Istri Kecil Tuan Ju

Ini Karena aku



Ini Karena aku

0Tepat saat itu juga, Orlin yang ingin datang menemui Qiara untuk minta maaf malah berhenti saat melihat beberapa mahasiswa berkumpul.      

Qiano juga datang untuk mengajak Qiara makan siang. Tapi, ia tidak sengaja melihat Feny sedang bicara dengan Qiara.      

"Qiano?" Ucap Qiara dengan ekspresi yang rumit.      

"Aku ingin mengajakmu makan siang makanya aku kemari. "Jawab Qiano sambil tersenyum kepada Qiara.      

"Qiano... Kenapa kamu mengajak parasit ini makan siang? " tanya Feny yang tampak geram mendengar Qiano mengajak Qiara makan.      

"Parasit? Qiara memang parasit!" Ucap Qiano seraya menatap Feny dengan kesal.      

Tatapan Qiara sangat mematikan mendengar Qiano mendukung apa yang dikatakan oleh Feny. Sementara itu, Feny tersenyum bangga karena Qiano berpihak padanya.     

"Ya, dia memang parasit. Tapi, dia parasit dihatiku. Biasanya, siapa yang menuduh maka dialah yang sebenarnya parasit. Bagaimana teman-teman, apa kalian setju?"kata Qiano lagi seraya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum kearah Qiara.     

"Setuju ... Kamu memang benar."Sahut semua teman-temanya.      

Ekspresi Feny langsung jatuh, ia mengepalkan tinjunya karena ternyata Qiano mempermalukannya, Sedangkan Qiara bernafas lega mendengar perkataan Qiano, setidaknya ia tidak berpihak pada Feny dan dia sangat membenci saat dia dipanggil parasit.      

"Ini semua gara-gara kamu makanya Qiano berkata begitu padaku! Aku akan ... "     

"Akan apa? Ahh sudahlah meladeni orang tidak penting sepertimu itu hanya membuang waktuku saja. Aku pergi saja karena aku sudah lapar! "Kata Qiara mendahului perkataan Feny yang sudah memerah terbakar emosi.      

Setelah itu Qiara meninggalkan kerumunan bersama Vega tanpa memperdulikan Qiano yang sudah menunggu dan membantunya.      

"Dasar perempuan jalang! Kamulah yang memang parasit dimanapun kamu berada, kamu hanya perempuan bodoh dan jelek, jadi jangan sombong begitu hanya karena kamu menggunakan pakaian bagus."Teriak Feny kearah Qiara ketika kerumunan ikut bubar bersama Qiara. Feny memang susah mengontrol emosi saat ia dibuat marah.      

Qiara tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Feny. Ia malah tetap berjalan dengan santai menuju kantin bersama Qiano.      

Namun, Vega masih berdiri sambil menatap sinis kepada Feny, dia mendengar semua umpatan Feny pada Qiara, dengan tatapan buas Vega berjalan menghampiri Feny lalu menjambak rambutnya karena dia sama kasarnya dengan Qiara dan ia tidak suka kalau temannya dihina.      

"Aaa ... Sakit ... " Feny meringis kesakitan sambil memegang rambutnya yang di jambak oleh Vega.      

Tidak lama kemudian, Vega melepas rambut Feny setelah itu dia menampar wajahnya tampa ampun, sampai Feny tersungkur ke lantai hingga mengeluarkan darah tepat disudut mulutnya.      

"Hei perempuan yang mulutnya bau sampah, berani sekali kamu berkata begitu pada temanku. Apa kamu bosan kuliah disini? "Vega benar-benar hilang kendali dan merasa geram pada Feny.     

"Vega... Sudah jangan lanjutkan lagi dia sudah terluka!" Kata teman sekelasnya yang menyaksikannya itu. Ia pun berusaha menarik Vega, tapi sayang Vega terlalu kuat baginya.      

Feny menyeka darah di sudut bibirnya seraya menatap Vega dengan tatapan mengejek.      

"Kalian memang gila dan bar-bar. Seharusnya kalian itu tidak diterima di kampus bergengsi ini, karena kalian hanya akan merusak nama baik kampus ini"     

Setelah mengatakan itu, Feny berdiri dan dengan cepat dia menarik rambut Vega mencoba melukai wajahnya dengan polpennya yang cukup tajam.      

