Istri Kecil Tuan Ju

Istana Flory.



Istana Flory.

0Qiara tidak bisa bicara sambil berbisik dengan Helena, ia pun langsung turun dari ranjang setelah melepaskan pelukan Zio.      
0

Tidak lama kemudian, Qiara keluar dari kamar lalu duduk di ruang tamu.      

"Jangan banyak bicara lagi, katakan apa yang kamu mau sehingga kamu menelpon ku malam-malam begini! " Kata Qiara yang tidak ingin basa basi dengan Helena.      

"Baiklah, jika kamu ingin tahu apa mauku maka kamu harus menemuiku malam ini! Jika tidak, kamu akan tahu hal gila apa yang akan aku lakukan. " Kata Helena dengan suara yang mengerikan.      

Qiara terdiam sejenak karena dia tidak mungkin meninggalkan Zio, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Helena jika dia tidak mau Helena melakukan tindakan gila.      

"Dimana aku harus menemui mu? " Tanya Qiara karena dia tidak punya pilihan.      

"Akan aku kirim alamatnya. Tapi, kamu harus ingat untuk tidak memberitahu siapapun soal pertemuan kita, termasuk mantan suamimu! " Kata Helena.      

Walaupun Helena tahu kalau Qiara adalah mantan istri Julian, tapi ia menutup rapat kebenaran itu karena dia tidak mau media akan mengejar Qiara lalu menembuat Qiara langsung terkenal.      

Akan tetapi, Helena tidan tahu kalau Qiara dan Julia sudah kembali hidup bersama.      

"Aku tidak takut menemuimu sendiri oleh karena itu aku tidak butuh orang lain untuk menemaniku. Baikalah, aku akan segera berangkat karena aku tidak punya banyak waktu! "     

Setelah itu Qiara menutup panggilannya secara sepihak karena dia tidak ingin membuang-buang waktu lagi dengan bicara hal konyol.     

'Apapun yang terjadi, aku harus melindungi keluargaku. Aku akan memberikan hidupku untuk Zio.'Batin Qiara sembari bergegas menuju kamarnya.     

Sesaat Kemudian.     

Sebelum pergi, Qiara tidak lupa menitip Zio kepada bibi Liu. Karena dia khawatir Zio akan bingung jika tidak menemukan siapapun di sampingnya.     

"Aku akan segera kembali, pastikan agar kamu menjaga Zio dengan baik. " Ucap Qiara.      

"Baik Nyonya. Saya akan menjaga tuan muda! " Jawab bibi Liu dengan penuh hormat.      

Tidak lama setelah itu Qiara pun segera pergi meninggalkan rumah Julian menggunakan taxi yang sudah ia pesan.      

Karena ia tidak mau membuat Julian khawatir, Qiara pun berangkat sendiri menemui Helena tanpa memberitahu Julian.     

'Kenapa dia bisa berasa di Istana Flory? Bukankah itu adalah hunian orang kelas atas? Selain itu, kenapa dia memintaku untuk datang kesana?'Batin Qiara.     

Qiara terus betanya-tanya pada dirinya, ia tidak berfikir akan ada bahaya, namun ia sudah mempersiapkan dirinya dengan baik jika ia dalam keadaan terjepit karena Qiara tahu kalau Helena memiliki hubungan dengan Virsen.      

Istana Flory.     

Setelah perjalanan yang cukup jauh, Qiara sampai di Istana Flory yang memiliki bangunan yang menjulang ke langit. Sangat indah dan megah.      

'Aku tidak pernah membayangkan akan datang ke tempat terkutuk ini, dimana para manusia yang lebih kejam dari binatang itu berkumpul. Bukankan Presiden Direktur nya adalah Viona?'Batin Qiara sembari mendongak melihat gedung yang tinggi itu.      

"Arggh... "     

Qiara terkejut saat mendengar suara jeritan dari seseorang dari arah sampingnya dan suara teriakan itu memecah keheningan malam yang sudah hampir mendekati tengah malam itu.      

Qiara langsung bersembunyi saat melihat seorang lelaki yang tidak lain adalah Virsen sedang menarik kerah baju Helena dari belakang sehingga tubuhnya langsung jatuh ke tanah.      

Helena pun terluka parah sampai darahnya mengucur keluar. Helena hanya menatap Virsen dengan raut wajah bingung, sedangkankan Virsen menatap Helena dengan tatapan penuh bencian.      

