HE ISN'T MYBROTHER

Semua Berakhir Di sini



Semua Berakhir Di sini

1Rachel membulatkan mata mendengar pertanyaan papanya. Di dalam pikiran perempuan itu memang sudah tak bisa lagi berpikiran jernih setelah mamanya menceritakan bagaimana keadaan awal Nino.     
1

"Katakan yang jelas, Pa. Bagaimana kondisi Nino? Apa aku harus ke sana juga?" tanya Rachel gusar. Berbagai pertanyaan berputar-putar di pikirannya.     

Dirinya sangat menyesali segala apa yang terjadi pada Nino. Karena dirinya Nino dalam keadaan kritis.     

"Tidak, Sayang. Kau di sini saja. Kita lakukan video call nanti. Katanya Delon sudah diberitahu tentang keadaan Nino ..." kata Jeno yang masih menunda perjalanan mereka.     

Delon mengerutkan keningnya mendengar perkataan Jeno. Ia bahkan sedaritadi tidak membuka ponsel. Bagaimana bisa mereka memberitahu Delon.     

Delon terperangah dengan kalimatnya sendiri. Iya! Dirinya memang tidak membuka ponsel. Maka dari itu ia tidak bisa melihat siapa yang memberitahunya.     

Astaga! Kenapa bisa dirinya lupa!     

"Aku lupa menyalakan ponsel, Pa!" jawab Delon cepat dan segera meraih benda pipih itu yang ia letakkan di atas nakas.     

Jeno masih berdiri di sana.     

"Nino sudah sadar seelah operasi yang dilakukan selama tiga jam ..."     

"Tugas yang kau berikan sangat mengerikan, Lon. Memang siapa yang memiliki kemapuan tinggi memainkan senjata tajam? Sekali lemparan saja seperti dua tusukan," sambung Jeno. Ia masih mengingat apa yang diceritakan Regan padanya tadi.     

Kemapuan wanita itu sungguh harus diacungi jempol jika digunakan untuk hal yang baik. Jika wanita menggunakan untuk kejahatan, sudah harus dipastikan wanita itu harus berada di dalam deruji besi.     

"Anita. Dia Anita yang dulu disukai Antoni." Delon menjawab dengan penuh keyakinan. Dan hal tersebut membuat Jeno dan Martha terperangah. Pasalnya mereka juga tahu siapa wanita itu.     

Saat wanita itu—Anita dibawa ke rumah dan dikenalkan sebagai teman Delon, Jeno dan Martha sudah saling pandang melihat paras cantik itu mirip sekali dengan seseorang di masa lalu yang sangat disesali mereka berdua.     

Dan kali ini seluruh pertanyaan itu sudah terjawab sudah bagiamana prasangka mereka bertahun-tahun dan balas dendam yang dilakukan Anita.     

Martha meneguk kasar ludahnya. Inilah dosa besar di masa lalu yang akhirnya terbayarkan melalui Rachel. Dosa yang terbayar dengan cara yang juga meyakitakan.     

Jeno berjalan tiga langkah ke arah istrinya yang nampak lunglai. Tubuh tua itu nampak tak bisa berdiri tegak, ia merengkuh dengan pelukan di kedua bahu Martha.     

"Tidak apa-apa. Akan ada waktunya kita berbicara pada mereka," bisik Jeno.     

Martha bergeming. Ia mengangkat pandangan ke arah suaminya yang memberi kecupan kekuatan di kening tua berkerut itu.     

Di sana Rachel sudah memeluk kedua anaknya agar tidak mendengar percakapan dewasa yang begitu berbahaya. Ia tidak ingin otak bersih kedua anaknya menjadi penasaran dengan senjata dan kemampuan seperti itu.     

Delon mengangguk.     

"Iya, benar. Regan menghubungiku. Bahkan menelponku hingga berkali-kali," kata Delon spontan seraya masih mengarahkan pandangan ke arah layar benda pipihnya yang bercahaya.     

Rachel terlihat menurunkan pandangan ke arah kedua buah hatinya. Ia ikut mengulas senyum saat mereka juga saling menerbitnya lengkungan di bibir kecil mereka berdua.     

"Kalian sedang tertawa apa, Sayang?" tanya Rachel penasaran. Karena ia sengaja memasang earphone di kedua telinga Nathan dan Nefa.     

Rachel melihat kedua anaknya masih tidak mau menjawab dan hanya menerbitkan senyum.     

