Istri Kecil Tuan Ju

Kebingungan.



Kebingungan.

0"Maaf bos, aku tidak pantas menerima perasaan anda yang spesial itu, jadi aku mohon agar Bos berhenti sekarang! " Kata Qiara dengan ekspresi memohon.      
0

'Ya Tuhan, apa yang sedang aku hadapi? Kenapa aku harus terlibat dengan bos besar? Ada apa ini?'Batin Qiara dengan ekspresi bingung.     

Maxwell tersenyum mendengar apa yang Qiara katakan, ia tidak menyangka akan di tolak dua kali dalam satu waktu oleh orang yang sama.      

"Apakah kamu menolak ku karena Julian? Lelaki yang kamu perlakukan seperti suami itu? Atau, kamu memang istri nya Julian? "      

Pertanyaan Maxwell membuat Qiara langsung mematung dan berhenti melangkah mundur. Dia menduga kalau Maxwell memang melihatnya saat makan siang bersama Julian tadi. Tidak hanya itu, Maxwell juga melihat dia memperlakukan Julian dengan sangat romantis.     

'Apakah dia melihat semuanya? Jika ia, apa yang harus aku katakan sekarang, aku sangat bingung dan butuh pencerahan agar aku tidak salah bicara. Ya Tuhan, tolong aku!' Batin Qiara.      

"Kenapa kamu diam saja? Apakah aku benar? " Tanya Maxwell lagi sambil memicingkan matanya untuk memojokkan Qiara yang masih terdiam.      

"Aku... "      

Mulut Qiara terasa kaku untuk melanjutkan ucapannya karena dia benar-benar bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa kepada Maxwell.      

"Kenapa kamu terlihat sangat ketakutan seperti itu? Aku hanya bertanya bukan ingin memakanmu. Lagi pula aku hanya bercanda kok! "Kata Maxwell sambil memegang tangan kanan Qiara dengan senyum termanisnya.     

"Oh astaga ... Bos membuatku gugup. "Ucap Qiara sambil bernafas lega karena semua yang dia dengar tadi hanya iseng doang.     

" Lepasin dia! "     

Maxwell dan Qiara langsung menoleh ke sumber suara saat mendengar suara berat yang mengerikan itu.     

Qiara melotot saat melihat Julian berdiri di depan pintu masuk, seketika itu ia menelan ludah dalam- dalam.     

'Apa yang harus aku lakukan, bos Maxwell bisa tahu kalau aku ini sudah menikah, setelah itu ia pasti akan membuang ku dari YM Entertainment.' Batin Qiara dengan cemas.     

Sedangkan Maxwell tersenyum pahit melihat kedatangan Julian yang dia pikir sudah jauh meninggalkan area Restauran itu.      

Tepat saat itu, suara ponsel Maxwell berbunyi, seketika itu Qiara merasa terselamatkan karena Maxwell langsung mengangkat panggilan itu dan melepaskan genggaman tangan Qiara.     

"Maaf Tuan Ju, lain kali kita akan bicara, aku harus pergi sekarang! " Kata Maxwell sambil menepuk pundak Julian.      

Setelah itu ia pergi meninggalkan Julian dan Qiara tanpa banyak kata lagi.     

"Kenapa Maxwell ada disini? " Tanya Julian dengan ekspresi gelap.      

Qiara merinding melihat tatapan Julian yang mengerikan karena ia berfikir kalau Julian sedang berfikir macam-macam padanya.      

"Aku tidak sengaja bertemu dengan bos Maxwell disini, aku juga tidak tahu dia mau apa. Mungkin, dia mau makan." Jawab Qiara dengan hati-hati sebab dia khawatir kalau Julian akan cemburu.      

"Kenapa kamu membiarkan dia memegang tangan mu?" Tanya Julian dengan tatapan mengintimidasi.     

Qiara terdiam sejenak karena dia pikir akan sangat buruk jika jujur tapi jika bohong Julian bisa tahu dengan mudah. Qiara pun jatuh dalam dilema. Maxwell hanya bercanda, tapi jika ia ceritakan tentu Julian tidak akan percaya.     

"Ummm... Sayang, kenapa kamu kembali lagi? Bukankah kamu terburu-buru ke kantor tadi? " Tanya Qiara yang mencoba mengalihkan pembicaraan.      

"Ponselku ketinggalan, oleh karena itu aku kembali. " Jawab Julian tanpa emosi.     

