Istri Kecil Tuan Ju

Kejutan Untuk Qiara



Kejutan Untuk Qiara

0'Natan, aku mungkin tidak akan bisa melupakanmu, aku juga tidak akan bisa lari dari kesalahan yang pernah kita lakukan, tapi aku tidak akan lagi bermimpi bisa bersamamu lagi. 'Batin Yumi.     
0

"Sayang, kenapa kamu tampak muram, apa ada masalah?" Tanya Ibu Hanum dengan ekspresi khawatir.     

"Ahh... Tidak apa-apaa Ibu. Oh iya, aku mengambil cuti kuliah selama satu bulan. Rencananya aku mau menemani Ibu di sawah." Kata Yumi sambil tersenyum manis.      

"Kenapa cuti sayang? Apa kamu ada masalah di kampus?" tanya Ibu Hanum dengan heran.      

"Tidak ada masalah kok. Aku hanya ingin istirahat saja. Lagi pula, aku sudah lama tidak menghirup udara segar di desa. Apakah boleh Bu? "jelas Yumi dengan ekspresi memohon agar Ibunya mengijinkannya.      

"Baiklah, kalau ini memang sudah menjadi keputusanmu, Ibu akan mendukungmu. Ya sudah, kita selesaiakan makan lalu beristirahat. Malam ini, Ibu ingin tidur denganmu. " Kata Ibu Hanum setelah menarik nafas dalam.      

"Iya. "Sahut Yumi sambil menganggukkan kepalanya. Ia merasa senang karena Ibunya mau mengijinkannya untuk cuti.      

'Natan, mungkin aku akan sangat merindukanmu. Aku tau kamu tidak mungkin menyukai gadis jelek dan gendut sepertiku. Tapi, kamu akan selalu menjaduli cinta pertamaku.' Batin Yumi.      

Malam itu Yumi melepaskan semua masalah dalam hatinya. Ia melebur bersama kegembiaraan yang diciptakan disekitar ibunya.      

Di waktu yang sama. Julian sudah sampai di depan pintu rumahnya, ia pun langsung menelpon Qiara, namun Qiara nyatanya sudah ada di depan pintu.      

"Kamu memintaku untuk dandan dengan cepat. Tapi, kenapa kamu sangat lama? Kakiku sampai pegal tau." Kata Qiara dengan cemberut.      

"Ya ampun, kasian sekali dengan istriku. Ya sudah, aku minta maaf. Sekarang, bisakah kita langsung pergi sebelum malam semakin larut? "Kata Julian sambil mencubit pelan kedua pipi Qiara.      

"Sakit ... Jangan cubit-cubit!" Ringis Qiara sambil memegang pipinya.      

"Iya maaf lagi. Ya sudah, kita berangkat yuk! "Kata Julian seraya memberi lengannya untuk Qiara dengan senyum yang manis.      

'Ada apa dengan Julian? Kenapa aku merasa dia agak sedikit berbeda ya? Apa dia sedang merencanakan sesuatu? Atau, dia ingin menjualku?' Batin Qiara sambil bergidik ngeri.      

"Apa kamu sedang berfikir buruk? Apa yang kamu fikirkan?" Tanya Julian yang merasa curiga dengan ekspresi Qiara yang di tekuk.      

"Kamu tidak akan menjualku kan? " tanya Qiara dengan ragu.      

Mendengar apa yang Qiara katakan, Julian langsung nenepuk Jidatny karena tidak habis fikir dengan pertanyaan istrinya.      

"Ya ampun Qiara ... Mengapa kamu bisa bertanya seperti itu? Kapan kamu bisa berfikir baik tentang suamimu? Lagi pula, jika aku menjualmu tidak akan laku juga kali, lihat saja dirimu dengan dada tipis, body standar dan wajah pas-pasan. Mana ada yang mau beli, selain itu aku tidak kekurangan uang dan ... "      

Julian tidak melanjutkan kalimatnya ketika menyadari aura mengerikan dari ekspresi Qiara.      

"Ummm... Sayang, maksudku begini ..... "     

"Aku minta cerai ... " Teriaka Qiara dengan kesal. Dia tidak terima kalau Julian sudah menghinanya secara terang-terangan.      

