HE ISN'T MYBROTHER

Apa Rencana Delon?



Apa Rencana Delon?

0"Kenapa kamu di sini? Dari mana kamu tahu aku dan anak-anak di sini?"     
0

Rachel sama sekali tidak melirik keberadaan Delon yang masih saja merapatkan duduknya dengan dirinya. Meski Rachel sudah bergerak perlahan menjauh agar putranya tidak merasa.     

Tangan Delon masih berusaha untuk mengembalikan mainan putranya seperti sempurna tanpa menjawab pertanyaan sang istri. Dan tidak menunggu waktu lama maianan itu kembali ke bentuk semula.     

"Nathan, maiananmu sudah kembali," Delon berucap seraya menyodorkan maianan sang putra.     

Rachel membulatkan mata lebar saat melihat mainan itu sudah kembali sempurna. Benar-benar di luar dugaannya. Rachel saja tidak bisa, dan meyakini jika mainan itu rusak. Tapi, Delon dengan mudahnya memperbaiki.     

"Waaahh! Robott Nathan sudah tidak sakit lagi. Terima kasih, Pa," balas bocah laki-laki Lina tahun itu seraya menggerakkan tubuh ke arah papanya hendak memberi kecupan manis dari bibir kecilnya.     

Delon dengan senang hati menundukkan kepala, mencodongkan wajah tampannya untuk Nathan.     

Cup     

Nathan memberi kecupan tanda terima kasihnya di rahang papangnya. Dan tidak lama tawa bahagia terdengar dari mulut kecil bocah laki-laki tersebut.     

"Sama-sama, Sayang," jawab lelaki tampan itu yang juga bergerak untuk mendirikan kepala.     

Tapi, sebelum kepala itu benar-benar Tegal lurus. Ia tak lupa mencuri kecupan di bibir istrinya yang sedaritadi terlihat mengerucut. Sehingga membuat Delon gemas melihatnya.     

Rachel melotot ke arah lelaki yang masih berada di sampingnya yang seakan tidak melakukan apapun pada dirinya.     

Regan dan Sellyn masih saling menggegam tangan satu sama lain sembari melihat drama populer sepanjang abad dari dua orang Yanga berada di depan mereka.     

"Abang, apa kamu tahu tadi Rachel dihukum pak Delon?" tanya Sellyn yang akhirnya sudah bisa bersuara saat kedua orang di depannya saling diam.     

Regan menaikkan satu alisnya mendengar hal itu. Ia memang tidak tahu tentang jadwal masuk Delon, karena jadwal itu hanya Bossnya dan Jeno yang tahu. Itu juga bukan urusan pekerjaan. Jadi Regan juga sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Sellyn.     

"Dihukum apa? Apa benjolan di kepala Rachel karena hukuman itu?" tanya Regan sembari melirik keberadaan Delon yang masih terdiam sembari melipat kedua tangan di depan dada.     

"Kening!" seru Rachelnyang tak terima kepalanya yang tidak bersalah menajdi sasaran fitnah kedua pasangan suami istri tersebut.     

Sellyn terkekeh mendengar pembenaran dari sahabatnya.     

Perempuan itu mengangguk mengiyakan pertanyaan suaminya. "Sellyn kaget sih ada Pak Delon datang ke kelas. Dan sialnya Rachel justru molor. Hahaha!" Tawa itu kembali terdengar begitu kencang seakan mengembalikan ingatan kegelian wajah cantik sahabatnya yang penuh dengan air liur.     

Bugh!     

Rachel menutup kedua mata Nathan sebentar. Lalu, melembar bantal sofa ke arah waja Sellyn yang seketika jatuh di atas dada lelaki berkaca mata tersebut.     

"Mama... kenapa jadi gelap?" tanya Nathan dengan suara kecilnya.     

Rachel seketika terkekeh dengan perbuatannya sendiri yang lupa membuka buku tangannya di atas kedua mata sang putra.     

"Umssshh... gemas sekali sih putra mama. Apa sekarang masih gelap?" tanya Rachel sembari memeluk dengan gemas tubuh Nathan. Nathan membalas dengan gelengan kepala kecil di dalam pelukan mamanya.     

"Sialan memang Rachel! Kalau wajah gue Samapi miring sebelah gue minta ganti rugi!" sungut Sellyn seraya membuang kasar bantal yang digunakan Rachel untuk melempar ke arah wajahnya.     

Regan dengan cekatakan memeriksa wajah cantik istrinya dengan seksama. Hingga membuat perempuan itu harus mengikuti ke mana himpitan jemari lelaki berkaca mata bening itu membawa wajahnya.     