Perempuan cantik itu semakin penasaran dengan lagu yang didengarkan mereka lewat ponsel Rachel. Ia mengamb satu earphone dari telinga Nathan, menempelkan di telinganya.     

Rachel membulatkan kedua matanya mendengar suara Delon yang sedang merayu dirinya ketika merajuk dulu. Berbagai bahan gombalan yang tak masuk akal terlontar begitu saja dari mulut Delon yang terlihat begitu dingin. Siapa pun tak akan menyangka jika Delon bisa merangkai gombalan dan puisi romantis yang terkesan hanya seperti membaca sebuah pidato.     

Rachel memang sengaja merekam suara Delon agar bisa ia dengar ketika dirinya sedamg sedih atau marah pada suami tampannya. Dan kali ini, ia benar-benar tidak menyangka jika rekaman itu justru jatuh di telinga kedua anaknya.     

"Heey, hentikan! Kalian berdua kenapa tidak ada yang bilang ke mama ... kalau lagu kalian salah?" tanya Rachel yang membuat seluruh orang menatap ke arah perempuan cantik itu.     

Sedangkan Nathan dan Nefa sudah mencoba menghindar dari terkaman mamanya. Namun sayang langkah mereka terhenti, karena Rachel sudah lebih dulu menahan kedua tangan kecil Nathan dan Nefa.     

"Ada apa, Sayang? Kenapa kamu marah?" tanya Delon bingung. Ia juga mengarahkan pandangan ke arah kedua anaknya yang sedang menunjukkan wajah tak berdosanya.     

Rachel tidak memindahkan pandangan pada kedua anaknya meski pertanyaan Delon terdengar jelas melambai di gendang telinga.     

"Nathan dan Nefa sudah mendengar suara merdumu, Kak. Entah apa yang akan mereka bayangkan sekarang tentang Papa tampan mereka berdua," balas Rachel tanpa jeda.     

Rachel begitu tahu jika kedua buah hatinya sangat mengagungkan Papa mereka. Delon adalah lelaki amat sempurna dengan berbagai peran hang bisa lelaki itu lakukan. Dan salah satunya selalu bersikap dingin kepada orang lain.     

Kedinginan itu yang juga selalu membuat putrinya membagakan Delon di hadapan para teman-teman sekolahnya.     

"Suara merdu? Apa kamu maksud?" Delon sengaja menjeda kalimatnya saat mengingat rekaman itu sempat ia ingin hapus. Tapi, Rachel melarang Delon.     

Rekaman yang direkam saat Rachel ngidam dan merajuk karena dirinya tak kunjung menuruti permintaan istri cantiknya.     

Rachel mengangguk.     

"Nathan .. Nefa, apa benar?" tanggap Delon yangbikut bertanya pada kedua malaikatnya.     

Kedua bocah itu mengangguk dengan wajah menggemaskannya. "Tapi, itu Kakak yang pindah. Nefa cuma jadi pendengar aja, Pa. Cuma dengar 'bunga mawar tumbuh di kebun, baunya sama denganmu' dan ...." Gadis kecil itu semakin mengeluarkan apa yang ia dengar tadi.     

Delon memalingkan wajah memerah meronanya. Ia tidak bisa mendengar hal yang pertama kali dalam hidup ia lakukan demi kedua anaknya juga agar tidak 'ngeces' seperti apa yang dikatakan istrinya.     

Dan terbukti sekarang. Nathan dan Nefa justru yang membuat Delon 'ngeces' dipermalukan di hadapan kedua mertua yang masih berdiri di sana.     

"Kau mempunyai double job, Boy!" ucap Jeno dari arah sofa dengan nada terkekeh.     

"Sepertinya menantu kita sungguh berbakat," tambah Martha tak kalah ingin memberikan ledekan lucu yang membuat dirinya kembali tertawa.     

Rachel yang mendengar suara kedu orang tuanya mendadak menutup mulut, saat menyadari pasti suaminya sedang malu tingkat dewa.     

"Mama, titip salam buat Nino dan Sellyn ya! Maaf semua ini karena Rachel. Rachel nggak akan minta Kak Delon buat cari pembuat kaki Rachel lumpuh ..."     

"Semua ini selesai di sini ... dan Rachel tidak mau ada korban lagi," ujar perempuan cantik itu dengan nada sendur bersalah. Dan juga kalimat yang ia gunakan untuk membuat kedua orang tuanya tidak lagi membahas suara memalukan Delon.     

"Tapi, Sayang ... apa kamu yakin?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.