HE ISN'T MYBROTHER

Rawan Area Adult



Rawan Area Adult

0Sellyn menatap tak percaya melihat punggung itu yang pergi meninggalkannya di sana sendirian. Kenapa ia juga bingung kenapa banyak lelaki yang harus patah hati karena mengaharapkan hati Rachel.     
0

"Seberapa pun kuatnya lo berusaha. Gue tahu cinta pak Delon lebih besar dari kalian. Termasuk lo, Rendra."     

Sellyn meoleh ke samping mencaro keberadaan Monica. Ia tidak tahu sahabatnya yang satu itu pergi. Ia sekarang sudah kehilangan gambar sosok seorang Monica yang galak. Dia bahkan melebih dirinya yang selalu bermanja di dekat Regan.     

"Sialan tuh bocah satu! Beraninya ninggalin gue sendirian. Nggak ngomong lagi," gerutu Sellyn yang masih mutar Kepala melihat sekeliling, berharap Monica hanya bersembunyi dan akan mengejutkan darinya.     

Namun, sialnya Sellyn melihat Monica dan Nino yang baru saja masuk gerbang kampus. Kedua mata itu menyipit untuk memastikan apa yang sedang ia lihat.     

"Elaah, bener-bener sahabat kacangan! Lupa kulit, lupa isi!" tambangnya yang langsung melangkah cepat untuk bisa sampai ke gerbang kampus lagi. Ia tidak mau terlihat konyol berdiri sendirian di sana seperti anak hilang.     

Sedangkan Delon mendorong pelan tubuh istrinya di atas tempat tidur. Mereka sudah berada di sebuah kamar hotel yang tidak jauh dari kampus Rachel.     

"Sayang, ini akan lebih dua jam ... kamu tidak usah kuliah ya?" kata Delon yang perlahan melepaskan dasi, kemeja biru lautnya diletakkan di atas sofa.     

"Kamu juga nggak boleh meeting. Bagaimana? Kita impas." Jemari Rachel melepas satu persatu kancing yang berada di depan dress mininya. Lalu, ia mendirikan tubuh untuk melepas dress mini tersebut. Melempar ke arah suaminya.     

Delon menangkap dengan baik apa yang dilemparkan Rachel padanya.     

"Baiklah, kamu menang, Sayang," balas Delon yang sudah melemparkan dress mini Rachel ke arah kemeja birunya.     

"Kamu sangat menggodaku."     

Tubuh Delon sudah terlepas dari sehelai benang pun. Kini lelaki tampan itu sudah mengukung tubuh istrinya yang masih berbalut bra putih dan potongan kain segitiga.     

Rachel mengalungkan kedua tangan di leher Delon. Senyum itu juga tak pernah pudar setelah mereka mengakui kesalahan masing-masing.     

"Jangan seperti itu. Kamu membuatku ingin mengurungku di sini sampai meetingmu berakhir," ujar Rachel saat mendapati perbuatan nakal Delon yang sudah mengarahkan senjatanya di depan kain segitiga Rachel dengan gearkkan naik turun.     

Tubuh Rachel bergetar hebat mendapati Delon tak berhenti dan semakin menggerakkan dengan cepat.     

Delon menyeringai senyum nakalnya mendapati cengkraman tangan istrinya menguat di rambut belakangnya. "Memohon padaku, Sayang. Aku akan memberikan performa terbaik," ucap Delon yang mencoba memprovokasi istrinya untuk kalah.     

Lelaki itu juga nampak memejamkannmata saat merasakan getaran listrik mengenai seluruh organ di tubuhnya. Rachel benar-benar membuatnya tergila-gila. Hanya dengan sentuhan seperti ini saja Delon sudah ingin merobek potongan kain di sana.     

Rachel menarik sudut bibirnya mendengar perkataan Delon. Ia, perlahan membuka mata untuk melihat ekspresi apa yang ditunjukkan suaminya sekarang.     

Delon terlihat menengadahkan kepala dengan kedua kelopak mata tertutup. Sedangkan mulutnya terbuka untuk mengeluarkan desahannya.     

"Sepertinya bukan aku yang akan menyerah kali ini," tanggap Rachel tak kalah penuh arti.     

Perempuan cantik itu membalas gerakkan pinggulnya untuk membuat Delon semakin tidak lagi bermain di sana dengan kondisi yang sangat basah. Dan hal itu tentu membuat Delon seperti orang kerasukan untuk semakin menambah gerakkan senjatanya dengan cepat.     

"Da–sar setan kecil ka–mhu, Sa–yang," balas Delon dengan suara berat terbata.     

Krek!     

