Istri Kecil Tuan Ju

Terjebak.



Terjebak.

0Sementara itu, Daniel terus menatap sinis kearah Maxwell. Dia sungguh membenci lelaki yang dicintai oleh istrinya itu. Selain itu, Maxwell merupakan siangan terberatnya dan beberapa bidang tertentu.     
0

Tepat saat itu, terdengar kegaduhan dari arah pintu tempat pesta.     

Terlihat sepasang lelaki dan perempuan berjalan menuju pusat acara, kedatangannya pun langsung mencuri perhatian.     

Daniel dan Maxwell spontan ikut melihat ke arah pasangan itu.     

Seketika itu, pandangan mata Daniel terpaku pada perempuan yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.     

Sudut matanya sedikit melekuk ke atas, ini merupakan mata phoenix yang sesuai standar, dia berhidung mancung, bermulut tipis, tatapan matanya seindah berlian.     

Di sampingnya adalah seorang lelaki yang ketampanannya begitu menyilaukan mata.     

Iya, dia adalah Julian dan Jasmin. Mereka berhasil menyita perhatian karena Jasmin merupakan kecantikan kota A yang sangat di kagumi.     

Jasmin merangkul lengan Julian seperti gadis yang lemah lembut, tersenyum ceria dan sangat mempesona.     

'Bagaimana mungkin dia berani datang dengan Julian? Bukankah kemarin malam aku sudah melakukan hal yang membuatnya takut? Bagaimana ini, kakek pasti marah padaku karena tahu aku berbohong tentang Jasmin' Batin Daniel dengan gelisah.     

Jasmin mempertahankan keterkejutannya, karena dia tidak menyangka kalau Julian akan membawanya ke pesta Zen Luan.     

Hatinya sakit saat melihat Daniel, namun Saat matanya melirik kearah Maxwell hatinya pun langsung membaik.     

'Seperti seorang raja, begitulah aku melihat Maxwell. Sedangkan Daniel hanyalah Monster yang tidak memiliki hati.'Batin Jasmin.     

Julian dan Jasmin berhenti di depan Zen Luan dan Daniel yang berdiri di sampingnya.     

Seketika itu, Maxwell tersenyum kearah Jasmin seakan-akan mampu merasakan tatapan matanya yang merindukan dirinya.     

Setelah itu, Jasmin tidak sengaja bertatapan dengan bola mata hitam Daniel yang mengerikan.      

Namun sedetik kemudian, Jasmin mengalihkan tatapan mata dan bersikap bagaikan tidak pernah melihatnya sama sekali.     

"Selamat ulang tahun tuan Zen Luan! Maaf saya terlambat. Itu karena saya harus hati-hati berjalan karena kakinya masih sakit." Kata Julian sambil menjulurkan tangannya kearah Zen Luan.     

Zen Luan pun tersenyum pahit sambil melirik Daniel yang mulai gugup. Sementara Maxwell masih berdiri di samping kiri Zen Luan sambil menatap Julian dengan tatapan yang mencurigakan.     

"Tidak apa-apa tuan Ju. Oh iya, ada apa dengan nona Jasmin? Benarkah dia sedang kurang sehat?" Kata Zen Luan setelah menjabat tangan Julian.     

Julian pun tersenyum lalu menatap Daniel dengan sinis. Setelah itu ia kembali melihat Zen Luan dan berkata,"Semalam dia di seret seperti penjahat oleh cucu anda. Selain itu, dia juga di perlakukan tidak pantas oleh nya sehingga kakinya terluka."     

Ekspresi Zen Luan langsung berubah gelap, untungnya hanya mereka yang mendengar perkataan Julian karena rekannya yang lain sedang menikmati hidangan dan obrolan bersama yang lain.     

Jasmin hanya diam, dia percaya kalau Julian akan membantunya menyelesaikan masalahnya. Ia tahu kalau adiknya adalah yang terbaik yang bisa ia andalkan saat ini.     

Sementara itu, Daniel mulai pucat, ia merasa tidak aman dengan lirikan kakeknya.     

"Tuan Julian, bisakah kita bicarakan soal ini di ruangan yang lain?" Kata Zen Luan.     

Tentu saja Zen Luan tidak ingin merusak reputasi keluarga Luan hanya karena ulah cucunya. Ia tahu siapa cucu yang dimaksud oleh Julian. Karena Kevin tidak mungkin mengecewakannya.     

