Istri Kecil Tuan Ju

Ada Apa Denganmu?



Ada Apa Denganmu?

0Julian tiba-tiba ngerem mendadak ketika melihat Qiara jalan kaki dengan kaki telanjang dan sepatu yang di tenteng karena ketinggian.     
0

Ia menelusuri trotoar karena belum menemukan taxi, sedangkan kakinya terasa sakit menggunakan hak tinggi terlalu lama. Untungnya dia bawa selendang untuk menutupi wajahnya agar tidak dikenali siapapun.     

Tanpa menunggu lama, Julian pun memarkir mobil mewahnya ditepi jalan dan bergegas keluar dari mobil.      

"Julian kenapa kamu ada disini? Apa kamu tidak bekerja?" Tanya Qiara dengan heran saat melihat Julian sudah berdiri di hadapannya.     

Tanpa menjawab pertanyaan Qiara, Julian langsung menggendongnya karena dia merasa sakit hati melihat kaki indah Qiara berjalan di trotoar, terlebih kaki Qiara mulai memerah dan kotor.     

"Julian, turunkan aku, malu di lihat banyak orang!" Kata Qiara sambil melirik ke kiri dan kanannya.      

Tentu saja banyak pejalan kaki, yang melihat mereka sehingga Qiara semakin merasa tidak nyaman.      

Walaupun Qiara terus memintanya untuk di turunkan. Julian tidak memperdulikannya, dia malah terus berjalan hingga mereka sampai di lokasi parkir mobil mewahnya.     

Sesaat kemudian.     

Julian membukakan pintu dan meminta Qiara untuk masuk.     

Setelah Qiara duduk dengan patuh dan tenang di kursi sebelah pengemudi, Julian pun segera masuk menyusul Qiara.      

Melihat ekspresi Julian. Qiara tidak berani mengatakan apapun selain duduk dengan patuh di samping Julian.     

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, karena Qiara tidak berani bertanya apapun disaat ekspresi Julian memburuk seperti itu.      

Karena tidak sabaran sampai di rumah, Julian pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.      

Qiara tidak berkomentar apapun karena dia tidak masalah dengan mobil yang berjalan cepat sebab dia sudah terbiasa dengan hal itu.      

Rumah Julian.     

Tidak butuh waktu lama, Julian memarkir mobilnya di depan rumahnya. Setelah itu, Julian bergegas keluar lalu membuka pintu penumpang dengan lebar.      

Setelah itu ia mengangkat tubuh Qiara lagi ke gendongan nya. Kali ini, Qiara patuh dan membiarkan Julian melakukan sesuka hatinya.     

Setelah itu Julian membawa Qiara masuk ke kamar dan mendudukkannya di sofa dalam kamarnya.      

'Kenapa Julian seperti orang yang ketakutan begini? Ada apa dengannya?' Batin Qiara sambil memperhatikan ekspresi Julian yang sedari tadi diam dan sangat mengerikan.     

"Kamu mau kemana? " Tanya Qiara ketika melihat Julian akan membuka pintu kamar.      

"Aku tidak akan lama, jadi tunggulah! " Setelah mengatakan itu Julian keluar dari kamarnya.      

Qiara menunggu dengan patuh tanpa banyak tanya. Ia memperhatikan kakinya sangat kotor dan sedikit memar karena berjalan kaki cukup jauh menggunakan hak tinggi.      

Tidak lama kemudian.     

Julian masuk kembali ke kamar. Seketika itu Qiara mengerutkan keningnya saat melihat Julian membawa cawan berisi air dan handuk berwarna putih serta kotak P3K.      

Dengan pelan Julian duduk dan menarik kaki Qiara lalu ia letakkan di kakinya. Seketika itu Qiara terkejut dan merasa kurang ajar.      

"Apa yang kamu lakukan? " tanya Qiara dengan bingung.     

Mendengar pertanyaan Qiara, Julian hanya menatapnya sebentar lalu kembali mengambil handuk yang sudah dibasahi dengan air.     

Setelah itu dia membersihkan kaki Qiara yang kotor dengan cekatan.     

Hati Qiara langsung tersentuh melihat apa yang Julian lakukan. Dia tidak pernah membayangkan akan diperlakukan seperti ratu di istana Julian sendiri.      

Seorang Tuan Ju yang berkuasa di kota A, ternyata melayaninya sebagaimana seorang pelayan kepada majikannya. Hanya saja ini suaminya, akankah dia kurang ajar?      

