Istri Kecil Tuan Ju

Miminta Waktu Untuk Berfikir



Miminta Waktu Untuk Berfikir

0Setelah itu, ia pun langsung bertanda tangan karena yang dia fikirkan hanyalah bisa bekerjasama dengan Qiano.      
0

"Baguslah! " kata Andi tanpa ekspresi.      

Setelah Rena bertanda tangan. Kini giliran Qiano. Dia terlihat masih ragu dan terkejut karena tidak menyangka kalau ia akan terpilih untuk melakukan hal yang tidak dia suka.      

"Apakah saya boleh membawanya pulang sebelum bertanda tangan? Karena saya ingin mempelajarinya lagi?" tanya Qiano yang memang butuh berfikir dahulu sebelum menerima suatu pekerjaan.      

Sebelum memberi jawaban kepada Qiano, Andi terlebih dahulu melihat Julian.      

Seketika itu Julian langsung mengangguk karena dia juga mengerti kalau semua butuh berfikir lebih dahulu sebelum mengambil keputusan.      

"Baiklah, kamu boleh membawanya pulang, tapi besok kamu bisa memgembalikannya langsung ke kantor pusat JJ Grup. "Kata Andi setelah mendapatkan persetujuan dari Julian.      

"Tentu. "jawab Qiano dengan elegan.      

Qiano bukan orang yang sembarangan, dia pemikir yang cerdas. Selalu menggunakan pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan, dia juga sama seperti Julian yang cepat tanggap dan mudah mengenali niat buruk orang padanya.      

"Saya juga harus berfikkr sebelum bertanda tangan. " Kata Qiara sebelum kontrak diarahkan kepadanya.      

Semua orang langsung memusatkan perhatian mereka kepada Qiara.      

"Gadis itu tidak secantik Rena, tapi dia begitu angkuh dan sombong. Sepertinya dia tidak mengenal siapa Tuan Ju dengan baik. "     

"Aku setuju, tapi kenapa Tuan Ju malah menjadikannya inspirasi untuk parfum barunya?"     

"Ini memang aneh. Sepertinya dia punya dukungan kuat sehingga Tuan Ju meliriknya. "     

Para tamu pada berbisik sambil melihat Qiara dengan ekspresi yang aneh.      

"Apakah anda yakin Nona? "Tanya Andi pada Qiara seakan tidak mengenal Qiara, begitulah perintah Julian padanya.      

"Tentu saja, saya tidak pernah seyakin ini."Jawab Qiara dengan ketus.      

"Baiklah? "kata Andi setelah mendapat kedipan dari Julian.      

Rena kembali geram melihat tingkah Qiara yang menuruti apa yang Qiano lalukan, ia pun menjadi menyesal telah menandatangani kontrak itu bersama Natan.      

'Sial, lagi-lagi aku kalah sama gadis ini. Apa yang Qiano lihat darinya sehingga ia terlihat begitu perhatian pada gadis yang biasa ini. 'Batin Rena seraya mengepalkan tinjunya.      

"Baiklah, acara inti sudah selesai. Kalian bisa menikmati pesta dengan bebas. "Kata MC setelah mengambil Mic dari Julian yang sudah meninggalkan tempat itu.      

Sedangkan keempat orang itu kembali duduk ditempatnya.      

Tidak lama setelah bertepuk tangan mendengar apa yang diucapkan MC, para tamu pun menikmati pesta itu dengan bebas. Ada yang berkumpul sambil membahas ketidak layakan mereka yang terpilih, ada juga yang membahas kenapa Qiara yang menjadi inspirasi dari produk itu.      

Walaupun Qiara mendengar sekilas obrolan kelompok tertentu, ia tidak memperdulikannya karena ia tidak tertarik mengurusi mereka.      

"Qiara, kenapa kamu butuh berfikir untuk menandatangani kontrak? Ini perusahaan besar loh, harusnya kamu semangat! "Tanya Yumi setelah Qiara duduk kembali di sampingnya.      

"Tidak semudah itu, apalagi aku tidak suka dengan semua ini, jadi aku harus bisa mengulur waktu selama mungkin. "Jawab Qiara dengan lemas.      

"Permisi nona-nona, apakah saya bisa mengganggu sebentar? "     

Mendengar suara itu, Qiara dan Yumi langsung menoleh kepada si pemilik suara.      

"Pak Andi? Ada apa? " tanya Qiara dengan heran karena ia cukup mengenal Andi setelah bertemu beberapa hari.      