"Dimana? " Tanya Qiara dengan bingung karena ia tidak melihat ponsel Julian di mana-mana.      

"Sepertinya jatuh di dalam tasmu. "     

Qiara langsung memeriksa tasnya, ia pun melihat ponsel Julian memang ada di sana. Tepat saya ia ingin menyalakan ponsel itu, Julian langsung merebutnya dengan gugup.      

"Ehh... " Qiara kaget melihat Julian merebutnya ponselnya dengan gelagapan.      

"Maaf, aku harus menelpon Klien makanya aku merebut ponsel ini dengan cepat!"     

Qiara langsung mengangguk karena ia percaya apa yang Julian katakan.      

"Ya sudah, ayo aku antar kamu kembali! " Kata Julian lagi setelah ia memasukkan ponselnya di saku jasnya.      

"Tidak usah, aku bisa naik taxi. Sekarang, kamu pergi saja karena kamu sudah ditunggu Klien mu! " Ucap Qiara sembari mendorong Julian untuk pergi duluan.      

"Baiklah, nanti kamu kirim pesan jika sudah sampai. Dan satu lagi, jika manusia yang bernama Maxwell itu mendekatimu lagi maka kamu harus menjauhinya! " Ucap Julian dengan tegas.      

"Iya. " Qiara tidak bisa berhenti senyum melihat sikap Julia saat cemburu.      

Setelah itu Julian pun pergi meninggalkan Qiara.      

'Ada apa dengan Julian? Kenapa dia tidak secerewet saat ia belum menemukan jawaban dari pertanyaannya, dia juga tidak protes saat aku mengalihkan pembicaraan. Ada apa dengannya? Dan kenapa Julian ketakutan saat melihatku dekat dengan bos Maxwell?' Batin Qiara dengan bingung.      

Karena tidak menemukan jawaban dari pertanyaannya, Qiara pun memilih segera pergi dari restauran itu sebelum Aurel memarahinya karena terlambat datang di acara penting itu.      

Sementara itu Julian tersenyum sambil menatap ponselnya.      

Sebenarnya Julia melihat Maxwell memperhatikan dia dan Qiara dari luar restauran. Julian pun mulia curiga dengan gelagat Maxwell yang semakin mencurigakan karena dia tidak juga pergi.      

Oleh karena itu, ia sengaja memasukkan ponselnya ke tas Qiara dengan mengaktifkan rekamannya.      

Sesuai dugaannya, Maxwell masuk dan menemui Qiara.      

'Maxwell Adamson, berani sekali kamu menyukai istriku, apakah kamu ingin mengibarkan bendera perang denganku lagi? Aku tidak akan membiarkan kamu mengambil apa yang sudah menjadi milikku. 'Batin Julian setelah mendengar rekaman percakapan Qiara dan Maxwell.      

Tepat saat itu, ponsel Julian berbunyi dan itu dadi Viona. Julian menarik nafas dalam karena dia sangat malas bicara dengan yang namanya Viona.      

Walaupun begitu dia tetap mengangkatnya karena bagaimana pun juga, Viona adalah bagian dari rencana Papa dan Mama nya.      

"Halo? " Sapa Julian terlebih dahulu setelah ia menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Julian, Mama kamu masuk rumah sakit!. " Kata Viona dengan panik.      

Seketika itu Julian panik karena Mama nya adalah orang yang jarang masuk rumah sakit.      

"Kenapa bisa terjadi? Ada apa dengan Mama ku?"Tanya Julian.      

"Tante Sarah di larikan ke rumah sakit oleh pelayan di rumahmu, katanya dia pingsan setelah mendengar kabar kalau Papa mu sekarang di tahan oleh polisi karena tersandung kasus korupsi. " Jawab Viona.     

"Baiklah, aku mohon rawat Mama ku dulu, sekarang aku akan datang ke sana!" Setelah mengatakan itu Julian langsung menutup panggilannya.     

'Bagaimana bisa Papa tersandung kasus korupsi, setahuku dia adalah menteri yang bersih bahkan dia tidak butuh uang banyak dari jabatannya sebab ia masih memiliki banyak saham di JJ Grup. Pasti ada yang menjebak Papa.'Batin Julian sembari berfikir.      

Ponselnya pun berbunyi lagi dan itu dari Nathan. Seketika itu Julian langsung mengangkatnya karena ini pertama kalinya Nathan menghubunginya setelah kegagalan pernikahan nya dengan Clara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.