Istri Kecil Tuan Ju

Salah Paham



Salah Paham

0Qiara menatap Julian sambil memicingkan matanya, ia merasa heran dengan Julian yang tiba-tiba diam.      
0

"Kenapa kamu malah diam? " Tanya Qiara yang mulai tidak sabaran itu.      

"Ummm... Bukannya begitu, aku hanya berfikir sebentar untuk menemukam solusi. Oh iya, ini sudah pagi aku akan menyipakan sarapan buatmu. Kamu mau makan apa?" Kata Julian yang dengan segera mengalihkan pembicaraannya.     

"Kenapa kamu malah mengalihkan pembicaraan? Jawab pertanyaanku dong " Desak Qiara.      

"Baiklah, kita akan tanyakan pada Eka soal masalahmu ini. Sekarang aku akan menelponnya!" Kata Julian sambil meraih ponselnya diatas meja sebelah ranjangnya.      

Ekspresi Qiara berubah gelap ketika mnedengar nama Eka. Seketika itu Qiara turun dari ranjang lalu berlari keluar kamarnya menuju kamar yang sebelahnya tanpa menunggu apa yang akan dikatakan Julian.      

"Sayang jangan lari-lari, nanti kamu bisa jatuh! " Teriak Julian seraya berlari menyusul Qiara karena dia kaget melihatnya tiba-tiba berlari.      

Saat sampai di kamar itu, Qiara langsung mengunci pintu dengan kesal.      

"Sayang ngapain kamu berlari lalu bersembunyi di kamar itu? "     

"Aku tidak ingin melihatmu, bukankah kamu ingin meninggalkanku dengan pergi bersama si Eka itu? Kamu lebih senang kan bersama dia yang seorang dokter dan bisa merawatmu? " Teriak Qiara dari dalam kamar sambil bersandar di pintu dengan mata yang berkaca-kaca.      

"Siapa yang mau meninggalkanmu?" Tanya Julian lagi dengan tidak habis fikir pada istrinya yang masih saja berfikir buruk padanya, terutama dengan wanita yang ada di dekatnya.      

"Kamulah, siapa lagi." Sahut Qiara dengan nada suara berat dan kesal.     

"Aku sudah punya istri yang manis dan lucu. Jadi, buat apa aku meninggalkannya hanya demi seorang dokter yang belum tentu akan membutku bahagia." Kata Julian dengan penjelasan yang lembut dan sederhana.      

Julian terlihat frustasi karena semua penjelasanya tidak di terima oleh Qiara yang sangat labil saat dia sedang hamil.      

"Kalau begitu kenapa kamu senang sekali pas mau menelponnya?" Tanya Qiara menggunakan cara berfikir nya tentang apa yang dia tangkap dari gerak-gerik Julian.      

"Bukankah aku menelponnya untuk menanyakan tentang penyakitmu, salahnya ada dimana sayang? " Kata Julian dengan nada lemah.      

Mendengar penjelasan Julian, Qiara terdiam. Seketika itu Julian menjadi panik karena tidak mendengar suara lagi dari dalam kamar.      

Dia pun berusaha mengetuk pintu, akan tetapi tidak ada jawaban juga dari Qiara.      

Karena khawatir terjadi apa-apa sama Qiara, ia pun terpaksa mendobrak pintu kamar itu.      

'Ya Allah, ada apa dengan Qiara? Semoga tidak terjadi apapun!'. Batin Julian sambil mendobrak pintu itu.      

Setelah kamar berhasil di dobrak, Julian langsung memeluk Qiara dengan erat seraya berkata, "Sayang, jangan membuatku takut!"     

Qiara yang sedang duduk di pinggir ranjang itu pun mengerutkan keningnya milihat Julian begitu histeris sampai mendobrak pintu segala. Ia pun cukup kaget melihat aksinya yang mendobrak pintu lalu berlari kearahnya untuk memeluknya.      

"Yaaa ... Julian, kenapa kamu merusak pintu itu hah? " tanya Qiara seraya melepaskan diri dari pelukan Julian lalu menatapnya heran kearahnya.     

Julian merasa bingung melihat piayama Qiara yang kancingnya terbuka sehingga ia melihat baju dalam Qiara. Ekspresi Julian begitu tenang sehingga ia bisa bernafas lega.      

"Sayang, kenapa kamu mengunci pintu? Dan kenapa piyamamu kau buka begitu?" tanya Julian dengan raut wajah yang polos.     

