HE ISN'T MYBROTHER

Hentikan Tanganmu!



Hentikan Tanganmu!

0Pintu terbuka dengan gerakkan perlahan. Terlihat celah dengan terang dari suasana luar kamar. Delon menggeram saat pandangannya terfokus pada sesuatu yang berada di celah pintu tersebut.     
0

Dorongan keras dari kaki panjang Delon membuat suara sesuatu terjatuh begitu kentara. Delon membuka lebar pintu kamar. Hingga terdengar juga suara tabrakan antara dinding dan kayu pintu tersebut.     

"Siapa kau!?" pekik Delon saat senjatanya sudah berada di depan kening lelaki berbaju hitam yang teah tersungkur di atas lantai.     

Lelaki itu mengulas senyum smilrk, ia perlahan bangkit dari tempatnya terjatuh dengan dua tangan terangkat di atas kepala.     

"Jangan terburu-buru. Kita bisa main sebentar, sebelum peluru mainan itu menembus otak. Bagaimana?" katanya dengan aksen Inggris.     

Delon menggeram kuat. Ia benar-benar jengkel dengan penerangan ini. Bahkan ia tidak tahu bagaimana bisa lelaki ini dan beberapa orang lainnya menyebar di rumahnya.     

"Racheel!" teriak Delon saat mendapati istrinya lari begitu saja dengan cepat. Ia tahu ke mana arah perempuan itu pergi.     

"Itukah istrimu? Cantik juga," tambahnya dengan masih mengangkat tangan.     

"Jaga mulutmu! Kau tidak berhak memuji istriku!" pekik Delkn sekali lagi yang begitu kesal. Ia kembali mengarahkan kaki panjangnya ke arah tubuh lelaki di depannya. Namun, nahas kaki itu berhasil ditahan. Dan dilempar hingga tubuh Delon terjatuh di ambang pintu.     

"Katakan padaku, bagaimana caranya mendapatkan harta Key. Kau yang membunuhnya, kau pasti tahu bagaimana lelaki itu menyembunyikan seluruh harta dan kekuasannya."     

Napas Delon terngah-engah. Ia tidak pernah merasakan tenaga yang begitu besar seperti itu. Bahkan hanya melempar dirinya saja, Delon langsung terpental.     

"Aku sudah mengatakan tidak tahu! Bukankah aku sudah mengatakan kepada majikanmu untuk meminta kepada Anin?!" balas Delon tak jalan bernada tinggi.     

Delon sudah memprediksi penyerangan ini akan terjadi. Mengingat istri dari Key begitu berambisi untuk mendapatkan kedudukkan dan harta Key. Namun, dia hanya sebagai istri siri dan tak mungkin bisa mendapatkan.     

Lelaki itu melangkah maju mendekati tubuh Delon yang masih tersungkur di atas lantai.     

"Kau dengar itu?" Lelaki berbaju hitam itu menurunkan tingginya. Terduduk jongkok di hadapan Delon dengan menaruh tangan di belakang telinga. "Apakah merdu?"     

"BRENGSEK! BERANINYA KAU MENYENTUH ANAK-ANAKKU!" teriak Delon yang langsung menembakkan peluru pada tubuh lelaki itu dengan berjarak dekat.     

Suara tangis Nathan dan Nefa melebur menjadi satu. Apalagi teriakan Rachel yang membuat Delon semakin murka oleh lelaki di depannya.     

Namun, bukannya merintih kesakitan. Lelaki itu itu justru tertawa terbahak dengan tubuh yang beranjak berdiri.     

"Lain kali aku akan mengajarimu cara menembak dengan benar, Tuan Delon." Kain baju yang dia pakai diangkat. Dan si sana terlihat pakaian anti peluru terpasang di sana.     

Delon memicingkan mata. Ia tidak tahu jika musuhnya bisa secerdik ini untuk melawan dirinya.     

"Kaaak tolong anak-anaaak!" Teriakan itu membuat tubuh Delon beranjak dari atas lantai. Kakinya sudah berlari kencang meninggalkan lelaki berbaju hitam itu yang menyunggingkan senyum sering tujuh Delon tak terlihat.     

Lelaki tampan itu mulai menuruni anak tangga dengan langkah tergesa. Kedua matanya terperangah saat mendapati Nathan dan Nefa telah berada di gendongan dua lelaki berbaju hitam seperti lelaki yang melawannya tadi dengan menangis.     

Sedangkan Rachel dan Dinu sudah terikat di sebuah kursi. Punggung mereka saling berhadapan. Rachel memberontak dengan sekuat tenaga. Namun, tetap saja ikatan pada tubuhnya terlalu kuat dari tenaganya.     

