HE ISN'T MYBROTHER

Kecurigaan Sellyn



Kecurigaan Sellyn

0Regan sedang meneliti sebuah dokumen proyek yang dulu dipegang Jenny. Proyek yang memang harus diambil alih oleh Tio kembali. Dan memang berjalan sesuai dengan waktu pembuatan. Tapi, di sini seperti ada kejanggalan dalam pembuatan laporan. Harga dan bahan-bahan bangunan sungguh di luar logika.     
0

"Kenapa gue baru sadar sekarang? Siapa yang memanipulasi ini semua?" gumamnya merasa aneh. Karena laporan yang dulu ia pegang seluruh harga dapat ia terima dan sesuai dengan harga pasar.     

Namun, saat dirinya tidak melakukan apapun dan hanya sembarangan mengambil berkas. Laporan itu membuat kening Regan berkerut.     

"Ini semua salah... sangat salah. Gilaa banget! Mereka bisa kaya karena ngambil keuntungan sebesar ini. Apalagi, kejadian ini sudah dua tahun," tambahnya lagi. Dan tiba-tiba suara pintu terbuka membuat Regan mengalihkan pandangan dengan terpaksa, meski tatapannya masih enggan untuk melepaskan diri dari sana.     

"Abang, nggak tidur? Mami tadi pesan kalau mami nginap di rumah teman arisannya. Cuma ngirim mainan buat Fira," kata seseorang yang berada di bibir pintu.     

Regan yang baru saja menyadari pemilik suara itu pun langsung meletakkan dokumen tersebut di atas meja. Lalu, bangkit dari duduk, mengayun langkah ke arah pemilik suara tersebut yang enggan untuk masuk.     

"Ini memang sudah jam berapa?" tanya Regan saat kakinya masih berada di perjalanan.     

Perempuan berbalut kimono tidur putih itu mengangkat dagu ke arah jam dinding yang berada di atas tembok tepat di belakang tubuh lelaki berkaca mata tersebut.     

Regan menghentikan langkah, lalu memutar kepala dan sedikit mengangkat kepala ke arah yang ditunjukkan sang istri.     

"Baru jam sepuluh. Ke mana Delon dan Rachel? Apa mereka sudah pulang?" tanyanya sekali lagi dan dijawab Sellyn dengan gelengan.     

"Mereka nggak ada di mana-mana. Nggak di kamar, nggak di taman belakang. Tapi, Sellyn denger suara desahan kecil di kamar mandi Fira. Palingan mereka lagi bikin adek buat Nathan sama Nefa ..."     

"Biar sekalian kepala mereka berdua botak." Lanjut Sellyn dengan terbahak saat membayangkan kedua orang yang kini sedang berada di pikirannya sama-sama tidak miliki rambut.     

Cletak!     

Seketika suara mengaduh keluar dari mulut Sellyn saat mendapati keningnya memanas karena perbuatan jemari suamiya itu.     

"Apa sih, Bang! Sakit tahu!" seru kesal Sellyn sembari mengusap kasar keningnya.     

"Kamu tidur sana. Aku masih ada kerjaan sedikit, nanti aku nyusul." Regan memutar tubuh istrinya paksa untuk meninggalkan dirinya di sana sendirian.     

Sellyn menggerutu mendapat pengusiran dari Regan. Sudah ke berapa kali dirinya diusir seperti ini. Tapi, Sellyn hanya bisa diam dan menurut. Namun, kali ini tidak. Kelakuhan Regan benar-benar membuat dirinya sangat curiga. Sesungguh apa yang sedang dikerjakan Regan hingga Sellyn tidak pernah diizinkan untuk masuk.     

"BERHENTI, ABANG!" berang Sellyn menghempas keras tangan kekar yang berada di kedua bahunya.     

Regan mengurutkan dahi, melepaskan begitu saja tangan yang tadi menyentuh pundak kecil istrinya sesuai dengan apa yang dikatakan Sellyn.     

"Kenapa teriak-teriak begitu? Anak-anak lagi tidur. Jangan aneh deh," jawab Regan kesal.     

Regan tahu jika Sellyn memang suka seenaknya. Tapi, sekarang hidup mereka tidak sendiri. Seharusnya Sellyn bisa lebih dewasa untuk merubah kebiasaan perempuan itu sejak Fira mereka lahir.     

"Apa yang kamu sembunyikan di sana!?" todong Sellyn dengan nada tingginya.     