"Apa yang kamu lakukan Virsen? Lihatlah, aku terluka gara-gara kamu!" Tanya Helena sambil menunjuk kearah Virsen yang masih berdiri tegak tanpa membantunya berdiri.      

"Aku sudah baik memberimu tempat tinggal saat diusir oleh orang tuamu, tapi kamu malah mengkhianatiku. Dasar pelacur! " Bentak Virsen kepada Helana yang sudah menangis.     

Seketika itu Helana terdiam sambil menunduk menikmati air matanya yang berjatuhan.     

Sementara itu Qiara menjadi bingung melihat tontonan di depannya itu. Apa yang terjadi dengan Helena dan Virsen? Bukankah di telpon dia terdengar sangat bahagia? Pikir Qiara.     

'Ada apa dengan dua orang ini? Kenapa mereka bertengkar di depan pintu utama? Tapi, kenapa para satpam da orang lain tidak memperdulikan mereka? '     

Qiara masih mengamati situasi yang terjadi, dia tidak ingin gegabah karena dia tidak mau salah mengambil keputusan, karena dia tahu betul kalau Virsen dan Helena adalah orang yang sangat licik.      

"Kenapa kamu hanya diam? " Tanya Virsen sambil menjambak rambut Helena dengan kasar.      

Qiara masih bertahan da tidak mau keluar walaupun jiwanya sudah meronta-rinta untuk memintanya segera menolong Helena.      

"Apa yang harus aku katakan, jika aku bicara apa kamu akan percaya? Kamu itu monster, psikopat ... " Teriak Helena dengan keras sehingga membuat ekspresi Virsen langsung berubah sengit.     

Plaakk...     

"Arggg... "     

Qiara terkejut saat melihat Visrsen menampar Helena dengan begitu kerasnya sehingga Helena yang hendak berdiri itu kembali jatuh sambil memegang pipinya yang merah dan mulai membiru.      

Setelah itu, Helena menatap Virsen tak percaya, dirinya begitu shok karena Virsen berani menamparnya sehingga ia tak bisa berkata apapun lagi.      

Sedangkan Virsen masih menatapnya dengan benci dan tak mempedulikan lagi jika dihadapannya itu wanita atau bukan.      

Tanpa mengatakan apapun, Helena langsung bangkit dari jatuhnya walau terasa sakit namun itu tidak membuatnya merengek kesakitan karena ia tidak mempedulikan kakinya dan pipinya yang sakit.     

Baginya hatinya yang terlalu sakit sehingga luka pada kakinya maupun pipinya mengalahkan hatinya. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Virsen. Ia maju satu langkah dengan kaki yang terpincang dan berdiri berhadapan dengan Virsen sambil menatapnya tajam.     

Plaakk...      

Seketika semua orang yang berlalu lalang terdiam melihat Virsen menampar Helena untuk yang kesekian kalinya.      

Tubuh Helana bergetar sambil menundukkan kepalanya dan tanpa disadarinya ada lelehan air mata yang membasahi pipinya. Bahkan seluruh tubuhnya bergetar hebat dan tak mempercayai ini semua.      

'Sial ... Si manusia gila Virsen ternyata tidak sedang berpura-pura, aku tidak bisa membiarkan manusia seperti Virsen menyakiti perempuan, bagaimana pun juga Helana adalah saudari perempuanku. 'Batin Qiara sembari mengepal tinjunya.     

Tidak lama setelah itu, Qiara dengan geram segera keluar dari persembunyiannya lalu berjalan mendekati dua orang yang lagi bertengkar hebat itu.      

Seketika itu tangan Qiara gatal untuk menampar Virsen, namun Virsen langsung menahan tangan Qiara, seketika itu Virsen menatap Qiara dengan tajam sambil mencengkram tangannya sehingga membuatnya meronta kesakitan.      

"Argh ... "     

Helena yang wajahnya terlihat masih basah karena air matanya itu dengan segera menghapus nya secara kasar lalu menatap Qiara sekilas.      

Setelah itu Helana kembali menatap Virsen sambil tersenyum licik.     

Sedangkan Qiara menatap Virsen dengan benci sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman lelaki gila itu.     

"Hey ... lepaskan tanganku brengsek!" Teriak Qiara dengan nada tinggi sambil meronta kesakitan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.