Ekspresi Julian sangat gelap saat melihat memar di kaki Qiara.     

"Julian?"     

Mendengar suara lembut Qiara, Julian langsung mendongak dengan tatapan yang sendu.     

"Aaku akan membalut memar di kakimu agar tidak infeksi. Jadi, tahan jika agak perih!"     

Qiara pun mengangguk. Ia membiarkan Julian mengoleskan salep di bagian kakinya yang memar.      

"Sudah selesai." Ucap Julian sambil mendongak menatap wajah Qiara.     

Seketika itu, Qiara bisa melihat dengan jelas raut wajah Julian yang khawatir dan takut.     

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat sangat khawatir? Apakah karena aku?" Tanya Qiara sambil menyentuh pipi Julian dengan kedua tangannya yang lembut.     

Julian tersenyum sambil memejamkan matanya, ia mencoba merasakan halus dan lembutnya sentuhan Qiara yang masih saja ia rindukan itu.     

"Aku hanya benci melihatmu terluka. Kita ini baru saja memulai hal baru dalam hidup kita, oleh karena itu aku takut tidak akan membuatmu bahagia. Apa yang harus aku lakukan agar kamu tetap baik-baik saja?" Jawab Julian seraya duduk di samping Qiara.      

Qiara tersenyum lalu menoleh kearah sampingnya lalu berkata dengan serius, "Aku tahu kalau diriku memanglah orang yang kasar dan keras kepala, tapi aku akan mencoba berubah sedikit demi sedikit. Untuk itu tolong perbanyak sabar mu. Dan, terimakasih sudah mau mendukung karirku hingga menyembunyikan hubungan kita untuk kedua kalinya. Walaupun aku tahu kamu tidak nyaman. Tapi, setelah aku merasa pantas berdiri di sampingmu, sejak itu juga aku akan umumkan hubungan kita."      

"Iya. Selama itu membuatmu nyaman aku akan lakukan. Biarkan Zio terbiasa denganmu agar ia mudah menerimamu sebagai ibunya. Karena sebenarnya, watak Zio mirip dengan watak mu." Kata Julian sambil memegang tangan Qiara.      

"Iya. Oh iya, ini sudah jam berapa, bukankah kamu akan menjemput Zio? " Kata Qiara ketika mengingat kalau Zio masih ada di sekolahnya.      

"Ada Bibi Liu yang selalu menjemputnya!" Jawab Julian.      

"Kalau begitu kembalilah ke kantor, kamu pasti punya banyak pekerjaan. Aku sudah tidak apa-apa.. "      

"Apa kamu yakin tidak mau aku temani?" tanya Julian yang merasa tidak rela meninggalkan Qiara sendirian.      

"Iya. Jadi pergilah! "Jawab Qiara sambil mendorong Julian untuk berangkat ke kantor.      

"Baiklah. Tapi, sebelum itu aku akan membantumu untuk merebahkan diri di ranjang!" Setelah mengatakan itu Julian membantu Qiara merebahkan tubuhnya di ranjang.     

Setelah itu Julian duduk di pinggir ranjang sambil menatap wajah menyebalkan Qiara yang kadang membuatnya marah dan tertawa itu.      

"Aku akan ke kantor sekarang, kamu istirahat saja!" Ucap Julian sambil menyelimuti Qiara dan mencium kening nya.      

Setelah itu Julian meninggalkan Qiara sendirian di kamarnya.      

'Dia memang suami yang tidak di ragukan lagi, untung saja dia tidak jatuh di pelukan nenek sihir itu. Kalau tidak, anak dan suamiku akan berubah menjadi makhluk yang menakutkan. ' Batin Qiara sambil duduk kembali dan mengambil ponselnya.      

Setelah menemukan kontak Aurel. Qiara pun langsung menghubunginya.      

"Halo, Liana ... Dimana kamu? Katanya kamu terlibat adu mulut dengan Helena dan Nona Viona, apakah itu benar? " Tanya Aurel dengan panik dari seberang telpon.      

"Iya, aku pikir mereka tidak menyukaiku. Tapi, aku khawatir akan merepotkan mu setelah kejadian ini. Tolong maafkan aku! " Jawab Qiara yang merasa bersalah.      

Qiara benar-benar merasa tidak nyaman, karena ia selalu merepotkan Aurel sejak pertama kali Syuting. Perasaannya pun mulai tidak tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.