"Aku juga berfikir yang sama dengan anda tuan Zen Luan. Ada baiknya kita bicara di tempat yang tenang!" Jawab Julian yang juga tidak ingin kalau reputasi kakak nya hancur hanya karena masalah ini.     

Mereka berempat langsung menuju salah satu ruangan khusus di restauran itu. Daniel masih tidak bisa bersuara karena dia belum menemukan alasan yang tepat untuk membela diri.      

Semetara itu, Maxwell langsung pergi dari tempat pesta itu sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak rela jika sahabatnya diperlakukan seperti itu.     

Ia mendengar semua yang Julian katakan, tapi dia tidak ingin mengatakan apapun karena dia tidak mau Julian menganggapnya ikut campur dalam urusan keluarganya.     

Tidak lama setelah itu, Maxwell masuk ke dalam mobilnya. Ia pun segera membuat panggilan ke Rafael.     

"Halo bos?" Terdengar suara Rafael yang tegas dari seberang telpon.     

"Cari informasi tentang hubungan Daniel dan Jasmin, serta apa yang terjadi sama mereka kemarin malam! Setelah itu, kirimkan padaku!" Kata Maxwell dengan tatapan yang sinis.     

"Siap bos!"     

Setelah itu Maxwell menutup panggilannya.     

Walaupun penasaran, Maxwell tidak ingin bertanya pada Kevin karena dia tahu kalau Kevin tidak memiliki hubungan baik dengan Daniel. Selain itu, Kevin tidak pernah mau membahas tentang keluarganya.     

Sesaat kemudian.     

Maxwell menerima pesan dari Rafael, sektika itu ia membukanya.     

Maxwell mengerutkan dahinya ketika membaca pesan itu.     

'Jadi, Jasmin dan Daniel adalah pasangan suami istri? Tapi, mereka tidak pernah hidup bersama selama empat tahun. Kenapa Jasmin menyembunyikan nya? Begitupun dengan keluarga Luan. Apakah Kevin tahu tentang ini sehingga ia tidak pernah ramah dengan Jasmin?' Batin Maxwell yang terus bertanya-tanya.     

Setelah itu ia menerima pesan berupa Vidio CCTV yang di ambil dari sebuah bar dan jalanan yang ada di sekitarnya.     

Ekspresi Maxwell berubah sangat mengerikan saat melihat Jasmin diperlakukan sangat buruk. Tapi, senyum sedikit terukur di bibirnya saat melihat wanita pujaannya begitu hebat melawan semua pengawak Daniel.     

'Gadis ini memang luar biasa. Tapi, kenapa aku merasa dia mirip sama Vania? Apakah dia reinkarnasi dari Vania?' Batin Maxwell yang terus mengulang-ulang adegan Qiara saat melawan para pengawal itu.     

Setelah puas menatap Qiara, Maxwell kembali membuat panggilan Rafael.     

"Halo bos!" Suara Rafael yang hebat dalam mencari informasi itu terdengar kembali di seberang telpon.     

"Tangkap semua pengawal yang ikut melawan Qiara. Setelah itu, bawa dia ke markas!"     

"Baik bos!" Jawab Rafael dengan sigap.     

Setelah itu Maxwell kembali menutup panggilan dan segera meninggalkan area Restauran itu.     

Sementara itu, di salah satu ruangan yang ada di Restauran itu. Julian dan Zen Luan duduk saling berhadapan.     

"Halo Jasmin ... Akhirnya aku bisa ketemu cucu menantu ku." Sapa Zen Luan dengan ramah sambil melihat Jasmin yang duduk dengan tenang di samping Julian.     

"Halo ... "Sahut Jasmin sambil tersenyum pahit.     

"Jangan tegang begitu ... Aku tidak akan membuatmu tidak nyaman. Sekarang, katakan padaku apa yang di lakukan cucuku padamu!" Kata Zen Luan dengan suara yang lembut.     

Tanpa mengatakan apapun, Julian memperlihatkan sebuah Vidio yang di mulai dari dalam ruangan pribadi yang ada di bar itu.     

Daniel terkejut melihat Julian bisa mendapatkan rekaman vidio CCTV yang bersifat pribadi itu. Ia juga terkejut melihat dirinya dengan jelas telah menyakiti Jasmin dan berselingkuh.     

'Sial ... Kenapa aku tidak berpikir untuk menyingkirkan Vidio CCTV itu? Harusnya aku membereskannya terlebih dahulu!' Batin Daniel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.