HE ISN'T MYBROTHER

Perbincangan yang Memuakkan



Perbincangan yang Memuakkan

0"Tuan Delon, istri dari tuan Key ingin mengunjungi Anda lewat panggilan video."     
0

Kedua alis Delon hampir bertaut saat ia dan Rachel sedang mengerjakan beberapa tugas kantor yang mengharuskan mereka bekerja bersama.     

"Istri Key? Siapa dia? Kamu tidak macam-macam di sana kan?"     

Todongan pertanyaan Rachel membuat Delon menghempaskan begitu saja pena yang tersela di jemarinya. Tubuh kekar itu bangkit, berjalan ke arah sisi sofa. Di mana istrinya sedang menatap tajam ke arah dirinya.     

Delon menghempas tubuh kekarnya di samping Rachel hingga tubuh itu terpantul. Kedua tangan telah terbuka, melingkari tubuh ramping itu, membawa wajah mereka saling bersentuhan.     

Delon tidak peduli jika kemesraan dirinya dan Rachel dilihat oleh anak buahnya.     

"Apa sih?" seloroh Rachel yang memberontak di dalam pelukan suaminya. Ia sedang bertanya dan sekaligus menuntut jawaban. Bukan pelukan. Tidak ada istri yang tenang mendengar suaminya dicari wanita lain. Apalagi wanita itu sudah memiliki suami.     

Delon terkekeh geli mendapati wajah Rachel telah berubah warna memerah semu.     

"Aku selalu setia denganmu, Sayang. Meskipun kamu sudah memiliki dua anak, tapi aku masih suka menghabiskan malam hingga pagi denganmu," balas Delon setelah kekesalan telah Rachel rasakan.     

Namun, jawaban Delon membuat dahi Rachel semakin berkerut tebal. Apa maksudnya sudah mempunyai dua anak? Apa menurutnya Rachel sudah tidak seksi lagi?     

"Jangan pikir kamu bisa lari dariku. Seumur hidup pun, kamu harus tetap jadi suamiku. Atau kupotong harta berhargamu itu," tandas Rachel membuat Delon meringis.     

Pandangan Delon sekarang beralih ke arah dua anak buahnya yang memilih menundukkan kepala. Berdiri seperti patung es tanpa pergerakkan sama sekali.     

"Istri Key? Apa dia sudah menikah?" tanya Delon yang masih memeluk erat tubuh Rachel, tanpa mau melepaskan.     

Salah satu di antara mereka mengangguk dengan pandangan masih tertunduk. "Istri siri Tuan Delon. Nona Anin bahkan tidak tahu keberadaan istri tuan Key," jelasnya.     

"Lalu kenapa dia bisa tahu satu di antara kalian? Dan ingin menghubungiku?" Pertanyaan kembali terlontar dari bibir lelaki tampan itu.     

Jika Anin saja tidak tahu kenapa dia bisa mengetahui keberadaan dirinya? Ini sungguh aneh, pikir Delon.     

Anak buah Delon kembali membuka bibir sesuai dengan informasi yang telah mereka berdua dapat.     

"Istri tuan Key menyandra salah satu di antara kami yang sedang membereskan jejak di rumah itu, Tuan Delon."     

"Karena nona Anin mengatakan jika tidak akan memperpanjang persoalan ini. Tuan Key lah yang salah dalam permulaan masalah ini." Lanjutnya semakin membuat Delon paham akan arah perbincangan mereka selama ini.     

Rachel memutar pandangan ke arah suaminya. Ia ingin meminta penjelasan. Ia lupa ada beberapa yang belum dijelaskan oleh Delon.     

"Sabar, ya Sayang. Aku akan menjelaskan nanti malam," celoteh lelaki tampan itu seraya mengedipkan satu mata ke arah istrinya.     

Rachel yang mendapati jawaban genit Delon hanya membalas dengan berdecak.     

"Kalian berdua duduklah. Jangan berdiri seperti itu," kata Rachel meminta kedua anak buah suaminya duduk bersama mereka.     

Namun, mereka berdua memilih menggeleng dan menolak hormat. "Tidak, Nyonya. Kami lebih nyaman berdiri," katanya membuat Rachel menghela napas.     

"Baiklah, terserah kalian. Aku juga tidak akan memecat kalian jika hanya duduk saja," sahut Rachel kembali. Namun, anak buah Delon tetap dalam kode etik kesopanan mengesalkan itu.     

Salah satu dari mereka sedang menghubungkan panggilan itu ke dalam ponsel Tuannya. Dengan berbekal IT mereka dapat bekerja lama dengan Delon.     

