Istri Kecil Tuan Ju

Dua bunga untuk satu Perempuan.



Dua bunga untuk satu Perempuan.

0"Tentu saja aku tidak mungkin bohong! " Ujar Helena sambil mempersiapkan dirinya untuk mengambil bunga dari Julian.     
0

Sesaat Kemudian.     

"Ini buatmu! " Ucap Ujian sambil menyodorkan setangkai bunga mawar yang dia bawa.     

Seketika itu, Helena langsung tersenyum malu. Tapi, senyumnya langsung menghilang saya ia melihat tangan Julian melewatinya.     

Helena pun langsung menoleh ke belakang dan melihat wajah Yuni yang bingung melihat Julian memberinya bunga karena ia tidak pernah berpikir akan mendapatkan bunga dari Julian.     

"Apakah ini untuk ku? " Tanya Yumi sambil menunjuk dirinya.      

"Tentu saja. Apakah kamu mau menari denganku!" Jawab Julian sambil tersenyum.     

Ekspresi Helena menjadi gelap melihat orang yang mendapatkan bunga itu adalah orang yang dia tidak sukai. Tidak hanya itu, ia juga harus membayar rasa malunya kepada teman-temannya.      

Helena semakin geram saat mendengar bisik-bisik dari teman-temannya yang mulai menyindir dan menertawakannya. Tapi, ia tidak bisa melakukan apapun karena ada begitu banyak mata yang melihatnya.      

Sementara itu, Yuli tersenyum saat melihat kedipan Julian. Ia tahu kalau Julian tidak akan mau berdansa dengan wanita yang tidak dia kenal atau yang berpotensi akan menggodanya.     

Setelah itu, Yuki pun meraih uluran tangan Julian lalu mengikutinya maju ke depan.      

Begitupun dengan Maxwell yang lebih memilih salah satu Manager paruh baya yang sudah lama bekerja di YM Entertainment dari pada memilih salah satu dari gadis cantik yang ada di tempat itu.     

"Baiklah, Tuan Max dan Tuan Ju sudah menentukan pilihannya yang pertama. Sekarang kita akan lihat siapa yang mereka akan pilih untuk yang kedua. Namun, sebelum itu mereka akan berdansa sama orang pertama!" Kata MC itu dengan suara yang menggelegar.      

Semua orang langsung bertepuk tangan, musik yang disiapkan untuk dansa langsung di putar .      

"Aku tahu kenapa Tuan Ju memilihku! " Kata Yumi sambil mendongak menatap Julian lalu tersenyum manis.      

"Apa? " Sahut Julian.      

"Karena anda tidak di goda oleh para gadis yang memuji tuan. Aku benarkan? " Jawab Yuni sambil tersenyum.      

"Kamu memang pintar. " Ujar Julian Julian sambil tersenyum manis kepada Yumi.     

Melihat pemandangan yang tidak enak itu, Helena mengepalkan tinjunya. Terlebih cibiran teman-temannya membuatnya semakin terbakar emosi.     

'Awas kamu Yumi! Aku akan pastikan hari ini juga karirmu akan berhenti di GM Entertainment. Kebetulan aku kenal CEO nya sehingga aku tidak kesulitan untuk melakukannya.' Batin Helena.      

"Bos masih saja dingin pada wanita. Dia lebih memilih wanita paruh baya yang sudah memiliki anak deri pada gadis cantik yang ada disini. " Kata Aurel sambil menyilangkan kedua tangannya.      

Qiara hanya tersenyum menanggapi apa yang Aurel katakan.      

'Untung dia memilih Yumi, jika tidak maka aku akan memberi perhitungan kepadanya. 'Batin Qiara.      

Beberapa Saat Kemudian.     

Julian dan Max selesai berdansa dengan orang yang mereka pilih. Kini giliran orang kedua yang harus mereka jemput setelah orang pertama kembali duduk.      

Semua artis deg-degan dan berharap dipilih. Namun, Julian dan Max terlihat berjalan menuju kursi yang sama.     

Semua mata tertuju kepada mereka berdua yang terlihat seperti sedang melakukan balap lari itu.      

"Kenapa mereka ke satu arah? "     

"Apakah mereka akan memberikan kepada satu orang wanita? "      

Semua orang pada bertanya-tanya, namun mereka lebih kaget ketika Julian dan Max berhenti di depan satu kursi yang sama.      

