HE ISN'T MYBROTHER

Kedatangan Delon Kembali



Kedatangan Delon Kembali

0Hari ini adalah hari di mana Delon sudah diperbolehkan untuk pulang. Ia tidak bisa mengunjungi Antoni terlebih dulu karena ia dikabari Rachel jika Nefa sedang sakit karena terlalu merindukan dirinya. Maka dari itu Delon melakukan penerbangan begitu pagi untuk bisa segera pulang.     
0

Langit putih menyapa manik hitam Delon, kerutan di kening tegasnya tak bisa hilang. Ia hanya memikirkan bagaimana keadaan putri kesayangannya yang memang tak pernah selama ini ia tinggalkan.     

Delon mengambil benda pipihnya yang sengaja ia letakkan di atas meja kecilnya, ia takut jika sewaktu-waktu istrinya menghubungi dirinya karena keadaan Nefa semakin memburuk.     

Namun, hingga jarum jam menunjukkan angka tujuh pagi ponselnya masih saja begitu sepi. Pandangan tajam itu beralih pada angka yang begitu menarik di pantulan mata hitam legam itu.     

"Bulan ke empat ... dan aku masih di sini," gumam Delon seraya mengulas kasar wajah tampannya.     

Benar, Delon berada di Negara ini sudah bulan keempat. Dokter tidak memperbolehkan Delon untuk pulang satu bulan yang lalu mengingat punggung lelaki tampan itu mengalami luka yang cukup serius.     

Namun beruntung Delon hanya mengalami dua kali operasi tidak seperti Antoni yang masih tidak diperbolehkan untuk menjalan aktivitas apa pun selama penyembuhan berlangsung.     

"Rachel bahkan belum aku beritahu tentang seluruh kejadian di Negara ini ... bagaimana jika dia tahu," sambungnya lagi sembari memejam mata.     

Beberapa menit berlalu, mata terpejam Delon harus terpaksa ia buka karena mendengar suara asisten pribadinya yang menyapu gendang telinganya.     

"Boss, bangun. Rachel mengatakan kalau dia sudah menunggu Anda. Sebentar lagi, kita akan melakukan pendaratan. Tolong perhatikan barang bawaan Anda," ucap lelaki berkaca mata itu sembari terkekeh melihat urat tegang di wajah menakutkan Delon.     

Delon tidak menanggappi, ia memilih untuk kembali memutar kepala ke arah pemandangan yang begitu menarik di manik matanya.     

Ia mendengar langkah kaki Regan kembali ke tempatnya. Sepertinya pekerjaan kantor telah lelaki berkaca mata itu selesaikan. Ia memang tidak salah menyerahkan beban kantor pada Regan dan beberapa tugas lainnya berada di tangan Rachel dan Sellyn.     

"Aku hanya akan menghabiskan waktuku dengan tuan putriku. Sepertinya aku memang harus pensiun dini kalau seperti ini," celoteh Delon dengan terkekeh mengingat sang tuan putri kecilnya pasti sudah merindukan Delon.     

Perjalanan yang ditempuh Delon memang begitu lama, hampir berjam-jam. Ia bahkan sudah menyempatkan tidur beberapa jam karena efek obat yang masih harus ia konsumsi.     

Dan sekarang kakinya sudah menyentuh tanah kelahirannya. Delon benar-benar merindukan segalanya, empat berlalu dan hal tersebut seakan seperti bertahun-tahun lamanya bagi lelaki tampan itu.     

Kaca mata hitam yang bertengger di tulang hidung mancungnya serta jemari kekar yang mendorong koper silver membuat Delon nampak begitu memesona. Aura yang dikeluarkan membuat seluruh mata menatap lekat ke arah lelaki tersebut.     

Namun, bibir yang nampak begitu tegas itu akhirnya bisa melengkungkan garis senyum di bibirnya saat melihat seorang perempuan cantik berlari ke arahnya.     

Delon melepaskan kaca mata hitamnya, lalu membuang begitu saja. Ia tidak menyangka pemandangan yang ia sekarang lihat benar-benar nyata. Perempuan cantik itu bisa memeluk Delon.     

"Sayaang!" panggil Delon saat tubuh ramping itu telah berada dipelukannya.     

Kecupan bertubi-tubi ia arahkan pada perempuan cantik itu. Mereka saling memeluk satu sama lain dengan erat hingga membuat lelaki yang berada di sisi Delon mengusap linangan air matanya yang meluruh di pelupuk mata.     

"Kak, kamu sangat lama. Kamu jahat!" bisiknya dengan suara terisak.     

