Istri Kecil Tuan Ju

Kepanikan dan Ketakutan Andi



Kepanikan dan Ketakutan Andi

0"Baiklah."     
0

Setelah membuat panggilan, Andi pun segera berkeliling di sekitar taman tempat acara itu untuk menemukan Qiara.      

'Aku harus segera menemukan Ny.Bos, jika tidak aku akan kena amukan Bos. 'Batin Andi yang terus berkeliling tanpa melewatkan celah apapun mencari Qiara.     

'Aku harus segera menemukan Ny. Bos, jika tidak aku akan kena amukan Bos. 'Batin Andi yang terus berkeliling tanpa melewatkam celah apapun.      

"Kak Jasmin, coba lihat apa yang sedang dilakukan oleh pak Andi! Kenapa dia seperti sedang mencari seseorang? " Tanya Natan yang sedari tadi bingung melihat Andi yang mondar mandir dengan bingung.      

"Kamu tanya saja padanya jika kamu penasaran, karena kakak harus segera pergi dari sini. "Jawab Jasmin yang tidak begitu tertarik pada apa yang Andi lalukan.      

"Baiklah. Kakak hati-hati dijalan! "Kata Natan melepas kepergian Jasmin.      

"Iya."     

Setelah mengatakan itu, Jasmin pun segera pergi bersama sang Manager meninggalkan pesta itu. Sedangkan Natan segera mencari keberadaan Yumi yang tidak kelihatan setelah acara bebas dimulai.      

'Yumi kemana ya? Kenapa aku tidak melihatnya sedari tadi? Apakah dia sudah pergi? Tunggu dulu, katanya dia cuti kuliah dan tidak tinggal di Asrama lagi. Lalu, kemana dia pergi setelah dari sini?' Batin Natan dengan terus mencari keberadaan Yumi.      

Natan tidak mau menyerah, ia pun bertanya kepada beberapa temannya yang mengenal Yumi, tapi mereka terlalu sibuk ngobrol sehingga tidak memperhatikan keberadaan Yumi.      

"Apa kalian melihat Yumi? "Tanya Natan kepada beberapa teman kampusnya yang duduk di salah satu tempat duduk paling belakang.      

"Tidak. Terakhir melihatnya itu, dia duduk di sebelah sana! "jawab salah satu diantara mereka sambil menunjuk kearah meja tempat duduk Yumi.      

"Terimakasih! Kalau begitu saya permisi! "Kata Natan dengan putus asa.      

Setelah lelah mencari, Natan pun segera menghubungi nomer Yumi, akan tetapi tidak aktif, seketika itupun Natan merasa frustasi karena tidak bisa ngobrol bersama Yumi.      

Karena lelah dan frustasi, Natan pun duduk disalah satu kursi setelah mengambil mimuman diatas meja yang khusus menyiapkan minuman.      

Di waktu yang sama, Andi kebingungan setengah mati karena tidak juga menemukan keberadaan Qiara, sedangkan Julian masih bicara dengan Yumi.      

"Bagaimana, apakah kalian sudah menemukan keberadan Ny. Bos? "Tanya Andi setelah panggilannya tersambung dengan beberapa pengawal yang dia tugaskan untuk mencari Qiara dibeberapa tempat.      

"Kami tidak menemukan Ny. Bos. "Jawab pengawal itu dengan panik.      

"Pokoknya segera temukan Ny. Bos, sebelum Bos tau kalau kita kehilangan istrinya!" Seru Andi dengan tegas karena dia tidak mau melihat bosnya murka.      

Andi tau betul kalau sang bos sangat menjaga dan memperhatikan istrinya agar tidak tersentuh bahaya atau apapun. Jika, Qiara kenapa-kenapa mungkin dia akan tamat oleh Julian.      

"Baik. Kami akan mnegecek CCTV Hotel ini untuk mempermudah pencarian kami." sahut mereka.      

"Bagus, jika ada apa-apa segera hubungi aku "Kata Andi lagi.      

"Oke. "     

Setelah itu Andi menutup panggilannya dan mencari ke beradaan Qiara kembali.      

Di salah satu ruangan tertentu di Hotel itu, Julian menatap Yumi penuh arti.      

"Aku tau kalau kamu cerdas, jadi aku fikir kamu faham dengan apa yang aku katakan tadi, bukan begitu?" Kata Julian.      

