Istri Kecil Tuan Ju

Tanda tangan Kontrak



Tanda tangan Kontrak

0Apa yang kamu lakukan? Tidak bisakah kamu lembut sedikit? Haruskah kamu melakukan ini padaku? Apa urat malumu sudah putus? "Kata Qiano dengan kesal.     
0

"Karena aku tidak suka kamu berpaling dariku sedikitpun. Jadi kamu hanya boleh menatapku. Oke?"Jawab Rena dengan tegas.     

Qiano menyeringai aneh kepada Rena ketika mendengar apa yang dia ucapkan.     

"Memangnya kamu siapaku? Aku bukan peliharaanmu yang harus tunduk padamu. Jadi, jangan membuatku semakin tidak nyaman padamu!" kata Qiano dengan sinis.      

Mendengar perkataan Qiano, Rena langsung diam dengan ekspresi yang rumit.      

Setelah mengatakan itu, Qiano memalingkan wajahnya dari Rena dengan kesal.      

Sementara itu, Qiara kembali memperhatikan Julian yang masih berdiri sambil melanjutkan pembicaraannya.      

'Julian, kamu hutang penjelasan padaku. Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Aku benci sama kamu. ' Batin Qiara dengan ekspresi gelap.      

Qiara merasa risih dengan bisik-bisik dan tatapan aneh para tamu yang lain. Dia tau betul kalau mereka sedang memandangnya dengan bingung karena dianggap tidak cocok dengan produk itu. Banyak juga dari beberapa orang penting itu menaksirkan kalau produk ini akan gagal gara-gara brandambasador nya tidak terkenal.      

"Selamat ya Ra, semoga ini akan menjadi awal dari kesuksesanmu. "Kata Yumi memberi selamat buat Qiara.      

"Aaaa ... ? Aku? "Qiara menunjuk dirinya dengan bingung, karena dia tidak berfikir untuk mendapat ucapan selamat atau do'a kesuksesan dalam bidang ini.      

"Kamu sepertinya tidak senang akan menjadi orang yang terkenal. Kenapa? "Tanya Yumi lagi yang menyadari kalau Qiara tampak tidak senang.      

"Bukan begitu, tapi aku tidak suka tampil di depan kamera, aku juga tidak tau bagaimana tampil di depan kamera. "Jawab Qiara sambil menunduk dengan cemberut.      

"Kamu tenang saja! Nanti, kamu akan diarahkan oleh penata gayanya. Jadi, kamu tidak perlu khawatir kalau kamu tidak pernah melakukannya."kata Yumi yang mencoba menyemangati Qiara.      

"Iya. "Kata Qiara seraya mengangguk lemas, dia tidak tertarik melanjutkan obrolannya sama Yumi, karena dia tidak tau harus menjelaskannya seperti apa.      

'Ini bukan hanya tentang bisa apa tidak bisa, ini hanya tentang perasaan yang mungkin tidak akan bisa hilang jika terus bersama.' Batin Qiara dengan perasaan yang bimbang.      

"Kepada mereka yang tadi saya sebut namanya, silahkan maju kedepan!" Seru Julian sambil menatap Qiara yang menunduk.      

'Sayang, aku tau kalau kamu pasti sedang mengutukku sekarang, tapi aku ingin kamu dikenal orang dengan prestasimu sebelum orang mengenalmu sebagai istri Julian Al Vero. 'Batin Julian seraya menatap tajam kepada Qiara.      

Mendengar permintaan Julian, mereka semua langsung maju kecuali Qiara.      

"Ra, kenapa kamu malah diam? Ayo maju! "Seru Yumi sambil menepuk bahu Qiara yang terdiam.      

"Ada apa? "Tanya Qiara dengan bingung karena dia memang tidak fokus mendengar apa yang dia katakan.      

"Kamu di panggil untuk maju kedepan oleh Tuan Ju, apa kamu tidak dengar? Apa yang kamu fikirkan? " Jawab Yumi seraya bertanya kembali pada Qiara.      

"Nona Qiara ... Apakah anda dengar apa yang saya katakan? "Julian mamanggil Qiara kembali saat ia melihat istrinya itu hanya diam dan tidak bergerak sedikitpun di tempatnya.      

Mendengar suara Julian yang memanggilnya, Qiara pun langsung menoleh kepadanya dengan tatapan seperti kucing yang sedang mengintai mangsannya.      