"Papaaa!" panggil Nefa dengan isak tangsis. Kedua tangan gadis kecil itu menjulur ke depan hendak meminta gendong. Tapi, dengan cepat lelaki berpakaian hitam tersebut mencekal, hingga tangis Nefa semakin kencang saja terdengar.     

"Om, jahaaat! Jangan sakiti Adikuu!" Nathan memukul-mukul tubuh kekar yang menggendong mereka.     

Namun, tangan dari satu teman mereka menekan pipi kecil Nathan hingga tangis Nathan terdengar tidak jelas karena rasa sakit dari himpitan jari besar itu.     

"Tuan Delon apa kabar? Kau mengacuhkan panggilanku kemarin. Sekarang aku bertamu. Apa cara berbicaraku sedikit aneh?" Suara seorang wanita itu membuat pandangan berkilat Delon semakin menjadi-jadi.     

Dia istri Key. Dia masih mengira dirinya tahu tentang bagaimana membuat seluruh harta itu jatuh pada wanita serakah tersebut.     

Jika seluruh harta Key benar-benar jatuh pada wanita iblis itu. Delon sudah bisa memastikan jika harta itu akan cepat habis dan tak tersisa sama sekali.     

"Berulang kali aku katakan. Aku tidak tahu tentang harta itu. Dan aku tidak mau berusan dengan semua ini. Jadi, lepaskan seluruh keluargaku! Kau bisa memintanya sendiri pada Anin."     

Wanita itu berjalan mendekati sofa besar coklat mewah milik Delon. Tubuh seksinya didudukan di sana dengan gaya menggoda.     

"Aku tidak percaya. Aku mengenal suamiku yang begitu membenci kedua adik angkatnya. Dan kau membunuh suamiku karena harta bukan? Seharusnya kita bekerja sama ... tapi, sayangnya aku tidak mau berbagi," katanya membuat Delon semakin bingung.     

Dulu saat tubuh Delon disiksa Key ia mendengar sendiri bahwa lelaki itu mengatakan balas dendamnya dia tunjukkan untuk kedua adiknya. Tapi, kenaapa jadi berbeda versi?     

"Kau salah paham. Aku bahkan tak mengenal siapa suamimu." Delon masih kukuh dengan pendiriannya. Ia bahkan tak peduli dengan seluruh harta itu.     

Wanita asing tersebut teretawa terbahak hingga memenuhi sudut ruangan. Perkataan Delon sungguh membuat perutnya begitu sakit untuk selalu tertawa.     

"Siapa yang tidak mengenalmu? Suamiku justru begitu mengenalmu, beberapa kali namamu disebut dalam penjamuan makan."     

"Tuan Delon tak perlu berkilah ... kita akan tahu siapa yang akan memiliki panggung kemenangan ini," ujarnya seraya mengkode dengan menggunakan alisnya pada kedua anak buahnya yang berdiri tepat di belakang Delon untuk segera maju.     

BUGH!     

Tendangan bebas kembali Delon berikan pada seseorang yang berada di belakangnya. Pukulan begitu cepat Delon arahkan pada dua lelaki kekar dengan kempuan yang menurut Delon begitu bagus.     

Tonjokkan Delon mengenai berbagai inci wajah kedua lelaki itu hingga mengeluarkan cairan merah yang mengalir begitu segar dari lubang hidungnya.     

Pertarungan semakin sengit saja saat Delon mengarahkan kedua kaki panjangnya menendang punggung kedua lelaki itu hingga tersungkur di atas kaki wanita paruh baya tersebut.     

Delon bergegas lari ke arah Rachel untuk melepaskan untaian tali pada ikatan di tubuh Rachel.     

"Kamu tenang Sayang. Semua akan baik-baim saja ...." Rachel mengangguk berat seraya mengeluarkan linangan air mata dari ekor matanya.     

Delon masih berusaha untuk melepas ikatan tali istrinya. Namun, tiba-tiba wanita itu kbali bersuara dengan tangis Nefa yang semakin kencang terdengar.     

"Hei, anak manis kenapa menangis? Tante baik kok, luka sedikit di wajah tidak masalah bukan?"     

Delon melepaskan tali yang berada di tangannya, kepala itu memutar ke arahnousat suara.     

Delon melebarkan mata saat melihat benda berujung tunjung runcing dengan sisi tajam telah berada di depan wajah Nefa. Delon menggeleng, ia tidak bisa melihat putrinya disakiti oleh orang lain.     

"HENTIKAN TANGANMU!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.