Suara kain tersobek membuat Rachel semakin tak bisa menahan tawanya dan seketika jiga tubuhnya melonjak mendapati ada sesuatu yang mendesak masuk hingga membuatnya harus memencengkram kuat kedua lengan kekar suami tampannya.     

"Aku kalah .... aku kalah! Aku kalah, Sayaang!" teriak Delon sangat kencang. Ia tidak peduli dengan suaranya yang akan terdengar sampai keluar.     

Pinggul kelad Delon menghentak dengan begitu keras dan kencang. Ia tidak membiarkan istrinya berbicara. Rachel hanya bisa mendesah, lalu menarik tengkuk Delon untuk meluapkan perasannya saat ini.     

Delon membalas pagutan Rachel dengan begitu panas. Bibir tipis merah itu digigit, dihisap, dan dikecap dengan dalam seiring dengan gerakkan tubuh mereka yang masih sangat cepat.     

"Eeuughh... K–ak!"     

"Sebentar, Sayang. Tunggu aku," balas Delon semakin menambah kecepatan. Dan tidak lama mereka secara bersamaan memberikan puncak yang begitu indah.     

Napas Rachel naik turun tak terkontrol. Delon selalu memberinya kelelahan dan kenikmatan seperti ini.     

"Masih lelah, Sayang?" tanya Delon saat tubuhnya sudah terangkat kembali di atas tubuh Rachel.     

Perempuan itu tahu maksud dari pertanyaan suaminya apa. Ia pun langsung menggeleng dan menarik tengkuk Delon untuk kedua kalinya. Rachel ingin memberikan kepuasan untuk Delon hingga lelaki itu yang mengatakan 'sudah.'     

Delon menanggapi pancingan yang diberikan istrinya. Kini tubuh mereka sudah berganti peran. Lelaki tampan itu kini sudah setengah menyenderkan punggung kekarnya di senderan ranjang.     

"Mereka semakin besar sajaa," ucap frontal Delon saat sudah meraup kedua bukit besar Rachel dengan kasar, lalu memasukkan salah satu dari mereka ke dalam mulut.     

Rachel blingasatan dengan rangsangan yang diberikan Delon pada tubuhnya. Perempuan itu mengusap kasar kepala belakang suaminya, lalu menggerakkan pinggulnya dengan begitu cepat.     

"Apa kamu menyukainya, Kak?" tanya perempuan itu di sela napasnya yang terputus.     

Delon mengangguk di dalam aktivitasnya yang sedang mengisap pusat sensitif istrinya.     

Rachel menggoyangkan pinggulnya seperti perempuan di kelap malam. Perempuan itu seperti sangat profesional dalam hal memuaskan suaminya. Pasti tidak akan pernah ada yang menyangka. Jika, seorang Rachel dapat melakukan hal seperti ini.     

Delon bahkan masih belum percaya hingga detik ini jika istrinya selalu memberinya kenikmatan yang luar biasa. Maka dari itu, Delon tak pernah tertarik dengan tubuh wanita di luaran sana. Karena di rumahnya sudah ada keindahan suara kedua anaknya dan juga surga dunia milik istrinya yang selalu menunggu.     

"Katakan kamu mencintaiku, Kak! Aagghh... " rengek Rachel saat memaksa wajah Delon untuk menatapnya.     

Ruangan kamar itu adalah saksi bisu di mana seorang Delon lemah di tangan seorang perempuan seperti Rachel. Lebih tepatnya, sangat tak berdaya.     

"AKU SANGAT MENCINTAIMU, ISTRIKU!" teriak Delon dengan sekuat tenaga hingga suara itu memantul terdengar nyaring di telinganya.     

Rachel mnggoreskan senyum bahagianya mendengar pengakuan dari suaminya. Meski jika perkataan ini bercampur dengan gairah. Tapi, Rachel yakin jika suaminya sangat mencintainya hingga detik ini.     

"Sayang, aku harus kuliah. Kita selesaikan ini cepat," kata Rachel lagi setelah bola mata coklatnya melihat jam yang berdiri di atas nakas bercat hitam.itu.     

Delon menggeleng. Ia masih tidak mau melepaskan perempuan cantik itu. Ini baru dua ronde dan lelaki tampan itu ingin membuat kaki Rachel tak bisa berjalan.     

Persetan dengan meeting itu! Mereka muda tidak akan berani menarik saham yang telah ditanam.     

"Masih banyak gaya yang belum kita lakukan, Sayang," ucap Delon yang semakin membuat tubuh Rachel tak bisa lepas darinya.     

Rachel membulatkan mata mendengar perkataan suaminya. "Ha? Gaya apalagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.