Istri Kecil Tuan Ju

Penyakit PTSD.



Penyakit PTSD.

0Julian hanya diam sambil memperhatikan anaknya yang belum juga membuka matanya. Ia membiarkan ibunya bicara dengan dokter walaupun ia juga sudah tahu tentang PTSD itu dari dokter dan psikolog yang dulu menangis Zio.      
0

"Cucu saya mengidap penyakit ini sejak usianya masih sangat kecil. Ia pernah dinyatakan sembuh tapi sekarang penyakit itu datang lagi dan sepertinya lebih parah. Oleh karena itu tolong katakan apa yang harus kami lakukan agar dia bisa sembuh dengan cepat!" Nyonya Sarah memohon sambil menangis pada dokter itu karena dia tidak mau kalau cucunya menderita lebih lama lagi dari sebelumnya.     

"Cucu nyonya bisa sembuh dengan menjalani psikoterapi. Jika gejala yang dialami pasien tergolong parah, maka dokter biasanya akan menggabungkan psikoterapi dan obat-obatan. Ada beberapa jenis psikoterapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi PTSD, yaitu, terapi perilaku kognitif, untuk mengenali dan mengubah pola pikir pasien yang negatif menjadi positif. Kedua terapi eksposur, untuk membantu pasien menghadapi keadaan dan ingatan yang memicu trauma secara efektif dan Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR), yaitu kombinasi terapi eksposur dan teknik gerakan mata untuk mengubah respons pasien saat teringat kejadian traumatis. Hanya itu yang saya tahu!" Kata dokter itu.     

Nyonya Sarah menangis mendengar penjelasan dokter. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimanaa anaknya akan menjalani terapi.     

"Terimakasih atas penjelasannya dokter!" Kata Nyonya Sarah.     

"Kalau begitu saya permisi dulu. Para perawat akan membawa cucu nyonya ke ruangannya. " Setelah mengatakan itu dokter itu segera keluar.     

Tidak lama setelah itu, Zio di pindahkan ke ruang rawat paling mewah di rumah sakit itu.     

Di waktu yang sama, Nathan sudah janjian bertemu dengan Alena di sebuah gedung tua yang ada di pinggir kota.     

"Dimana barang ku?" Tanya Nathan.     

Alena segera memberikan pistol yang sudah ia tunjukkan kepada Maxwell sebelumnya.     

Nathan mengambil pistol itu sambil tersenyum, "Oke. Terimakasih! Aku sudah mentransfer uangnya ke rekeningmu, sekarang aku akan pergi!"     

Alena hanya diam sambil menatap tajam kearah Nathan. Ia sangat menyayangkan wajah tampan yang Nathan miliki karena hatinya tidak setampan wajahnya.     

'Aku tidak menyangka kalau wajah lugu seperti tuan Nathan memiliki hati seperti iblis. 'Batin Alena.     

Setelah itu ia membuat panggilan kepada Maxwell.     

"Halo?" Terdengar suara lembut Maxwell dari seberang telpon.     

"Dia sudah mengambil pistolnya. Dan sepertinya malam ini dia akan menembak target nya."     

"Ikuti dia! Dan laporkan semua gerakannya. Kalau perlu rekam sekalian."Ucap Maxwell.     

"Baik."     

Setelah itu panggilan berakhir.     

Maxwell menutup telponnya sambil tersenyum sehingga Kevin yang berada di depannya terlihat bingung dan mulai curiga saat melihat senyum Maxwell.     

"Ada apa?" Tanya Kevin setelah menyeruput minumannya.     

"Ayah dari anakmu sedang mencoba bermain api. Aku khawatir dia akan terbakar." Jawab Maxwell.     

Kevin mengerutkan keningnya karena sua belum mengerti.     

"Siapa yang kamu maksud?"     

"Nathan ... " Maxwell menatap tajam kearah Kevin saat menyebut nama anak dari orang yang sangat ia benci itu.     

Ekspresi Kevin berubah. Ia tidak suka mendengar Maxwell menyebut Nathan sebagai ayah dari Gavin.     

"Ada apa dengan Ekspresi mu itu?" Tanya Maxwell setelag ia kembali bersandar di kursinya.     

Kevin meletakkan cangkir tehnya setelah itu ia memberikan tatapan sinis kearah ? Maxwell.     