Julian keget melihat Qiara kumat lagi mau minta cerai. Dia memukul mulutnya karena tau kalau dia sudah salah bicara.      

Dengan kesal, Qiara berbalik hendak masuk kedalam rumah, namun Julian langsung menarik lalu memeluknya. Julian sangat takut Qiara akan melakukan hal yang akan membahayakan anaknya.      

"Lepasin aku Julian! Bukankah aku istri yang jelek dan tidak laku jika di jual? Lalu, kenapa kamu memelukku?" Teriak Qiara lagi sambil meronta-ronta untuk melepaskan diri dari pelukan Julian.      

"Dimata orang lain, mungkin kamu tidak berharga, tapi dimataku kamu tidak ternilai. Jadi, berhentilah berfikir buruk tentang suamimu! " Ucap Julian dengan lembut.      

Qiara terdiam mendengar apa yang Julian katakan, seketika itu hatinya merasa hangat. Entah kenapa hatinya merasa bersalah karen marah pada Julian. Qiara pun merasa bingung dengan sikapnya sendiri.      

"Kita makan malam yuk! Aku sudah menyiapkan kejutan untukmu." Kata Julian lagi setelah melepas pelukannya.      

Tanpa mengatakan apapun, Qiara mengangguk dan langsung mengikuti Julian dengan patuh untuk masuk ke mobil.      

Tidak lama setelah itu, mereka sampai di salah satu Restauran mewah untuk kelas atas di kota A.      

"Ayo keluar! " Seru Julian setelah membukakan pintu mobil.      

Qiara pun tersenyum lalu meraih uluran tangan Julian.      

"Kamu tutup dulu matanya agar kejutannya bisa sempurna. " kata Julian sambil mengeluarkan kain hitam dari saku jasnya.      

"Baiklah! Kali ini aku akan mengikuti maumu." Sahut Qiara seraya membiarkan Julian mengikat kain itu untuk menutup matanya.      

Tidak lama setelah itu, mereka berdua berjalan menuju meja mereka yang sudah di hiasi dengan hiasan super romantis, Julian menuntun Qiara berjalan dengan pelan-pelan.      

"Yaaa... Julian, kamu mau bawa aku kemana sebenarnya? Kenapa kita belum sampai juga? Kakiku sudah pegel. " tanya Qiara karena sudah tidak sbaar lagi, sebab sedari tadi dia tidak diijinkan membuka penutup matanya oleh Julian.      

"Kita sudah sampai sayang. Tapi, kamu duduk sebentar dan tunggu aba-aba dari aku baru boleh buka mata!" ucap Julian setelah membantu Qiara duduk di kursinya.      

" Baiklah? "Sahut Qiara seraya duduk dengan tenang.      

Tidak lama setelah itu, Julian pun segera melakukan persiapan untuk memberikan kejutan pada Qiara.      

Tiga menit kemudian, Julian membungkuk di samping tempat duduk Qiara sembari berkata, "Sayang, sudah waktu nya. Sekarang bukalah penutup katamu! "     

Mendengar perintah Julian. Qiara langsung membuka penutup matanya seketika itu ia menemukan Julian berlutut sambil membawa setangkai bunga mawar merah.      

"Julian?" ucap Qiara sambil menutup mulutnya karena kaget dan tidak menyangka kalau seorang Julian akan melalukan hal seperti ini.      

"Julian, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu berlutut di bawah? " Tanya Qiara setelah tersadar dari keterkejutannya.      

"Selamat hari kesatu tahun pernikahan kita sayang! Aku berharap semoga kita tetap bersama hingga tahun-tahun yang akan datang. I Love You My Little Wife? "ucap Julian dengan lembut dan tatapan penuh cinta. Ini adalah kali pertamanya dia mengucapkan cinta di hadapan Qiara. Seketika itu Qiara membeku.      

"Apa kamu benar-benar mencintaiku? " Tanya Qiara dengan senyum yang tertahan.      

"Aku tidak suka mengucapkan apa yang tidak sesuai dengan hatiku. Walaupun kita menikah bukan karena cinta, tapi kamu mampu membuktikan padaku jika kamu layak untuk di cintai. Apakah kamu mau menerima cintaku? "Jawab Julian dengan tatapan yang berbinar.      

