Istri Kecil Tuan Ju

Aku Adalah Calon Istrinya!



Aku Adalah Calon Istrinya!

0Mendengar pertanyaan Natan. Yumi terdiam sesaat, dia tidak mau memberitahu kalau dia tinggal di rumah Julian karena dipaksa oleh Julian sendiri.      
0

"Aku hanya bosan makanya aku keluar mencari angin. Selain itu, ini masih jam sembilan, jadi aku masih punya waktu satu jam lagi untuk kembali ke Asrama. "Jelas Yumi.      

"Oh begitu. Aku fikir kamu merindukanku makanya kamu kesini untuk menenangkan perasaanmu." Kata Natan seraya menggoda Yumi sambil menahan senyumnya yang masih memejamkan mata.      

"Apaan sih, kamu sebaiknya pulang dan istirahat, karena besok kamu akan berangkat. " Kata Yumi sambil mendorong Natan.      

"Kok kasar? "Tanya Natan dengan cemberut.      

"Natan? "     

Belum sempat Yumi menjawab, perhatiannya langsung teralih kepada sumber suara. Seketika itu ia mengerutkan keningnya melihat gadis cantik dengan pakaian seksi itu berdiri memperhatikan mereka duduk berdua sambil tersenyum manis.      

Sementara itu, ekspresi Natan berubah buruk saat melihat Intan menghampirinya. Dia fikir kalau Intan akan pulang sendiri.      

"Dia siapa? " bisik Yumi pada Natan setelah tersadar dari keterkejutannya.      

"Halo ... Kenalin, aku Intan calon istrinya Kak Natan. " Kata Intan mendahului jawaban Natan.      

Ekspresi Yumi langsung berubah buruk mendengar pengakuan Intan yang mengejutkan baginya. Matanya pun langsung berkaca-kaca dan jantungnya seakan berhenti mendadak.      

"Hei ... Apa-apaan kamu bilang begitu? Siapa calon suamimu? Apakah aku setuju untuk menikah denganmu? " Ucap Natan sambil berdiri dan menatap Intan dengan sinis.      

"Apa aku salah? Ahhh ... Tolong maafkan aku! Seharusnya aku tidak bicara sembarang tentang perjodohan kita. "sahut Intan dengan ekspresi bersalah.      

Melihat ekspresi Intan yang sendu dan merasa bersalah, Natan kehilangan kata-kata. Dia tidak mungkin melanjutkam marahnya lagi pada perempuan yang terlihat lemah.      

Tanpa mengatakan apapun, Yumi diam-diam pergi saat Natan ngobrol dengan Intan.      

Mengetahui Yumi pergi, Natan pun berbalik lalu mengejarnya dan meninggalkan Intan begitu saja.      

"Yumi ... " teriak Natan seraya berjalan menyusul Yumi.      

"Natan ... " Intan merasa geram karena Natan lebih memilih mengejar Yumi daripada bersama dia.      

'Apa bagusnya perempuan gendut dan jelek itu? Apa Natan buta karena tidak bisa membedakan mana gadis cantik dan yang tidak. Kurang ajar, aku ditinggal begitu saja! ' Batin Intan seraya mengepalkan tinjunya.      

Karena Natan sudah jauh meninggalkannya. Intan pun langsung berbalik dan memilih menunggu di mobil. Karena Natan, tidak mungkin pulang tanpa mobilnya.      

"Yumi ... " Teriak Natan. Namun, dia tidak bisa mengejar Yumi yang sudah keburu masuk taxi.      

'Sial, ini gara-gara Intan. Harusnya dia tidak bicara begitu. Yumi jadi salah mengerti. 'Batin Natan dengan kesal.      

Tidak lama setelah membatin, Natan pun bergegas menuju mobilnya, karena dia memang harus segera membawa Intan pulang. Dia sudah muak bersama gadis itu.      

Sementara itu, di taxi Yumi meneteskan air matanya tanpa suara karena tidak enak jika sopir taxi itu mendengarnya.      

'Jangan menangis Yumi! Kamu harus kuat karena kamu tidak berhak marah atau sedih karena Natan bukan siapa-siapamu. 'Batin Yumi yang berusaha menasehati dirinya sendiri seraya menyeka air matanya.      

Tidak lama setelah itu, Yumi sampai di rumah Julian. Dia belum memiliki alasan bagus untuk pindah dari rumah Julian. Selain itu, dia merasa senang karena memiliki teman seperti Qiara yang tulus.      

"Aku pulang! "     

Mendengar suara itu, Qiara yang lagi duduk di depan Tv langsung menoleh ke sumber suara.      