"Enam tahun yang lalu, sejak kamu membawa Gavin ke London. Bukankah kamu memohon agar aku mau merawatnya? Setelah aku jatuh cinta pada anak itu dan memasukkannya ke dalam kartu keluarga ku sebagai anak yang sah, kenapa sekarang kamu menyebut nya anak dari orang lain? Apa kamu gila?" Kata Kevin dengan geram.     

Maxwell tersenyum. Ia tahu kalau Kevin sangat mencintai Gavin sehingga ia sangat takut jika identitas Gavin diketahui oleh orang lain.     

"Kamu akan tetap menjadi ayah Gavin dan itu tidak akan pernah berubah. Hanya saja, ini sudah saatnya aku meminjam Gavin darimu untuk menumbuhkan kebencian Nathan pada lelaki tua yang tidak punya hati itu."     

Kevin semakin kesal mendengar rencana Maxwell. Dia hanya ingin Gavin hidup tenang tanpa tahu identitas aslinya.     

"Aku minta tolong padamu agar kamu tidak mengganggu kehidupan Gavin. Dia sudah bahagia dengan ibu kandungnya di London. Selain itu, Natalie sudah meninggal dan sekarang hanya ada Gavin dan Agata di dunia yang aku miliki." Kata Kevin dengan tegas.     

Maxwell terlihat menarik nafas dalam, ia mulai curiga kalah Kevin memiliki perasaan khusus pada wanita yang sekarang bernama Agata itu.     

"Apakah kamu jatuh cinta sama Agata?" Tanya Maxwell.     

Sesuai permintaan Kevin, Maxwell tidak pernah lagi menyebut nama Agata dengan nama lamanya agar nama itu hanya akan menjadi kenangan dan Agata bisa hidup baru dengan nama barunya.     

Kevin menjadi salah tingkah mendengar pertanyaan Maxwell. Dia tidak berpikir untuk mencintai ibu dari anak angkatnya karena beberapa alasan.     

"Kenapa kamu hanya diam? Jika kamu tidak bisa jujur, maka aku akan melanjutkan rencana ku." Tanya Maxwell.     

"Aku tahu kamu sangat dendam dengan keluarga JJ. Tapi, kamu harus tahu mana yang harus nya kamu usik dan mana yang tidak boleh kamu usik. Aku akan memberikan kamu saran! Jika kamu tetap ingin menggunakan Gavin untuk balas dendam, maka katakan pada Nathan kalau sebenarnya dia memiliki anak tanpa harus menyebutkan siapa dan dimana anak itu. Bukankah itu lebih menyakitkan!"     

Maxwell terdiam mendengar saran dari Kevin. Ia tahu kalah sahabatnya itu sangat cerdas, tapi ia tidak menyangka kalau seorang Kevin bisa memiliki ide licik seperti itu.     

"Kamu memang pantas menjadi pemimpin Luan Grup. Aku suka ide mu!" Maxwell tersenyum lebar karena dia sangat senang bisa mendapatkan ide cemerlang seperti itu.     

Tepat saat itu, Rafael datang lalu berdiri di sampingnya.     

"Ada apa?" Tanya Maxwell setelah menoleh kearah Rafael.     

"Saya sudah menemukan dimana anak yang lahir dari selingkuhan Tuan Jhosep. Apakah aku harus membawa dia ke hadapan anda?"     

Maxwell merasa sangat senang karena ia mendapatkan satu lagi kartu as yang bisa menghancurkan hidup tuan Jhosep.     

"Aku pikir itu hanya rumor. Siapa dia dan dimana dia sekarang?"     

"Dia adalah Nona Reina. Pelukis terkenal yang Karya nya sudah di akui oleh para seniman dunia. Sekarang dia berada di Jeju." Jawab Rafael dengan detail tanpa meninggalkan satu informasi pun.     

Maxwell dan Kevin terkejut karena mereka tahu siapa Reina.     

"Bukankah dia adalah wanita yang membuat Virsen menjadi gila? Wanita yang sangat di cintai nya. Ini akan menjadi semakin menarik. Kalau begitu dapatkan dia bagaimana pun caranya! Karena dia harus bekerja sama denganku!" Kata Maxwell.     

"Baik bos! Malam ini juga saya akan menghubungi Gengster paling terkenal di Jeju. Kebetulan saya memiliki nomer ketua mereka. Saya akan meminta mereka untuk menangkap Reina lalu membawanya kembali ke kota A. " Kata Rafael dengan tegas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.