"Silahkan, Tuan Delon," ucapnya yang diangguki Delon. Pandangan tajam itu beralih pada layar ponsel yang sengaja Delon letakkan di atas meja agar istrinya juga tahu.     

"Kamu kalau selingkuh kurang pintar. Kalau kamu mau melakukan video call jangan sampai ketahuan aku dong!" cicit Rachel dibalas kecupan cepat di bibir merah manis itu.     

Sambungan video mereka juga sedang terhubung. Maka dari itu Delon berani melakukan hal manis kepada sang istri.     

"Aku tidak selingkuh, Sayang. Kita lihat dia siapa. Aku juga tidak kenal dengan wanita itu," jelas Delon.     

Dan tidak menunggu waktu lama, sebuah tampilan wajah seorang wanita cantik menyapu manik mata Delon dan Rachel. Sebuah senyum ringan terurai di antara merahnya bibir yang disaput lipstik warna darah.     

Sungguh membuat Rachel ingin muntah. Ia jadi mengingat tampilan Jenny dulu.     

"Hallo, Tuan Delon. Ini adalah kali pertama kita bertemu bukan?" ucapnya dengan aksesn inggris membuat Delon menatap tajam. Tangannya bahkan telah bertaut dengan tangan Rachel.     

"Apa maumu?" Delon balik bertanya tanpa mau membalas sapaan basa basi dari wanita tersebut.     

"Mauku? Apa ini tidak terlalu cepat untuk membahas mauku?"     

Delon semakin mengeraskan rahangnya. Ia begitu jijik dengan wanita yang terlalu ingin mengukur waktu seperti wanita itu.     

"Aku bertanya padamu. Katakan saja dengan cepat. Aku terlalu sibuk hanya untuk mengurus seperti ini," ungkap lelaki tampan itu dengan nada malas.     

Waniat berias menor dengan rambut pirangnya tertawa riang seakan tak pernah ada kedukaan di wajah itu. Lalu, apa benar dia adalah istri dati lelaki yang sempat mengancam nyawa Delon? Batin Rachel.     

"Aku hanya menginginkan Anda mwngatakan pada Anin untuk tidak menghambat harta dari suamiku."     

Delon mengulas dagu. Ia sedikit terkejut dengan kalimat yang diucapkan wanita tersebut. Ia juga tidak menyangka jika hubungan dirinya dan Anin pun dapat dia ketahui.     

"Anin? Aku bahkan tidak pernah berhubungan dengan wanita itu. Bahkan jika aku mengenalnya pun, dia juga tidak menurut padaku," tanggap Delon tak kalah serius.     

Hubungan Delon dan Anin memang tidak dekat. Hubungan dirinya dan Max pun juga ikut merenggang di saat mereka membahas tentang Anin, jadi apa pengaruhnya Delon jika mengatakan hal tersebut kepada Anin?     

"Jangan membodohiku, Tuan Delon. Aku melihatmu begitu akrab. Apalagi aku mendapatkan foto kalian. Jadi—"     

"Perbincangan kali ini sangat membuang waktuku, Nyonya Key. Jangan pernah melibatkanku dengan urusan keluargamu. Kau ingin harta suamimu? Maka katakanlah sendiri," tanggap Delon cepat yang juga mengakhiri percakapan mereka secara sepihak.     

Delon memang tega. Lebih tepatnya tidak peduli. Ia sudah tidak ingin berhubungan dengan masalah seperti itu. Ia hanya butuh menolong Antoni dalam bahaya. Selebihnya ia menutup mata.     

Keluarga kecilnya membutuhkan dirinya di sini. Ia tidak mungkin pergi lagi.     

"Kenapa?" lirih Rachel sedikit terkejut dengan keputusan suaminya. Ia pikir pernincangan itu akan berakhir panas dan membuat hati Rachel bergemuruh.     

Delon yang mendengar pertanyaan istrinya langsung mengalihkan pandang ke arah kedua anak buahnya untuk segera meninggalkan dirinya dan Rachel di dalam ruang kerja itu.     

Kedua anak buah Delon paham. Mereka mengangguk hormat seraya membungkukkan tubuh.     

Melihat keadaan sudah sunyi, Delon menarik tubuh istrinya untuk jatuh di dalam pelukan Delon. Sedangkan lelaki tampan itu menidurkan tubuh di atas sandaran sofa.     

"Karena aku mencintaimu. Memang apa lagi?"     

Rachel mendengus kesal. Bukan itu jawaban yang ia minta.     

"Aku tanya, kenapa kamu mematikan panggilan kalian? Bukankah masih ada lagi yang dibahas?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.