami pun tidak butuh lagi dengannya, oleh karena itu kami meninggalkannya di jalan. Kemungkinan dia sudah bunuh diri. Hahaha.. " Mereka semua tertawa semakin keras setelah mendengar apa yang salah satu teman mereka mengatakan itu.     

Emosi Julian semakin menyala buas. Tanpa mengatakan apapun. Ia berlari menyerang mereka sendirian im dengan memberikan pukulan bertubi-tubi.      

Andi dan para pengawalnya pun ikut menyerang mereka semua.      

Julian memukul mereka tanpa ampun karena dia tidak terima adiknya diperlakukan seperti itu.      

Sesaat kemudian.      

"Ampun! "     

Mereka semua langsung berlutut meminta ampun saat tubuh mereka berhasil dikalahkan oleh Julian.      

"Kembalikan semua barang - barang adikku! "Ucap Julian seraya mengibas mantelnya dari debu yang menempel akibat pertarungannya tadi.      

Salah seorang dari mereka langsung mengembalikan semua barang -barang Nathan.      

"Sekarang, tunjukkan jalan dimana kamu membuang adikku! "Seru Julian setelah mengambil semua barang - barang Nathan.      

"Baik. Kami akan menunjukkan kepada anda. Tapi, kami khawatir dia akan mengejar perempuan yang lewat di jalan, karena kami memberinya obat perangsang."      

Mendengar pengakuan ketua itu, Julian langsung melayangkan tendangan kepada orang itu karena dia sangat marah.      

"Arggg... " Teriakannya melingking saat merasakan wajahnya membengkak sambil mengeluarkan darah dari mulutnya.      

"Bawa mereka ke kantor polisi! Dan pastikan mereka membusuk disana! "Seru Julian.     

"Tolong jangan lalukan ini pada kami. Sebenarnya kami hanya mahasiswa biasa, jadi tolong jangan biarkan orang tua kami sedih!"Kata salah satu pemuda yang juga ikut merampas barang - barang Nathan itu.      

"Harusnya, kalian berfikir sebelum menyentuh adikku! Aku bukan orang yang murah hati, jadi terimalah hukumam kalian! " Setelah mengatakan itu, Julian segera pergi membawa mereka menuju tempat dimana mereka membuang Nathan.      

Tidak lama kemudian, mereka sampai di tempat itu.     

"Kenapa dia tidak ada disini?"Tanya Julian dengan geram.      

"Kami yakin membuangnya disini. Apa mungkin dia sudah pergi? "     

Mereka panik da ketakutan karena tidak menemukan tubuh Nathan. Padahal mereka yakin kalau Nathan tidak mungkin pergi jauh karena keadaannya yang tidak memungkinkan.      

"Telusuri jalan ini hingga kalian menemukan adikku!" Seru Julian pada pengawalnya.      

"Baik bos!" Setah itu mereka semua langsung berpencar.     

"Andi, aku akan pulang melihat istriku! Pastikan kalian menemukan Nathan. Selain itu, masukkan mereka ke penjara! Hubungi polisi pusat kota A untuk menjemput mereka! " Kata Julian pada Andi.     

"Baik bos! Saya akan melaksanakan semua perintah anda!"jawab Andi dengan patuh.     

Setelah memberi perintah, Julian pun segera masuk kembali ke mobilnya.     

Rumah Julian.      

Tidak lama kemudian, Julian sampai di rumahnya, itu sudah jam 3 dini hari.      

Setelah ia mengambil parkir di tempat khusus di rumahnya. Julian pun segera masuk ke rumah.      

"Apakah istriku belum bangun? "Tanya Julian pada kepala pelayan itu.     

"Tidak Tuan. Oh iya, kenapa pakaian anda sangat kotor? " Tanya pelayanan itu yang terlihat sedang menahan kantuk.      

"Tidak apa-apa! Aku akan masuk ke kamar sekarang, kamu boleh istirahat sekarang!"Setelah mengatakan itu, Julian pun segera masuk le kamarnya.      

Kamar Julian.     

Julian melepaskan mantelnya setelah sampai di kamarnya. Ia pun segera mendekati ranjang dan melihat Qiara masih tertidur dengan pulas bersama infus yang terus berkurang sedikit demi sedikit.      

'Syukurlah Qiara tidak bangun. Tadinya aku khawatir dia akan bangun dan histeris. Sebaiknya aku mandi dulu baru menemaninya tidur!'Batin Julian sambil menarik nafas dalam.      

Setelah membatin, Julian pun langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.      

Tidak lama kemudian ia keluar setelah mengeringkan tubuhnya dengan handuh.     

Saat tubuhnya sudah kering, Julian pun langsung mengenakan piyamanya lalu merangkak naik ke ranjangnya.      

"Hallo anak Papa! Selamat datang di perut Mama! Kamu baik-baik di dalam ya! Jangan menyusahkan Mama! "Bisik Julian sambil mengelus-elus perut Siapa sambil tersenyum.      

Tidak lama kemudian ia mencium perut Qiara berulang kali seketika itu hatinya yang dipenuhi dengan ke khawatiran langsung menjadi tenang.      

Setelah puas bercengkrama dengan bayi yang ada di dalam perut ibu yang belum tau keberadaannya itu, Julian pun langsung merebahkan tubuhnya di samping Qiara dengan memasukkan lengan kirinya kebawah leher Qiara agar dijadikan bantal tidurnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.