HE ISN'T MYBROTHER

Astagaa, Kak Delon!



Astagaa, Kak Delon!

0Rachel masih masih mengayun putrinya yang selalu saja menangis saat matanya mulai memberat.     
0

Dan hal tersebut menuntut Rachel menjadi lebih bersabar menghadapi kedua anaknya sangat menguji dirinya yang dulu selalu saja merajuk dan merengek. Sekarang dirinya yang harus menenangkan kedua anaknya.     

"Kenapa nggak tidur, Sayang? Katanya mengantuk?" tanya Rachel pada sang putri yang sedang memainkan jemari kecilnya di dagu Rachel.     

Nefa hanya mengulas senyum menggemaskannya. Entah apa yang membuat senyum itu terulas untuk Rachel. Padahal jika melihat jam saat ini memang sagat tepat dengan waktu tidur putrinya.     

"Mama, Nefa mau itu ...." Gadis kecilnya menunjuk ke arah belakang tubuhnya. Sontak Rachel yang mendengar putrinya menginginkan sesuatu. Akhirnya perlahan membalik tubuh.     

Dan betapa terkejutnya Rachel saat melihat sosok lelaki bertubuh kekar itu sudah berada di belakang tubuhnya dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya.     

"Kak, kamu sedang apa?" tanya Rachel seperti biasanya. Meski dirinya begitu kesal dengan Delon. Tapi, Rachel tak ingin menunjukkan itu semua di depan kedua anaknya.     

Delon terlihat menggunakan bandu Mickey Mouse sembari menunjukkan dua buah es cream yang masih terbungkus di plastik.     

"Aku sedang menepati janjiku pada putriku. Aku tadi mengatakan akan memberinya ice cream ... dan ini untuk Tuan Putri papa," ujar Delon sembari memberikan kepada ice cream tersebut ke arah tangan kecil yang sudah menjulur.     

Tapi, dengan cepat Rachel menghentikannya. Perempuan itu memasukkan kembali tangan Nefa ke dalam pelukannya.     

"Nggak ada. Nefa harus tidur! Kaalau dia tidak tidur pasti malamnya rewel. Kamu pergi aja," usir Rachel pada sang suami. Perempuan itu sekuat tenaga mendorong tubuh Delon, tapi pergerakkannya sama sekali tidak membuat tubuh kekar tersebut bergerak.     

"Mama... Nefa mau ice creaam," rengek gadis kecil itu lagi seraya menarik keluar kembali tangan kecilnya untuk bisa bertemu dengan papanya.     

Delon menyeringai senyumnya. Lalu, dengan senang hati ia menarik tubuh kecil itu dari gendongan istrinya.     

"Kalian berdua itu sengkokol atau bagaimana?" celoteh kesal Rachel saat mendapati putri dan suaminya sedang tertawa bahagia bersama.     

"Lihat mama sedang merajuk, Sayang. Kita harus melakukan ap sekarang?" tanya Delon saat mendapati Rachel sudah duduk di atas sofa kecil di kamar Fira sembari melipat kedua tangan.     

Rachel semakin kesal dengan kelakuhan Delon yang mbuat tidur putrinya gagal. Ia yakin, Nefa akan sangat susah untuk ditidurkan. Apalagi besok dirinya ada kelas pagi. Aaaggh... sungguh menyebalkan Delon!     

"Nefa akan memberi mama ice cream. Apa mama akan berhenti merajuk, Pa?" tanya Nefa yang sudah belepotan dengan cairan ice cream di bibir kecilnya.     

Delon semakin terbahak saat melihat ice cream yang akan diberikan Nefa kepada Rachel hanya tinggal tusukkannya saja. Lalu, di mana ice cream satunya? Karena Delon benar-benar mengingat ia membawa dua bungkus tadi.     

"Sayaang? Kamu melihat ice cre—"     

"Astagaa, Nefaa! Sejak kapan kamu memakan dua ice creamnya? Itu buat mama," tambah Delon yang terbaku saat tangan kiri putrinya sudah menggegam ice cream dengan bungkus terbuka berantakkan.     

Ice cream itu memang tidak terbuka lebar, tapi akal putrinya selalu berjalan untuk bisa menikmati lelehan ice cream tersebut     

Nefa hanya memberi cengiran di bibir manisnya yang kini semakin belepotan dengan berbagai lelehan coklat tersebut.     

Delon menepuk dahinya. Ia m mbawa dua memang khusus untuk membujuk istrinya. Kini, lenyap sudah. Sepertinya putrinya memang sangat senang membuat dirinya harus kedinginan tanpa pelukan mamanya.     