Karena tidak mau kalah, Vega pun menarik rambut Feny kembali dan terjadilah aksi saling jambak menjambak.     

Semua orang kembali berkumpul mengitari Feny dan Vega. Tepat saat itu, ada yang berusaha melerai ada juga yang mengadu mereka.     

Qiara segera berbalik saat mendengar suara ribut itu. Qiano pun juga ikut bersama Qiara karena mereka tidak begitu jauh dari tempat itu. Seketika itu Qiara tercengang mengingat kejadian masa SMA nya terulang kembali. Yaitu, melihat temannya bertengkar gara-gara membelanya.      

Mendengar laporan salah satu mahasiswi. Dosen yang bertanggung jawab untuk kelas Qiara segera menuju tempat kejadian, Qiara dan Qiano pun kaget saat melihat Vega dan Feny saling jambak.      

"Vega, lepasin dia!"     

Qiara yang baru datang langsung menarik tubuh Vega. Sedang Qiano memegang Feny agar menghentikan aksi itu.      

"Qiara lepasin aku! Biarkan aku menyumpel mulut gadis jalang ini yang sudah berani mengatakan hal buruk tentangmu! " kata Vega yang terus saja mencoba meraih rambut Feny, begitupun dengan Feny yang tidak mau kalah.      

Melihat sikap Vega. Qiara menjadi rindu pada sahabatnya yang di Bandung, mereka akan selalu ada dan membelanya.      

Qiano mencoba menengahi pertengkaran itu dengan berdiri di tengah-tengah Vega dan Feny karena takut mereka akan salah jambak rambut orang atau melukai Qiara.      

"Heii... Hentikan... " Suara Dosen Qiara itu menggema di seluruh penjuru kampus.      

Feny dan Vega langsung diam mendengar suara teriakan dosen yang terkenal kiler itu, begitupun mahasiswa yang lainya.     

"Kalian berdua ikut bapak ke ruang Dosen! Kalian harus menjelaskan semua ini! " kata dosen itu.      

Mereka berdua menunduk sambil mengikuti dosen itu dengan patuh. Qiano dan Qiara juga mengikuti mereka dari belakang.      

Diruang dosen itu, Feny dan Vega di introgasi dan di omeli habis-habisan oleh dosen itu sekaligus wali kelas mereka masing-masing.     

"Ini kampus terhormat bukannya ring untuk main gulat. Kalian sudah bukan anak SMA. Kenapa kalian malah berantem? Karena kalian sudah melanggar peraturan kampus maka kalian harus dihukum dengan dononaktifkan dari kampus selama satu pekan. " Kata desen itu.      

Mendengar kata di skors, Feny dan Vega menjadi pucat, mereka sangat takut karena jika orang tua mereka tau maka mereka pasti sedang berada dalam masalah.      

"Mereka bertengkar gara-gara saya pak! Oleh karena itu, saya akan ikut di skors."     

Dosen itu merasa geram mendengar pengakuan Qiara. Karena tidak mau repot menyelediki siapa yang salah. Dosen itupun mengeluarkan surat pemberitahuan skors pada mereka bertiga.      

"Baiklah, kalian bertiga saya skors. " Kata dosen itu seraya menyerahkan surat pada tiga mahasiswi itu untuk diberitahukan kepada orang tuanya.      

"Iya pak. "sahut Qiara beserta yang lainnya. Karena Qiara dan Vega yang sudah biasa di Skors, terlihat santai menerima surat itu. Sedang Feny pergi membawa suratnya dengan kesal.      

"Ra, kenapa kamu mau ikutan di skors? "Tanya Vega dengan heran.      

Dengan tenang Qiara berkata, "Karena menurutku, bolos beserta di skors adalah hal menarik. Jadi, santai saja ya!"     

"Hahaha ... Aku suka gayamu! Kalau begitu, ayo kita pulang dan kembali bertemu minggu depan. " kata Vega dengan semangat.      

"Oke. "Sahut Qiara. Tidak lama setelah itu, mereka berdua berpisah di depan gerbang.      

Siang ini, Qiara pulang ke rumah dengan letih, sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan tubunhya karena merasa sangat kecapek an.      

Tepat saat itu, Julian masuk ke kamar karena mau mencari sesuatu yang lupa dia bawa untuk Klien nya. Untungnya, Restauran tempatnya bertemu tidak jauh dari rumahnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.