HE ISN'T MYBROTHER

Sesion Dua Tamat



Sesion Dua Tamat

0Bibir mereka masih terus saja berpagut. Lidah mereka berdua juga tidak mau kalah. Kedua lidah itu menari dengan begitu erotic di dalam sana. Delon dan Rachel seakan seperti sudah berpisah lama. Dan mereka dipertemukan lagi dengan cara yang indah.     
0

Sudah lima belas menit lamanya mereka saling memberikan napas agar tidak ada yang mengakhiri aktivitas indah ini.     

Namun, sayangnya, Delon lebih mementingkan napas Rachel yang sudah kehabisan. Dengan perlahan lelaki tampan itu melepaskan pagutan mereka. Lalu, Delon memberikan kecupan di seluruh inci wajah cantik itu, kemudian berakhir di depan bibir merah istrinya.     

"Kamu kenapa nggak pakai bra, Sayang?"     

Rachel tersentak dengan pertanyaan Delon. Bagaimana bisa lelaki itu mengeluarkan kalimat pertama langsung meenuju ke dalaman Rachel. Tidakkah ada kalimat manis untuk membuat hati Rachel berbunga?     

"Lihat ini ... kamu benar-benar nggak pakai itu. Tadi, ada Nino dan para dokter. Pasti mereka melihat ini ...." Tangan Delon meremas payudara Rachel dengan lembut untuk mengecek kembali apa yang ia katakannya memang benar.     

Pantas saja saat Delon memeluk tubuh Rachel kedua aset terlalu memabukkan menyentuh dada bidang Delon.     

Rachel memukul tangan Delon yang masih berada di atas payudaranya.     

"Tidak sopan! Tidak ada peraturannya yang boleh pegang-pegang!"     

"Kalau mereka tahu kenapa? Ini juga demi kesehatan. Jadi, suster juga nyaranin buat nggak pakai dulu. Kamu aja yang telat sadar!" sambung Rachel seraya mengerucutkan bibirnya.     

Delon tetap saja tidak suka ada lelaki lain yang melihat bentuk tubuh istrinya meskipun itu tertutupi oleh pakaian pasien seperti ini.     

"Kamu masih istriku, Sayang. Aku berhak pegang mana pun yang aku mau dari tubuh istriku. Daripada aku pegang tubuh perempuan lain. Nanti kamu marah lagi sama aku," Delon membela dirinya sendiri.     

Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya dengan pipi putih istrinya. Sedangkan salah satu tangan masih bermain di tubuh bagian atas Rachel tanpa larangan lagi.     

"Alasan aja. Cepat mau ngomong apa?" tanya Rachel ketus. Tapi, sebenarnya dalam hatinya ia masih ingin Delon berada di sini menemani, memeluk, dan mencium dirinya. Sungguh Rachel menginginkan hal itu semua.     

Tapi, ingatan akan foto yang ditunjukkan Rere membuat lidahnya bekerja tidak sesuai hati.     

"Aku hanya ingin mengatakan kalau yang kamu lihat difoto itu tidak seperti kamu kira. Aku tidak hanya bersama dengan Jenny. Di sana ada lima orang dan termasuk Regan ..."     

"Ini ... ada dua video. Kamu bisa melihatnya sendiri, Sayang. Satunya adalah video teman kuliahmu." Lanjut Delon seraya menyerahkan ponselnya ke tangan istrinya.     

Rachel melirik ke arah Delon dengan perlahan menerima apa yang genggamkan di tangannya saat ini.     

"Kamu juga menggendong Jenny. Apa itu juga salah sangka?" sungut Rachel saat jemarinya sekarang di layar ponsel Delon mencari video yang disebut.     

Delon mengangguk mengiyakan. Kini kedua kelopak matanya bisa memejam dengan lega. Akhirnya Delon bisa merasakan napas dan deguban jantung Rachel berada di dekatnya.     

"Regan mengantar seluruh klien untuk pulang. Sedangkan aku sudah masuk ke dalam mobil. Tapi, aku melihat Jenny yang tiba-tiba terjatuh karena hills patah. Aku hanya berniat menolong, Sayang," jelas Delon yang hanya dibalas decakkan Rachel.     

Sekarang Rachel sudah menemukan satu video dari dua video yang dikatakan Delon. Rachel melihat memang di sana begitu banyak orang bahkan mereka juga mengajak Jenny bercanda.     

Rachel juga mendengar Jenny membahas tentang dirinya ketika kecil. Lalu, mengusap bibir suaminya yang memang terkena saous, tapi dengan cepat Delon menolak sentuhan tisu yang digerakkan Jenny.     

Mereka tertiga terlihat tertawa saat membicarakan Rachel yang memang susah untuk berjalan. Karena umur Rachel telat untuk bisa berjalan lancar seperti anak kecil lainnya. Dan hal tersebut membuat Delon tak kuasa menahan tawanya.     