"Kak Yumi ... " Sambut Qiara sambil tersenyum manis.      

"Malam Qiara, kamu lagi apa? Oh iya, maafkan aku karena telat pulang!" Sahut Yumi sembari duduk di sampaing Qiara.      

"Aku lagi main game. Karena gak ada acara yang bagus di Tv. Selain itu, Julian lembur malam ini katanya makanya aku menunggu kakak pulang untuk makan malam bersama." Jawab Qiara dengan polosnya.      

"Kenapa kamu harus menungguku? Kamu bisa makan sendiri jika lapar." Kata Yumi dengan sedikit khawatir.      

"Hahaha ... Tidak apa-apa. Aku tidak terbiasa makan sendiri makanya aku menunggu kakak pulang. "Kata Qiara lagi setelah menyelesaikan gamenya.      

"Ya sudah, kalau begitu aku akan ke kamar dulu untuk meletakkan tasku. Tunggu sebentar!"      

"Baiklah, aku akan minta Bibi Mu untuk menyiapkan makan malam buat kita."     

Setelah obrolan itu, Qiara dan Yumi pergi ketujuan mereka masing-masing.      

"Bibi Mu, kami akan makan sekarang! Apakah ada yang bisa aku bantu? "Kata Qiara setelah sampai di dapur dan menemukan Bibi Mu sedang memasak.      

"Ya ampun, Ny. Kenapa ada disini? Sebaiknya Ny. Tunggu di meja makan. Karena Tuan Ju sudah memperingati saya agar tidak membiarkan anda ke dapur. " kata Bibi Mu dengan khawatir.      

"Baiklah, aku tidak akan mempersulit Bibi. Ya sudah, aku akan tunggu di meja makan. "     

Setelah mengatakan itu, Qiara pun kembali ke ruang makan. Ia duduk dengan rapi di kursi menunggu Yumi dan makanan yang tersaji.      

Tepat saat itu, ponselnya berbunyi dan itu dari Julian. Dengan senyum yang merekah, Qiara mengangkat telponnya.      

"Hallo? " Sapa Qiara setelah ia menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.      

"Apakah kamu sudah makan malam? "tanya Julian dari seberang telponnya.      

"Ini aku akan makan malam bersama kak Yumi. Oh iya, kamu pulang jam berapa? Aku tidak mau tidur sendirian. "Jawab Qiara dengan cemberut.      

"Sebentar lagi aku akan pulang. Oh iya, apa kamu mau nitip sesuatu? Atau kamu mau makan es krim? "Tanya Julian dengan nada suara yang lembut.      

"Ummm ... Aku hanya titip kamu agar cepat pulang. Karena yang aku butuhkan itu kamu bukan yang lain. "Jawab Qiara dengan polosnya sesuai dengan tuntutan perasaannya yang tidak tahan terlalu lama jauh dari Julian.      

Mendengar jawaban Qiara, Julian langsung tersenyum karena dia tau kalau bayinya selalu membantunya untuk membuat Qiara tidak bisa jauh darinya.      

"Iya sayang. Aku pulang sekarang. "     

Setelah mengatakan itu, Julian menutup telponnya karena dia ingin membereskan pekerjaannya dengan segera. Karena dia harus segera pulang.      

Sementara itu, Qiara merasa senang karena Julian akan segera pulang.      

"Qiara ... "      

Mendengar suara teriakan itu, Qiara langsung kaget sambil menoleh ke sumber suara.      

"Qiara ... Aku senang banget! "Kata Yumi sambil memeluk Qiara setelah ia berlari dari kamarnya.      

"Ukhuk ... Ukhuk ... " Qiara terbatuk karena merasa sesak dengan pelukan Yumi.      

"Upss ... Maaf! Apa kamu baik-baik saja? " Kata Yumi seraya melepas pelukannya.      

"Tidak apa-apa. Oh iya, apa yang membuat kakak terlihat senang? Apakah kakak menang undian? "Tanya Qiara sambil tersenyum dengan ekspresi heran.      

"Aku datang bulan ... Hehehe ... " Teriak Yumi kegirangan sambil melompat-lompat kecil.      

Qiara semakin bingung mendengar jawaban Yumi. Apa spesialnya datang bulan, semua perempuan juga mengalami. Fikir Qiara.      

'Datang bulan? Tunggu, kenapa aku merasa ada yang salah dalam diriku? Iya, sepertinya aku sudah lama tidak datang bulan. Ini sudah tanggal berapa?' Batin Qiara dengan bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.