Istri Kecil Tuan Ju

Yang Terpilih



Yang Terpilih

0"Dia memang calon suami idaman para wanita di kota A."     
0

"Kamu benar, dia tidak hanya tanpan, melainkan sangat seksi dan auranya sangat bersinar seperti cahaya yang menyilaukanku."     

"Tapi. Katanya dia sudah menikah. Oleh karena itu para sosialita dan beberapa anak kolomerat di kota A ini patah hati mendengar berita itu termasuk aku. "     

"Tidak ada kata menyerah, dia masih bisa kita dapatkan. Lagi pula, dia tidak pernah meperlihatkan siapa istrinya, kemungkinan Tuan Ju tidak menyukainya. "     

"Atau, kemungkinan yang paling masuk akal adalah, istri Tuan Ju itu adalah jelek makanya dia tidak membiarkan publik tau tentang dia. "     

"Wahhh ... Bisa jadi itu. Kamu benar. Banget, aku fikir juga begitu. "     

Qiara mengepalkan tinjunya mendengar kalimat terakhir jadi obrolan itu. Dia adalah istri Julian, bukan berarti dia jelek makanya dia tidak mau menampakkan dirinya. Dia hanya belum siap.      

'Aisss ... Dasar perempuan gatal beraninya dia mengatakan aku jelek, dia fikir dirinya layak apa buat suamiku? Kalau saja aku tidak melihat Qiano disini, mungkin aku akan berteriak mengatakan kalau aku adalah istrinya Julian. Ahhh ... Menahan sabar membuat rambutku mengeras. 'Batin Qiara sambil menatap tajam kepada Julian.      

"Qiara, apa kamu baik-baik saja? " Tanya Yumi yang merasa heran melihat ekspresi gelap Qiara sambil mengepalkan tinjunya itu.      

"Iya, aku tidak apa-ap. Aku hanya tidak suka mendengar omongan para perempuan gatal ini. Harusnya kan mereka tidak boleh menghina istrinya Tuan Ju. Itu artinya mereka tidak tau sopan santuan. "Sahut Qiara dengan ekspresi kesal.      

"Kamu benar sih, tapi mereka juga punya hak untuk bicara begitu. Karena itu mulut mereka. Nanti, kalau tuan Ju dengar mereka juga akan dihukum" Kata Yumi dengan dengan suara yang pelan.      

"Bukan begitu, iya sih itu mulut mereka. Tapi, mereka tidak berhak mengatakan istri Tuan Ju itu jelek. Setiap orang kan punya alasan kenapa dia tidak muncul ke publik. Siapa tau, istri Tuan Ju itu tidak suka dikenali bukan berarti dia itu jelek. Tuan Ju juga sangat mencintai istrinya kok." Kata Qiara lagi menimpali pendapat Yumi yang nenurutnya masih berpihak pada para gadis itu.      

"Apa kamu kenal istri Tuan Ju? Atau, jangan-jangan ... "     

Yumi menatap tajam kepada Qiara saat mengatakan itu. Ia terdiam sambil menatap Qiara, seketika itu Qiara ketakutan, jantungnya berdebar saat ia berfikir kalau Yumi akan menebak dengan benar.      

"Jangan-jangan apa? "Tanya Qiara setelah menelan ludahnya dalam-dalam.      

"Jangan-jangan ... Kamu adik iparnya Tuan Ju ya? Karena aku melihat Tuan Ju menggendongmu malam itu waktu kamu sakit, selain itu Tuan Ju juga memintaku untuk mengantar barangmu ke rumahnya. Apa aku benar? "kata Yumi menyambung perkataannya yang terhenti sebelumnya.      

Mendengar tebakan Yumi, Qiara menarik nafas lega, setidaknya Yumi tidak menebak kalau dialah istri Julian yang sebenarnya.      

"Hahaha ... Iya, tapi kakak jangan bilang siapa-siapa ya! Aku tidak mau kakak ku sampai marah kepadaku."     

Qiara terpaksa menjawab iya, karena ia fikir itu adalah alasan yang cukup masuk akal untuk fakta yang sudah Yumi saksikan.      

"Hahah ... Kamu tenang saja, aku tidak akan pernah melakukannya. Selain itu, aku juga tidak suka bergosip. "Jawab Yumi sambil tersenyum.      