Rachel mengembalikkan video itu setelah selesai melihat sampai akhir. Sampai saat Delon yang memang ingin masuk ke dalam dan menemukan suara kesakitan dari Jenny karena hills perempuan ular itu yang patah.     

"Aku tahu aku salah soal mempercayai Jenny lagi. Karena aku lelaki baik, Sayang. Jadi, aku pikir kesempatan kedua itu memang berlaku untuk Jenny ... tapi, temanmu sudah mengatakan semuanya. Kamu bisa melihat sendiri," ujar Delon yang dituruti Rachel.     

Perempuan itu berganti memutar video yang dibuat Regan. Di sana Rere mengakui semuanya hanya demi menyelamatkan anak cabe yang susah sekali dikendalikan Regan. Kecuali perjanjiannya dengan Delon. Akhirnya bocah kecil itu bisa dikendalikan Delon.     

"Chel, gue minta maaf. Itu semua memang rekayasa. Suami Lo nggak ngelakuin itu semua ... Jenny yang nyuruh gue. Gue butuh uang buat bayar apartemen ..."     

"Gue mintaa maaf. Gue mohon jangan salah sangka, suami Lo memang setia. Dia mencintai Lo." Suara Rere yang duduk di bangku dengan wajah yang terplestester dan kedua tangannya yang sama. Membuat Rachel tertegun.     

Suara Rere terdengar tercekat, dia berkata dengan menangis. Seakan sedang mengeluarkan segala beban di dalam hati. Rachel tanpa sadar ikut menitihkan air matanya. Ia tahu kehidupan Rere tidak semudah hidupnya.     

Tapi, kenapa selama ini Rere selalu membenci dirinya. Yang sama sekali tidak pernah ikut campur dalam urusan pribadinya. Bahkan Rachel sudah berencana untuk merekomendasikan Rere untuk beasiswa selanjutnya karena memang perempuan itu pantas mendapatkannya.     

Rachel menutup ponsel Delon dengan begitu saja. Lalu, tangannya perlahan menyimpan ponsel itu di atas nakas tanpa Delon sadari.     

Lelaki tampan itu sedang memejamkan mata seraya memeluk tubuh Rachel seakan dirinya adalah seoarng ibu dari suaminya. Tangan Delon mengusap lembut perut besar Rachel. Mereka tidak mengatakan apapun sampai suara serak Delon membuat Rachel mengecup kening lelaki itu.     

"Aku benar tidak selingkuh, Sayang. Aku hany mencintaimu. Bagaimana bisa aku berpaling padamu, jika setengah nyawaku ada di tubuhmu," lirih Delon dengan suara sendunya.     

Sedangkan tangan Rachel mengusap lembut lengan tangan Delon yang menyilang di tubuhnya.     

"Aku sudah tahu kaalu kamu akan membuktikan semuanya, Kak. Aku bahkan ditawari mama untuk segera mendaftarkan perceraian kita ...." Belum juga Rachel melanjutkan kalimatnya Delon sudah mengangkat kepala dan menatapnya terkejut.     

"Kamu benar ingin menceraikanku, Sayang? Lalu, bagaimana dengan ini ... ini ... dan juga, ini? Ini semua aku yang buat. Aku tidak rela lelaki menyentuhnya. Yang benar sajaa! Aku yang susah payah malam-malam bangun dan membesarkan mereka. Tapi, lelaki lain menikmatinya," gerutu Delon saat menunjuk arah dua payudara Rachel lalu mengarah ke arah perut besar Rachel.     

Rachel menautkan kedua alisnya saat tunjukkan suaminya mengarah pada pikiran mesum. Padahal Rachel sedang berbicara serius.     

"Jangan mesum, Kak! Kamu itu selalu saja mengarahkan pembicaraanku pada hal-hal itu." Rachel menarik telinga suaminya dengan gemas. Dan tidak lama suara tepukan tangan membuat Rachel mengendurkan jewerannya pada telinga Delon.     

"Selamat bersama lagi, Rachel dan Delon!"     

"Papa senang kalian bisa bersama!"     

"Jangan lupa buat lagi kalau yang dua udah keluar!"     

"Selamat bosss! Lo emang yang terbaik!"     

Seluruh orang berkumpul di sana menatap bahagia kebersamaan Delon dan Rachel kembali. Dan tak lupa Rere yang datang terbelakang dengan menggunakan kursi roda didorong oleh seorang suster.     

"Gue juga ikut ke sini, Chell. Jangan marah ke gue lagi yaa!"     

Rachel menatap tak percaya dengan semua ini. Ini seperti mimpi bagi Rachel. Air mata bahagianya tak kuasa untuk tidak mentes di kedua pipinya.     

"Ini semua untukmu, Sayang. Aku selalu mengatakan 'aku mencintaimu' dan hal itu akan menjadi hal utama saat aku bernapas, dan kalimat pertama yang keluar dari mulutku ..."     

"Aku sangat sangat mencintai Rachel Mauren."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.