"Saya mau bicara sebentar bersama nona Yumi. "Jawab Andi sambil melirik Yumi.      

'Mau apalagi orang ini? Tidak cukupkah dia menyeretku untuk datang kesini? Apa dia mau memaksaku lagi untuk melakukan sesuatu? 'Batin Yumi dengan ekspresi heran.      

"Ada perlu apa jika aku boleh tau?"Tanya Qiara lagi sambil menatap Andi dengan curiga.      

"Maaf nona Qiara, saya tidak bisa memberitahu anda karena ini urusan saya dengan nona Yumi. "Kata Andi dengan sopan.      

"Bagaimana kak Yumi? Apakah kakak mau bicara sama dia? Jika pun kakak tidak mau, maka aku akan menahan dia agar tidak sampai menyeretmu pergi dari sini. "Tanya Qiara pada Yumi dengan heran.      

"Tidak apa-apa kok Ra, aku bisa mengatasinya. Lagi pula Pak Andi bukan orang jahat kok. Ya sudah, aku akan ikut pak Andi sekarang juga! "Jawab Yumi dengan lemah lembut dan tersenyum manis.      

"Ya sudah, kakak boleh pergi dan harus segera kembali. Tapi, jika Pak Andi melalukan sesuatu pada kakak, segera hubungi aku biar aku bisa membuat perhitungan padanya. "kata Qiara dengan tegas.      

"Oke. "Sahut Yumi seraya memperlihatkan jempolnya dengan tersemyum manis.      

"Ayo pak! "Kata Yumi kepada Andi.      

Mendengar apa yang dikatakan Yumi, Andi pun langsung mempersilahkan Yumi untuk jalan beriringan bersamanya.      

Tidak lama kemudian mereka berdua sampai disebuah ruang makan dengan meja bundar besar ditengah-tengah.      

Yumi terkejut ketika melihat Julian duduk di depan meja bundar itu.      

"Silahkan duduk! "Seru Andi seraya mempersilahkan Yumi duduk di seberang Julian.      

"Ya."Jawab Yumi seraya duduk dengan sedikit ragu karena ini kali pertama ia duduk berhadapan dengan Julian.      

Andi keluar meninggalkan Yumi dan Julian ngobrol berdua didalam.      

Sementara itu, Qiara mulai gelisah karena Yumi tidak juga kembali bersama Andi.      

'Aku bosan berada disini sendirian. Qiano sepertinya sedang asik dengan Kak Rena, sedangkan Natan dan kak Jasmim tampak asik juga ngobrol dengan Kak Jasmin. Aku disini sendirian sambil menahan kantuk. Julian, aku mau pulang dan peluk kamu. 'Batin Qiara sambil menguap.      

Yang benar adalah, Qiano ditahan oleh Rena agar tidak menghampiri Qiara dengan mengancamnya.      

Tidak lama kemudian, dia pun sudah tidak tahan dengan rasa bosan dan kantuk yang tidak bisa dia tahan. Oleh karena itu Qiara memilih pergi diam-diam dari pesta itu.      

Andi kebingungan karena tidak menemukan Qiara ditempatnya saat ia kembali untuk mengawasi Qiara.      

'Di mana Ny. Ju? Bukankah dia tadi duduk di kursi ini? ' Batin Andi seraya melempar pandangannya kebeberapa arah.      

Karena tidak menemukanya, Andi pun segera membuat panggilan kepada anak buahnya sambil berjalan menyimak para tamu yang masih menikmati suasana pesta, terlebih itu masih jam sembilan malam.      

"Hallo, dimana kalian? "Tanya Andi setelah panggilannya tersambungkan.      

"Kami ada di luar berjaga. Ada apa pak Andi? "Sahut orang yang berada diseberang telpon.      

"Kalian harus mencari keberadaan istri bos sekarang juga!" Seru Andi dengan tegas.      

"Dimana kami harus mencarinya? "Tanya mereka lagi untuk memudahkan pencarian mereka.      

"Kalian harus berpencar. Ada yang ke toilet tapi minta pengawal wanita kalau untuk itu, ada juga yang di pintu masuk utama dan di depan hotel. Aku akan mencarinya di sekitar taman tempat acara ini berlangsung, semoga saja Ny. Bos masih ada di sini!"Jawab Andi dengan suara berat karena dia benar-benar merasa panik.      

"Baiklah. "     

Setelah membuat panggilan, Andi pun segera berkeliling di sekitar taman tempat acara itu untuk menemukan Qiara.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.