'Tatapan itu begitu mengerikan, tapi aku menyukainya. ' Batin Julian sambil menyimpan senyumannya dibalik raut wajah tenang dan santai itu.      

Qiano mulai heran dengan sikap dan tatapan Qiara pada Julian, ia pun tidak lupa melirik kearah Julian yang tidak jauh dari tempat berdirinya bersama Rena dan Natan.      

'Kenapa aku merasa Tuan Ju dan Qiara adalah dua orang yang terlibat suatu hubungan yang rumit. Aku masih ingat bagaimana mereka datang bersama di pesta pernikahan kakak Nana. Tuan Ju memperkenalkan Qiara sebagai istrinya, tapi Qiara mengatakan kalau itu tidak benar. Lalu, hubungan seperti apa yang mereka milki? Atau ini adalah perasaanku saja? 'Batin Qiano dengan perasaan yang bingung.      

"Ra, ayo maju! Tuan Ju sudah memanggilmu sebanyak dua kali loh, nanti dia bisa marah, hidupmu bisa dikacaukan. "Kata Yumi lagi yang mencoba mengingatkan Qiara.      

Semua orang yang tinggal di kota A, tau betul siapa Tuan Ju. Cari masalah dengannya itu artinya mereka cari masalah. Dan Tuan Ju bukanlah orang yang begitu murah hati pada orang yang melanggar aturannya, namun dia bukan orang yang tidak punya hati ketika memilih mana yang benar dan yang salah.      

'Julian, kamu membuat emosiku berkobar tanpa henti. Awas kamu di rumah nanti. 'Batin Qiara seraya berdiri dengan ekspresi yang rumit.      

Setelah membatin, Qiara pun segera melangkah meninggalkan tempat duduknya menuju kearah depan.      

"Ra, kita satu tim lagi! " Bisik Qiano ketika Qiara sudah berdiri di sampingnya.      

"Aku terpaksa. "Sahut Qiara dengan ketus tanpa melirik kearah Qiano.      

Julian menyadari kalau Qiara dan Qiano terlihat ngobrol dan akrab, ekspresi nya pun mulai gelap. Dia memilih Qiano karena dia ingin saingan romantisnya ada di dekatanya dan pengawasannya, bukan untuk semakin dekat dengan Qiara. Selain itu, dia menggunakan Qiano untuk menguji perasaan Qiara.      

Julian masih mengingat betul bagaimana romantisnya Qiara waktu di pantai. Ia semakin geram saat tau kalau Qiano malah pindah ke kota A. Setelah ia selidiki siapa Qiano, ia tidak bisa mengambil tindakan apapun karena dia tidak mau berurusan dengan Kim Lion yang merupakan kakak ipar Qiano. Itulah sebabnya dia mencari jalan lain.      

"Nona Qiara, anda sebaiknya berdiri disamping saya karena parfum ini sangat cocok dengan karaktermu." Seru Julian sambil melirik Qiara.      

Mendengar apa yang Julian katakan, Qiara menarik nafas dalam karena geram terus diatur oleh Julian.      

'Sepertinya Julian mau cari mati denganku di rumah. Baiklah, aku akan mengikutinya saat ini!' Batin Qiara seraya menggertakkan giginya.      

Tidak lama kemudian, Qiara pun bergeser agar dekat dengan Julian.      

"Apa kamu puas?" Bisik Qiara tanpa melihat Julian.      

"Sedikit. "Sahut Julian.      

Qiara hanya tersenyum kecut mendengar jawaban Julian yang benar-benar membuatnya kesal.      

"Malam ini juga mereka akan menandatangani kontrak dengan JJ Grup. Oleh karena itu, besok mereka mulai shooting!" Kata Julian lagi melanjutkan ucapannya.      

Mendengar ucapan Julian, Andi pun segera maju membawakan kontrak yang sudah disiapkan Eny. Dua pelayan langsung membawa meja kehadapan mereka berempat.      

Rena yang judes hanya tersenyum kecil saat melihat Andi menjulurkan kontrak itu padanya.      

"Bukankah nona punya Manager? Apa kita perlu menghubunginya sebelum anda tanda tangan dengan kami? Karena dia juga berhak memberikan keputusan. "Tanya Andi pada Rena.      

"Tidak perlu karena ini urusanku. "Jawab Rena seraya mengambil polpen dari tangan Andi.      

Setelah itu, ia pun langsung bertanda tangan karena yang dia fikirkan hanyalah bisa bekerjasama dengan Qiano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.