"Lagi, Pa. Mana? Nefa mau lagi," punya Nefa yang sudah melepaskan genggaman tangan kecilnya pada kayu kecil penyanggah ice cream pertamanya.     

Delon menghela napas panjang mendapati wajah putrinya begitu menggemaskan. Lalu, di mana perkataannya yang akan memberi Rachel ice cream?     

"Ice untuk mama mana, Sayang?" Delon mutar pertanyaannya pada sang putri. Tapi, Nefa justru terbahak kecil, lalu mencium rahang Delon dengan bibir belepotannya.     

"Mama nanti Nefa beri ice cream yang banyak dari paman Regan. Tadi, Nefa lupa, soalnya enak sih," sahutnya dengan suara kecil menggemaskan. Lalu, meminta untuk diturunkan.     

"Nefa tidak boleh turun. Nanti mama marah sama papa. Lihat, wajahmu penuh dengan ice cream ..."     

"Apa Putri kesayangan papa tidak merasa gatal?" sambung Delon yang merasa cemas jika efek dari pemberiannya akan memunculkan rasa gatal di seluruh tubuh Nefa.     

Gadi kecil itu menggeleng dengan senyum yang masih terukir di sana.     

"Kita bersih-bersih dulu yaa! Setelah itu kita kembali ke mama. Nefaa harus membujuk mama, okay?" Delon memperlihatkan ibu jari yang menyatu dengan jari telunjuknya meminta pertolongan kepada sang putri.     

Nefa menjawab dengan menyatukan jemarinya juga seperti Delon.     

Delon mencium wajah Nefa dengan gemas meski wajah kecil itu penuh dengan lelehan ice cream yang lengket.     

"Tuan Putri kecil papa memang sangat menggemaskan!" ucap lelaki itu seraya membuka pintu, lalu mengeluarkan tubuh kekarnya untuk segera meninggalkan jejak yang akan membuat Rachel semakin marah padanya.     

Sedangkan Rachel sedangelihat grub chatnya kelas Ekonominya yang sedang ramai-ramainya membahas tentang materi ujian semester di satu Minggu ke depan. Dan satu lagi pembahasan yang membuat chat grubnya tak berhenti berdering.     

Tentang dosen baru. Dosen yang baru saja datang untuk mengajar di kelas mereka tadi. Kelas baru itu memang membuat Rachel sedikit kesal.     

Ada beberapa orang yang mengetahui tentang hubungan Delon dan Rachel seperti apa. Tapi, mereka memilih untuk diam saja. Sangat berbahaya jika mereka sampai ikut campur dengan urusan anak pemilik kampus mereka. Mereka juga tidak ingin bernasib buruk seperti Rere.     

"Adakah yang mengenal dosen tadi?"     

"Aku sedikit bermimpi tentang dosen tampan tadi. Apa kalian ingin medengar ceritaku?"     

"Gue susah belajar kalau kayak gini. Apa dosen baru tadi membuka bimbingan khusus yang hanya berdua saja nggak ya?"     

Tulisan-tulisan chat tersebut hampir semua dibaca oleh Rachel dengan mata yang memicing. Kedua alisnya berkerut untuk menamati foto yang dipasang mereka.     

Dan tidak lama Delon sudah datang dengan membawa putrinya yang sudah bersih serta menganggarkannya dengan baju lain yang dibawakan Regan tadi.     

"Kamu bermain dulu di tempat tidur yaa, Sayang! Papa mau menemani mama dulu. Mama merajuk pada papa karena ice creamnya dihabisikan oleh Putri Kecil cantik papa ini," ucap Delon seraya mencium gemas kedua pipi gembul Nefa yang membuat gadis lima tahun itu tertawa ringan.     

"Baik, papa! Besok Nefa pasti akan membagi kepada mama juga," timpalnya yang seakan lupa dengan alergi yang sedang dideritanya.     

Delon mengecup lembut kening kecil putrinya dengan lembut. "Putri papa memang yang terbaik."     

Lelaki itu perlahan mengayunkan langkah menuju ke arah tempat tidur putrinya. Diletakkan Nefa dengan perlahan lalu memberi gadis kecil itu boneka kesayangannya.     

Delon kembali menoleh ke arah istrinya yang sepertinya sedang menahan kesal saat melihat bibir merah yang biasanya Delon nikmati. Kini telah digigit sang pemilik.     

Hanya beberapa langkah Delon mengayun kembali kakinya. Kini tubuh kekar itu sudah berada tepat di depan tubuh Rachel.     

"Sayang, Nefaa menangis!" teriak Delon setengah kencang.     

"HA? APA? 'KAN AKU SUD—"     

"ASTAGAA!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.