Ia tidak menyangka empat bulan tidak melihat suami tercintanya membuat seluruh dunia Rachel menggelap. Ia harus melakukan seluruh tugas suaminya juga, saat kedua anaknya menyakan beberapa hal yang tak pernah Rachel lakukan. Dan hal tersebut sangat tidak mudah.     

Delon mengusap kepala belakang istrinya dengan lembut untuk menenangkan derai tangis yang dengar begitu memilukan hati.     

"Kamu tidak sendiri, Sayang. Aku juga sangat membenci diriku. Aku sangat tersiksa jauh darimu, tapi aku tidak bisa melakukan apa pun. Ini karena saran dokter ... aku tidak menolaknya," balas Delon yang membuat tubuh perempuan cantik itu memberontak dan ingin mengendurkan pelukan mereka.     

Akan tetapi, Delon menahannya. Karena lelaki itu tahu jika istrinya akan lebih marah sebelum ia menjelaskan runtuttan peristiwa yang terjadi padanya kemarin.     

"Sayang dengar aku. Aku akan menceritakan di mobil bukan di sini, jadi jangan marah dulu padaku, okay?" tawaran itu membuat kepala Rachel mau tidak mau mengangguk.     

Setelah Delon telah berhasil mendapatkan keberhasilan dalam penawarannya. Kini pelukan mereka telah terlepas. Delon langsung menautkan tangan mereka menjadi satu. Sedangkan pandangan lelaki tampan itu mengarah pada Regan yang masih mengusap kedua matanya.     

"Kenapa Lo?" tanya Delon yang begitu aneh melihat kelakuhan asisten pribadinya.     

"Terharu. Ini kisah romantis, baru empat bulan aja udah kayak lima tahun pisah. Gimana gue nggak sedih," jawab Regan yang masih berpura-pura mengahalis air matanya di kedua rahang tegas itu. Bahkan ditambah sesenggukan khas orang terisak.     

Delon menghela nepas panjang hingga dada bidang itu terlihat naik saat mendengar jawaban yang seakan sedang mengejek dirinya dan Rachel saat ini.     

Akan tetapi, Delon begitu terkejut saat mendapati tautan tangannya justru tertarik ke depan. Ia melihat perempuan cantiknya sedang berhadapan langsung dengan lelaki berkaca mata bening.     

Kedua manik indah coklat bening itu membulatkan mata dengan kilatan-kilatan di sana. Bahkan genggaman mereka terasa begitu ketat Delon rasakan.     

"Kak Regan lupa punya istri? Udah berapa lama nggak ketemu hah?" tanya Regan seperti seorang penyelidik. Bahkan, tubuh Regan sudah semakin mundur untuk menjauhi tubuh Rachel yang semakin dekat.     

Regan menurunkan pandangannya. Ia melebarkan kelima jarinya sembari menghitung. "Sama dengan suami bucin lo itu. Memang kenapa?" tanya balik lelaki berkaca bening itu yang belum menyadari perubahan dalam tubuh Rachel.     

Senyum seringai seketika terbit di bibir Rachel. Pandangannya kini beralih pada sekitar tubuh Regan. Sedangkan di sisi lain, Delon sudah mengkode istrinya untuk berhenti dengan menarik-narik tautan tangan mereka. Tapi, Rachel masih kekeh ingin membela waktu perpisahan antara drinya dan Delon.     

"Diem, Kak. Aku sedang ingin memperingatkan suami orang ini," kata Delon yang semakin terkejut dengan perubahan yang terjadi pada diri istrinya.     

"Kak Regan yakin Sellyn nggak sekangen gue?" imbuh Rachel.seraua menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dan lelaki berkaca mata bening itu menggeleng enteng.     

Regan yakin istrinya tidak seperti Rachel sekarang, mengingat dirinya selalu menghubungi Sellyn setiap waktu.     

Lagi pula sekarang istrinya sedang sibuk bekerja di kantor dengan tugas yang baru ia berikan kemarin. Tentu perempuan itu sedang tak.ada waktu untuk menjemput dirinya.     

"Nggak, dong! Istri gue lagi jadi perempuan pekerja keras, mana mungkin dia ada waktu untuk datang ke sini." Penjelasan Regan cukup membuat Rachel semakin mengangkat sudut bibirnya.     

Rachel tiba-tiba mengangkat tangannya, menunjuk ke arah satu titit ke angka jam sembilan. "Itu kayaknya Sellyn 'kan? Dia lagi sama cowok lho, Kak!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.