Ia benar-benar curiga jika Regan memasukkan jalang ke rumah mereka. Karena ia memang tidak pernah diizinkan untuk masuk. Dan kebiasaan itu membuat Sellyn jengah, semakin tak percaya jika Regan hanya bekerja.     

Regan reflek menutup mulut istrinya seraya menajamkan mata untuk membuat istri ya menurut padanya.     

"Hueembbhh! Euh... Le-pas!" Sellyn kembali memaksa tangan Regan untuk melepas buku tangan lelaki berkaca bening itu dari mulutnya.     

"Abang, bawa jalang? Jalang yang mana? Kenapa nggak sekalian ditunjukin ke aku? Ini sudah berapa lama Abang nggak pernah ngizinin aku buat masuk ha?" kelakar Sellyn semakin berapi-api.     

Air mata perempuan cantik itu terjatuh begitu saja mendapati pikiran buruk meraung dalam pikirannya. Mendesak akal sehat untuk berubah haluan sesuai dengan bukti yang ditunjukkan kedua matanya.     

"Sayang, dengarkan aku dulu ...." Regan mengalah. Ia melihat sikapnya sudah keterlaluan membuat istrinya sedih. Ia punya alasan sendiri untuk tidak mengizinkan istrinya masuk.     

Namun, bukan tentang jalang atau wanita lain. Ini tentang pekerjaan yang tidak boleh siapa pun mengangguk. Tidak juga hanya istrinya saja. Tapi, Sellyn salah sangka. Ia bingung harus menjelaskan dengan cara seperti apa.     

"Dengarkan, dengarkan apa, haah? Gue bodoh selama udah ini percaya selama ini sama Lo!" jawab Sellyn dengan nada sarkisme.     

Tubuhnya perlahan menjauh dari Regan yang milih mencoba mendekat untuk menggapai sang istri. Tapi, saat dirinya ingin membawa Sellyn ke dalam pelukannya. Lemparan keras mengenai wajah lelaki berkaca mata tersebut.     

"Aduuhhh!"     

"Sayaang dengar aku dulu. Aku nggak pernah bawa wanita lain. Ayolah! Kenapa justru sendalmu yang berbicara padaku?" Lanjut Regan seraya belari mengejar Sellyn yang masukki kamar mereka setelah wajah tampannya dilempar keras sendal Sellyn.     

"Jangan deket-deket! Pembohong sepertimu memang tidak patut aku peracaya. Aku akan pulang ke rumah mama. Aku membencimu, Bang! Aku sangat membencimu!" kelakar perempuan itu yang sudah membuka kasar lemari maju mereka. Mengambil koper, lalu dibukanya lebar-lebar.     

"Sayang, aku bisa jelasin. Kamu duduk dulu. Aku nggak enak kalau kamu pulang ke rumah mama. Nanti aku dikira nggak sanggup memberi makan putrinya." Regan menahan tangan Sellyn untuk berhenti bergerak. Ia merasakan tubuh itu bergetar di dalam cekalan tangannya.     

"Lepas! Aku bilang aku nggak kamu sentuh! Kamu tuli!" Sellyn menatap tajam ke arah bola hitam.legam di depan matanya. Iris hitam Sellyn semakin bergetar saat Regan seakan membawanya ke dalam ke dalaman lautan hitam penuh cinta itu.     

"Sekali saja aku mohon dengarkan aku, Sell. Aku tidak mau kehilanganmu apalagi sampai kamu memilih pergi ke rumah mama. Kamu 'kan tahu mereka selalu—"     

"Katakan lima menit," sahut Sellyn yang lasngsung menyodorkan kelima jemarijyanke arah tatapan Regan. Namun, kal ini tatapan itu tak lagi bertemu. Sellyn menyerah. Ia tidak mau sampai Lulu ke dalam kebohongan dan cinta yang dibuat Regan.     

Regan menarik tangan perempuan cantik itu ke arah ranjang. Lalu, mendudukkan dengan begitu hati-hati. Tangan lelaki berkaca mata bening itu sudah mengusap lembut pipi tembem Sellyn yang sedang membuang wajah ke samping.     

"Tiga menit," ucap Sellyn bernada malas.     

Regan menghela napas dalam.mwndapari waktu yang diberikan Sellyn semakin berkurang.     

"Kamu ingat awal kamu hamil Fira? Kamu masuk 'kan ke dalam ruang kerjaku? Lalu, apa yang kamu lakukan di sana?"     

Pertanyaan itu membuat Sellyn berpikir dan mengubah kenangan seperti apa yang dikatakan Regan. Tapi, apa? Sellyn sudah lupa dengan kejadian itu.     

"Sudah ingat belum?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.