"Aku mau lepas baju karena aku ingin mandi, gerah banget, makanya aku kunci pintu kamar agar kamu tidak bisa melihatku. "Jawab Qiara.      

Julian menggaruk-garuk kepala nya karena dia kira Qiara akan melakukan hal nekat.      

"Kamu kira aku mau bunuh diri ya? Ya ampun Julian, aku tidak mungkin melakukanya, secara aku masih mau menikmati kehidupan remajaku. Lagi pula kamu kan udah ngejelasin, ya sudah selesai. Aku gak perlu bicara lagi kan?" kata Qiara memberi pengertian pada Julian.      

"Kalau begitu, kenapa kamu diam dan tidak mengatakannya biar aku tidak panik? " Protes Julian dengan cemberut.      

"Karena tadi aku lagi sibuk mencari handuk dan melepas kacing bajuku sambil duduk di ranjang. "Jawab Qiara.      

"Baiklah, lupakan pembicaraan tadi. Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku dan Eka tidak ada hubungan apapun. Istriku cuma ada satu yaitu kamu untuk selamanya." Kata Julian dengan tegas.      

"Iya iya ... Aku percaya kok! " sahut Qiara sambil tersenyum licik lalu berjinjit melingkarkan tangan nya di leher Julian, seketika itu Julian membungkuk sedikit agar tangan Qiara sampai di lehernya.      

Qiara menatap mata indah suaminya itu dengan mata berkedip-kedip seraya berkata,      

"Aku sangat merindukanmu?"     

Mendengar perkataan Qiara, Julian langsung tersenyum lalu melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Qiara.      

Tanpa mengatakam apapun, Julian langsung memangsa bibir Qiara karena dia juga merindukan istrinya, tidak hanya sekedar rindu, melainkan kehausan sampai membuatnya stres dengan sikap kekanakan Qiara dan masalah dengan Natan.      

Qiara tersenyum dan langsung melompat ke gendongan Julian sambil membiarkan bibirnya masih menempel dengan bibir Julian.      

Qiara dan Julian berciuman seperti orang gila dikarenakan terlalu lama tidak melakukannya hanya karena tidak ingin menciptakan amarah Qiara yang waktu itu lagi marah.     

Setelah lama berciuman di kamar Julian pun mengangkat tubuh Qiara ke atas ranjang.      

Tidak lama setelah itu Julian melepaskan ciuman nya dan menatap istrinya dengan penuh cinta dan kelembutan.     

"Sayang, aku juga sangat merindukanmu. Tidak melihatmu walau sebentar saja di sampingku sudah membuatku merasakan rindu yang mendalam. Oleh karena itu apa kamu mau bercinta denganku? " tanya Julian dengan hati-hati karena bagaimana pun juga Qiara sedang hamil, Julian khawatir akan menyakiti Qiara dan bayi nya jika dia melakukan nya sebab Julian suka tidak bisa mengontrol diri saking candu nya pada tubuh Qiara.      

"Aku suka bercinta denganmu! Membuat anak dengamu. Hehehe ..."Jawab Qiara dengan nakalnya seraya berkali-kali mencuri ciuman Julian.     

Sementara itu Julian tidak menyangka kalau istrinya itu semakin nakal dalam hal seperti ini sejak dia hamil, dan dia juga heran melihat mood istrinya yang begitu cepat berubah, padahal tadi dia dibuat khawatir setengah mati, sekarang seperti tidak terjadi apa-apa. Apakah Qiara memiliki keperibadian ganda?      

"Baiklah, kita akan lakukan. Tapi, kamu jangan salahkan aku jika aku lepas kontrol!" ucap Julian seraya menindih tubuh Qiara.      

Mendengar perkataan Julian, Qiara pun tersenyum, sedang Julian melepas piayamanya, setelah itu ia menatap pakaian yang masih melekat pada Qiara dengan senyuman nakal.      

"Sayang, aku akan pastikan kalau hanya kamu yang akan menjadi istriku, selama nya." ucap Julian sambil membelai wajah Qiara.      

Dengan nakal nya Qiara kembali menarik wajah Julian dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Julian seraya tersenyum manis.      

"Aku percaya padamu hari ini hingga hari beberapa tahun kedepan jika kamu tidak membuatku kesal, heee ... " Ucap Qiara.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.