"Iya, aku percaya sama kakak. "Sahut Qiara sambil tersenyum lebar.      

"Ya sudah, kamu jangan bicara lagi! Sebaiknya kita kembali fokus pada Tuan Ju! " Seru Yumi seraya melempar pandangannya kearah depan, dimana Julian sudah berdiri sambil memegang mic.      

Qiara pun langsung mengangguk lalu menoleh kearah depan. Tepat saat itu, tiba-tiba perasaannya menjadi aneh. Ada rasa ingin berlari memeluk Julian, dia semakin bingung saat perasaan itu terasa mencekik dan membuatnya sesak.      

'Ada apa denganku? Kenapa aku ingin sekali memeluk Julian? Ya Tuhan, tolong aku? Tolong redam perasaan ini karena kami sedang berada di tempat ramai. Jika terus begini, aku bisa hilang kendali dan semua orang langsung tau kalau aku istri Julian, ini tidak bisa dibiarkan. Tolong kendalikan dirimu Qiara! 'Batin Qiara seraya mengatur nafasnya dalam-dalam.      

Sementara itu Julian mulai membuka mulutnya untuk berbicara menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan.      

"Saya akan langsung saja menyebut empat nama yang akan menjadi brandambasador untuk parfum yang bertema sederhana namun luar biasa. Mereka adalah, pertama Maurena Aurelia dari fakultas Ekonomi yang akan memberikan sentuhan seni dari Parfum ini melalui lukisannya yang unik. Kedua Qiano Rapasya dari fakultas teknik, yang akan memancarkan aura dingin yang memikat saat parfum ini digunakan. Yang ketiga, Jhonatan Al Vero yang akan menunjukkan betapa berkelasnya parfum ini, dan yang terakhir, perempuan yang akan menjadi inspirasi dari tema parfum ini adalah Qiara Putri Senja." Kata Julian dengan detailanya.      

Setelah Julian menyelesaikan perkataannya, suara tepuk tangan meriah terdengar dari para dosen dan tamu yang lain.      

Namun ada saja orang yang merasa tidak adil dengan keputusan Julian yang tidak masuk akal dalam memilih.      

Siska sangat geram dan merasa kepanasan karena dua musuhnya yaitu Rena dan Qiara, malah terpilih menjadi brandambasador untuk produk yang sangat terkenal itu.      

"Ini tidak adil. Produk ini tidak akan laris dipasaran jika dia menggunakan orang-orang itu yang menjadi perwakilannya. Harusnya aku juga terpilih. "Ucap Siska pada dirinya sendiri sambil berbisik.      

Rena merasa ingin bersorak karena disandingkan dengan Qiano. Itu artinya dia akan lebih banyak waktu untuk bertemu Qiano, apalagi kalau produk ini terkenal.      

Semenatara itu, Qiano dan Qiara yang tidak pernah bergelut dalam bidang ini, langsung terkejut. Mereka tidak pernah berfikir akan menjadi brandambasador suatu produk. Qiano dan Qiara adalah dua orang yang sama. Mereka tidak menyukai yang namanya terkenal atau dunia yang penuh dengan kamera.      

Qiara tambah terkejut lagi saat nama Qiano disebut, itu artinya dia akan diminta bekerjasama dengannya. Sedang Qiano sendiri langsung melirik Qiara dengan ekspresi yang rumit.      

'Aku tidak suka berada di depan kamera dan dikenali oleh banyak orang. Akan tetapi, selama itu bersama Qiara, akupun akan senang untuk melakukannya.'Batin Qiano saat melihat Qiara yang juga meliriknya, seketika itu ia tersenyum manis.      

Rena merasa geram ketika menyadari Qiano menatap Qiara dengan begitu lembut bahkan sambil tersenyum, sedang dirinya tidak pernah mendapatkan itu dari Qiano.      

"Qiano ... Sepertinya Tuhan mentakdirkan kita untuk bersama. Oleh karena itu, perusahaan Sebesar JJ Grup memilih kita menjadi brandambasador untuk produk mereka yang super terkenal. Apa kamu juga senang? " Kata Rena seraya menarik wajah Qiano yang masih melirik Qiara agar menghadapnya.      

"Apa yang kamu lakukan? Tidak bisakah kamu lembut sedikit? Haruskah kamu melakukan ini padaku? Apa urat malumu sudah putus? "Kata Qiano dengan kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.