'Apa-apaan ini? Kenapa mereka berdiri di depanku ' Batin Qiara dengan frustasi.     

Helena merasa geram saat melihat dua orang itu malah berdiri di di depan Qiara .      

"Bunga ini untukmu!" Kata Max dan Julian bersamaan.      

Qiara rasanya mau gila saat melihat kelakuan Julian dan Max. Rasanya dia ingin mencari lubang semut untuk bersembunyi.      

Julian dan Max saling pandang karena mereka juga baru menyadari kalau mereka kearah yang sama.      

Melihat kejadian itu, Kevin menunduk sambil memijit alisnya.      

'Mereka berdua mulai lagi ... Tidakkah mereka khawatir kalau Liana akan menjadi sorotan lalu banyak musuh? Sedangkan Liana pendatang baru.'Batin Kevin.     

"Wow ... Tuan Ju dan Tuan Max, menuju orang yang sama. Siapakah yang akan dipilih wanita itu?"     

"Hahaha... Bunga ini buat saya saja. "Kata Aurel yang mencoba menyelamatkan banyak orang dari murka dua lelaki yang penuh kuasa itu.      

Setelah itu, Aurel merebut bunga mawar itu dengan paksa dari tangan Julian dan Maxwell lalu memaksakan tawanya karena sebenarnya ia juga ketakutan.     

Qiara merasa lega karena Aurel membantunya menyelesaikan masalahnya.     

"Kenapa kamu menginginkannya? " Tanya Julian sambil menatap Aurel dengan sinis.     

"Dia perempuan bebas, jadi aku bisa mendekatinya." Jawab Max sambil tersenyum.      

"Tidak ada yang boleh mendekatinya!" Julian mengepalkan tinjunya karena Maxwell sudah terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Qiara.     

Seketika itu Qiara dan Aurel mulai panik melihat dua lelaki itu saling tatapan dengan ekspresi yang menakutkan.     

"Saya mohon kepada tuan berdua agar segera pergi dari hadapan saya! " Kata Qiara dengan pelan karena dia tidak nyaman dengan tatapan aneh semua orang.      

Julian dan Maxwell langsung menoleh kearah Qiara, seketika itu mereka bergidik ngeri melihat tatapan Qiara yang mengerikan sehingga mereka tidak bisa melanjutkan pertengkaran itu.     

Tidak lama setelah itu, Julian dan Max kembali ke tempat duduk tanpa melanjutkan permainan yang tidak menyenangkan itu lagi.     

Julian tidak tertarik kepada Max begitupun sebaliknya , hanya saja mulai hari ini mereka mulai mengibarkan bendera perang.     

Setelah itu Qiara menutup wajahnya menggunakan tas yang dia bawa sehingga semu orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Bahkan, ia meminta Aurel untuk tukeran tempat duduk.     

Sementara itu, Kevin meninggalkan tempat duduknya karena ia sangat malas melihat Maxwell dan Julian perang dingin.      

Kevin tidak tertarik untuk mencari tahu apa hubungan Julian dan Qiara. Karena ia hanya fokus pada urusannya yang lebih penting.     

'Sudah aku duga, ketika mereka berdua berada dalam satu acara, maka acara itu pasti akan berantakan. Mereka merusak mood ku saja.'Batin Kevin sambil berdecak pinggang.      

"Awas ... "      

Kevin langsung menoleh kearah sumber suara yang keras itu.      

Seketika itu, ia melihat seorang perempuan dengan tubuh yang padat berisi tapi cukup cantik itu sedang berlari kearahnya.      

"Pergi dari sana ... Lampu di atas mu akan jatuh ... " Teriak perempuan itu lagi.      

Seketika itu, Kevin mendongak dan terkejut sehingga ia tidak bisa menghindar dengan cepat.     

"Arggg ... " Kevin berteriak saat melihat lampu itu putus dan akan menimpanya tubuhnya.     

Tapi, perempuan itu segera mendorong Kevin sehingga mereka berdua terjatuh di lantai dengan posisi Kevin berada di bawah perempuan bertubuh padat itu.     

Suara lampu yang pecah saat menyentuh lantai membuat semua orang yang ada di loby terkejut. Satpam itu pun segera berlari untuk memastikan tidak ada korban.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.