Jantung Qiara langsung berdetak kencang, mendengar pengakuan cinta seorang Julian yang terdengar begitu manis dan mampu meluluhkan hatinya sehingga tidak ada lagi tempat untuk rasa cinta yang lain.      

"Terimakasih! Aku sangat bersyukur karena kamu mau mencintai gadis seperti diriku. Tapi, apa kamu tidak salah mencintai? Aku ini kasar, suka teriak dan semua yang buruk ada padaku. Apa kamu tidak akan menyesal? " Kata Qiara dengan ekspresi yang sendu.      

"Cinta itu hanya sebuah rasa yang sangat mudah datang dan pergi tanpa kita ketahui. Namun, aku tidak sekedar mencintaimu karena tanggung jawab, tetapi aku ingin menikmati setiap musim yang telah diberikan oleh cinta itu bersamamu hingga kita tua. Oleh karena itu, kamu dan segala kekuranganmu adalah kelebihan yang ada dalam diriku dan itu adalah anugrah untukku, sedang kelebihanmu adalah hadiah buatku."Jelas Julian seraya mengajak Qiara untuk kembali berdiri.      

"Apa aku boleh berfikir beberapa hari untuk memberimu jawaban? " Tanya Qiara yang masih sulit percaya apa yang Julian katakan ketika ia mengingat beberapa kali Julian memprotes akan sikapnya.      

"Gunakan waktu sebanyak yang kamu mau, aku akan menunggumu. "     

Qiara tersenyum sambil menganggukkan kepala nya. Julian merasa bahagia melihat raut wajah Qiara yang tersenyum.      

Setelah mengatakan itu, Julian kembali duduk di seberang tempat duduk Qiara dan meletakkan mawar yang dia bawa di atas meja yang di hiasi kumpulan mawar merah yang indah dan harum. Qiara bukannya tidak mau menerima mawar dari Julian, akan tetapi ia belum siap atas penyataan cinta itu.      

"Apakah kamu menyiapkan ini semua sendiri? " Tanya Qiara dengan heran.      

Julian memicingkan melihat sang istri yang tidak menunjukkan ekspresi tersentuh melihat hal romantis yang dia siapkan.      

Tanpa menjawab pertanyaan Qiara. Julian bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri tempat duduk Qiara, setelah itu dengan lembut dan penuh cinta Julian memeluk Qiara dari belakang.      

"Iya, aku menyiapkannya sendiri tanpa bantuan orang lain, karena aku ingin suasana yang luar biasa tercipta saat aku menyatakan cintaku karena kamu begitu spesial bagiku. Aku berharap bisa terus memelukmu seperti ini. " kata Julian sambil mencium pipi kanan Qiara dari belakang.      

"Apa kamu bisa melakukan apa yang kamu katakan ini? " Tanya Qiara yang masih memasang ekspresi datar.      

"Aku bisa melakukannya, bahkan untuk waktu yang lama. Jadi, kamu tidak perlu khawatir kalau aku akan mengingkari kata-katanya. Karena aku memegang janjiku. "Jawab Julian sambil mengeratkan Pelukannya.      

"Baiklah aku percaya, sekarang duduklah lagi, karena aku sudah sangat kelaparan." ucap Qiara sambil melepas pelukan Julian dan memintanya untuk duduk.      

"Oke, aku sudah memesan makanan kesukaanmu." Kata Julian setelah duduk di kursinya sambil menepuk tangan memanggil pelayan untuk menghidangkan makananan yang sudah ia pesan khusus buat Qiara.      

Mendengar perkataan Julian, Qiara terdiam sejenak. Ia berfikir belum pernah memberitahu Julian tentang makanan kesukaannya, lalu bagaimana bisa ia menyiapkan makanan kesukaannya? Seketika itu ia berfikir lagi, apakah Julian sudah benar-benar mengenal diri nya selama mereka menikah? Karena Julian pun tidak pernah bertanya apapun padanya.     

Julian merasa aneh dengan kediaman Qiara yang membuatnya merasa curiga. Ia pun berusaha mencari tahu apa yang Qiara fikirkan dari ekspresinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.