Yumi terdiam sejenak, dia tau kalau Julian bukan orang yang bisa diajak bicara oleh sembarang orang, namun ia sangat beruntung bisa ngobrol dan duduk bersama Julian. Akan tetapi , permintaan Julian cukup sulit untuk dia iyakan.      

"Apakah saya boleh memikirkannya terlebih dahulu sebelum memberi jawaban? Saya tidak ingin salah memberi jawaban. " Kata Yumi memberanikan diri untum berbicara begitu.      

Mendengar permintaan Yumi, Julian terdiam sesaat. Dia fikir kalau Yumi ingin mengikuti gaya Qiara atau memang dia adalah seorang pemikir yang keras juga seperti Qiano.      

"Apakah aku bisa mendapat jawaban besok? "Tanya Julian seraya memicingkan matanya.      

"Akan saya usahakan. "Jawab Yumi sambil menunduk karena dia tidak berani menantang tatapan Julian.      

"Baiklah. Kalau begitu, pembicaraan kita cukupkan sampai sini. Malam ini Asistenku akan membawamu ke salah satu kamar mewah yang ada di hotel ini. Kamu tinggallah disana malam ini agar tidak mengundang kebingungan kepala Asrama." Kata Julian seraya berdiri dari duduknya.      

"Baik Tuan Ju? Saya akan mematuhi perintah anda. " sahut Yumi dengan patuh.      

Setelah itu, Julian keluar dari ruangan itu meninggalkan Yumi yang terdiam di tempat duduknya dengan ekspresi jatuh. Entah ia menyesal atau tidak mengenal Natan, namun berurusan dengan Julian memang cukup mengerikan baginya.      

Sementara itu, Julian berjalan menuju tempat acara lagi untuk memastikan Qiara masih disana bersama Andi.      

Tepat saat itu, ponsel Julian berbunyi dan itu dari Andi. Seketika itu Julian langsung menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Hallo bos! "      

Suara Andi terdengar panik dari seberang telpon, sehingga perasaan Julian menjadi tidak tenang dan tidak terkendali.      

"Kenapa suaramu panik begitu? Ada apa? Katakan dengan cepat! "Teriak Julian dengan tidak sabaran.      

"Maaf bos! Saya kehilangan Ny. Ju sewaktu saya kembali dari mengantar Nona Yumi keruangan anda."Jelas Andi dengan ragu karena dia sudah bisa membayangkan bagaimana murkanya Julian ketika mendengar kabar darinya.      

Tentu saja ekspresi Julian langsung menjadi gelap, nafasnya mulai tidak beraturan karena sangat menghawatirkan Qiara.      

"Cari istriku sampai dapat atau kalian akan aku hancurkan jika terjadi sesuatu padanya. "Seru Julian dengan suara berat yang mengerikan.      

"Kami sudah menelusuri hotel ini termasuk parkiran, tapi kami tidak bisa menemukan istri anda bos! "Jelas Andi.      

Julian semakin kehilangan ketenangan karena Qiara yang sekarang bukanlah yang kuat dan bisa jaga diri lalu bergerak dengan bebas.      

Selain itu, Qiara juga membawa bayinya bersama dengannya, itu akan sangat berbahaya jika Qiara sampai terlibat perkelahian ditengah jalan malam-malam begini.      

"Apa kamu sudah memeriksa CCTV? "Tanya Julian lagi.      

"Sudah Bos. Para pengawal sudah menuju ruang CCTV. "Jawab Andi lagi dengan perasaan yang semakin tidak enak. Ia takut akan terjadi apa-apa pada Qiara, karena itu bisa memancing murka bosnya.      

"Baiklah, kamu temui aku di lobi hotel sekarang juga! Dan pastikan mereka sudah memeriksa CCTV. " Seru Julian lagi dengan suara yang mulai tidak karuan.      

"Baik bos! Kebetulan saya lagi ada dilantai bawah tidak jauh dari lobi. Kalau begitu saya yang akan menunggu bos disini. "Kata Andi.      

Tanpa mengatakan apapun, Julian langsung menutup panggilannya. Fikirannya tidak karuan karena dia takut Qiara akan bertemu orang jahat seperti waktu itu, dan Julian teroma kalau mengingatnya.      

'Sayang, kamu kemana? Apakah kamu baik-baik saja? Kenapa kamu tidak menungguku saja? Ya Tuhan, semoga istri dan anakku tidak apa-apa! 'Batin Julian seraya tidak sabar untuk bisa keluar dadi lift itu.Beberapa menit didalam Lift seakan sangat lama baginya karena kecemasan menggila yang dia rasakan di dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.