"Istri Lo itu dulunya cowok. Jangan heran kalau kulitnya ada yang ngelupas. Kalau nggak percaya tanya aja sama Monica. Dia punya foto Sellyn sebelum operasi ke Thailand," ujar Rachel dengan suara yang serius. Sedangkan Delon sudah tidak mau didiamkan. Lelaki tampan itu diam-diam menelusupkan tangannya di belakang punggung Istrinya.     

"Maafin aku ya," bisik lirih, selirih mungkin agar putranya tidak mendengar.     

Rachel masih saja tidak merespon dengan permintaan maaf suaminya. Darahnya masih begitu mendidih melihat ponsel Delon berada di ruangan Cintya—dosen genit tersebut.     

"Sayang, jangan merajuk padaku. Aku tadi hanya disuruh papa mengambil berkas pengajaran. Aku 'kan tidak belajar dulu," jelas Delon masih dengan nada yang sama. Bibir lelaki yang berada di sampingnya sengaja ditempelkan di telinga Rachel, kecupan dan gigitan membuat bulu kuduk perempuan itu merinding.     

"Aku menikahi laki-laki, Sayang? Tapi, kenapa kamu bisa melahirkan Fira?" Pertamyaan Regan seakan seperti bom atum untuk Sellyn. Bom atum yang ia lemparkan kini berbalik arah ke arahnya.     

Sellyn menggaruk kepala belakang yang tidak gatal. Ia bingung harus menjelaskan seperti apa. "Yang penting nikmat 'kan? Gitu aja banyak nanya," jawab Sellyn ketus.     

Sellyn kesal dengan pertanyaan Regan yang seperti tak mengenal dirinya. Jika wajahnya adalah produk operasan. Maka, hidung mancung Sellyn dan seluruh tubuhnya akan benar-benar tidak enak disentuh.     

Regan menamati seluruh tubuh istrinya yang sudah mendapat sentuhan tangannya tanpa terkecuali. Dan semua terasa asli. Bahkan suara mendesah setiap malam selalu terdengar merdu di telinganya. Apa Sellyn semacam spesies yang sama dengan Mario?     

"Chel, kapan istriku berubah jadi perempuan sexy seperti ini?" tanya Regan sudah menarik pinggang istrinya untuk duduk di atas pahanya.     

Rachel yang sedang menikmati sentuhan bibir Delon di telinga dan lehernya sedikit terkejut dengan pertanyaan Regan. Tapi, dengan cepat Rachel membuka mata mendorong keras dada bidang Delon untuk menjauh dari tubuhnya.     

"Sejak ... tanya sendiri. Gue mana tahu! Gue aja baru kenal istri Lo awal masuk kuliah. Hahaha!"     

"Sialaan Lo Chel!" sungut Sellyn tak terima.     

Regan menoleh ke arah istrinya dengan tangan yang diam-diam sudah masuk ke dalam baju perempuan itu.     

"Ini ... masih enak dipegang. Malah makan besar. Lalu, apanya yang palsu?" tanya Regan yang semakin ketagihan memainkan tubuh bagian atas istrinya.     

Rachel menggeleng tak percaya melihat adegan langusung di depannya. Meski tertutupi kain yang dipakai di tubuh Sellyn. Namun, gerakkan Regan begitu terlihat. Ia harus segera mengamankan anak-anaknya.     

"Nathan, Sayang. Kamu sudah mengantuk?" tanya Rachel saat tadi sudah mendengar Nathan sedang menguap.     

Bocah laki-laki itu pun mengangguk. "Iya, Ma. Nathan ngantuk. Mau bobok," katanya lirih.     

Rachel pun langsung menggendong putranya untuk segera masuk ke dalam kamar Fira yang memang sudah tersedia tiga tempat tidur. "Ayo, bobok, Sayang."     

Perempuan itu melenggang meninggalkan Delon yang nampak frustasi ditinggal Rachel saat tubuhnya sudah sangat panas karena ulahnya sendiri.     

"Busuk Lo! Main di dalam!" geram Delon langsung bangkit dari duduknya berniat ingin menyusul putrinya bermain. Tapi, ia melihat putrinya sedang mengikuti Rachel masuk ke dalam kamar Fira.     

Delon mengangkat tangan untuk melihat jam yang berada di tangganya. Garis melengkung indah seakan begitu saja terbit melihat ini adalah waktu tidur kedua anaknya dan Fira.     

"Masuk diam-diam saja bagaimana?" monolog Delon dengan senyum seringai di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.