HE ISN'T MYBROTHER

Kemarahan Mami Sarah



Kemarahan Mami Sarah

0Regan menuruti apa yang telah diperintahkan Delon. Buktinya mobil hitam mewah itu sudah mengarahkan pada jalanan arah rumah utama untuk mencari adik brengseknya.     
0

Nino benar-benar membuat kepalanya semakin berdenyut. Setelah perintah dari Delon, Regan mencari keberadaan Nino di kantor. Tapi, lelaki itu tidak ada di sana. Lalu, ia mengarahkan mobilnya ke kelab yang biasanya menjadi rumah ketiga adiknya. Tetap saja lelaki itu tidak ada.     

Sekarang pemikiran Regan mengarah pada rumahnya. Ia sudah bisa menduga Nino ada di sana. Jika, ada Monica. Akhir-akhir ini hubungan antara Nino dan Monica sedang tidak baik, maka dari itu Regan tidak berpikiran jika Nino berada di rumah menjadi lelaki baik.     

Di dalam rumah utama Regan. Nino masih saja berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi tiga hari yang lalu. Tapi, Monica seakan tidak ingin peduli. Ia hanya ingin menunjukkan segala bukti yang terlihat untuk memecahkan kasus Rachel.     

Monica bersikekeh tidak ingin membahas permasalahan mereka. Nyatanya hubungan mereka juga sudah berakhir seperti apa yang telah Monica lihat. Di mana kekasihnya tidur dengan seorang perempuan tanpa menggunakan sehelai benang pun.     

Bukti itu sudah cukup untuk memperlihatkan Nino bukanlah yang terbaik untuk Monica.     

"Stop, Nino! Lo bisa lanjutin pembicaraan secara profesional nggak?! Kalau Lo nggak mau, gue bisa cari dedektif sendiri!" bentak Monica yang membuat Nino dan Sellyn terpaku di tempat.     

"Mon, dengerin gue dulu. Itu cuma sal—"     

"Ninoo! Lo ke mana ajaa!?" teriak seseorang itu membuat Nino menoleh ke arah pusat suara. Tapi, tidak untuk Monica.     

Perempuan itu masih memperhatikan hasil rekaman CCTV yang diminta dari pihak kampus. Beruntung pihak kampus ingin memberikan padanya karena papa Monica adalah salah satu pemegang saham di sana.     

"Sell, Lo lihat ini nggak ... dia mencurigakan banget kan? Dia paling terakhir keluar dari kampus. Apa lo sepemikiran sama gue?" tanya Monica yang membuat Sellyn mengikuti apa yang dikatakan Monica.     

Dan tidak lama wanita paruh baya datang membawakan sesuatu di atas nampan, lalu diletakkan di atas meja. Di sana juga sudah ada Monica dan Sellyn yang sedang begitu fokus menatap layar laptop yang memperlihatkan satu pergerakkan mahasiswi yang begitu mencurigakan di mata Monica.     

"Sore, Mami!" sapa Regan yang sudah mengikis jarak di antara mereka semua dan juga mami Sarah.     

"Sore, Sayang. Kamu sudah baru pulang kantor?" tanya wanita paruh baya itu setelah tangannya dicium putra sulungnya.     

Regan melepas kaca mata beningnya sejenak. Lalu, melatakkan di atas meja kaca itu. Mendudukkan tubuhnya di samping sang istri.     

"Tidak, Mi. Regan tidak masuk kerja, tapi ngurusin masalah Rachel," balas lelaki berkaca mata bening itu yang tak segan memeluk Sellyn dari belakang dengan gemas.     

Wanita paruh baya itu membulatkan matanya mendengar apa yang dikatakan putranya. Ia pun mulai ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putri Jeno yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri itu.     

"Minggir!" Mamak Sarah memukul bahu Nino dengan nampan yang dia bawa tadi. Untuk membuat putranya itu menggeser duduk, sehingga kini Nino duduk berdekatan dengan Monica. Senyum sumringah Nino tunjukkan saat melihat tatapan sinis dari mantan kekasihnya itu.     

"Itu mami yang suruh," bisik Nino seraya menunjuk ke arah maminya.     

Sedangkan mami Sarah maish menatap lekat putranya yang masih memeluk tubuh istri kecilnya.     

"Ada dengan Rachel, Sayang? Apa kandungannya bermasalah ... karena terakhir mami lihat mereka berdua sedang bertengkar," kata wanita paruh baya itu yang semakin penasaran dengan keadaan Rachel.     

Regan menghela napas panjang sebelum menceritakan apa yang terjadi pada Rachel. "Keadaannya seperti ini, Mi. Rachel tiba-tiba mengalami pendaharan yang hebat di kampus ...."     

Wanita paruh baya itu pun langsung tersentak mendengar berita tersebut dari muluf Regan. Karena ia tahu kanduangan Rachel sudah begitu besar. Namun, ia tidak tahu jika perut itu mengandung dua calon bayi.     

"Bagaimana bisa? Apa dia terjatuh? Lalu bagaimana kondisi Rachel sekarang? Mami harus segera menjenguk Rachel ... dia pasti sangat tersiksa tidak ada seorang pun yang peduli," ujarnya yang sudah berlumuran air mata di wajah tuanya. Mami Sarah masih berpikir jika Rachel hanya ditemani Delon saja.     

Wanita paruh baya itu juga tidak tahu jika hubungan antara Jeno dan Delon sudah membaik. Maka dari itu wajah cemasnya semakin berlipat ganda saat mendengar berita Rachel yang mengalami pendarahan hebat.     

"Jangaan, Mi!" teriak Regan dan Nino kompak. Sontak membuat ketiga perempuan di sana menoleh ke asal suara dengan kerut di kening yang bergelombang di sana.     

"Regan akan menceritakannya. Mami duduk dulu. Rachel sedang tidak bisa dikunjungi karena masih dalam penyembuhan," jelas lelaki berkaca mata bening itu yang akhirnya mendapatkan anggukan dari mami Sarah.     

Lelaki berkaca mata bening itu mulai menceritakan saat melihat kondisi terakhir Rachel yang begitu mengenaskan saat ditemukan Delon. Beruntung Delon bisa menemukan dengan cepat, jika Rachel masih berada di sana lebih lama lagi. Dokter pun sudah memastikan Rachel akan kehilangan kandungannya.     

Dan juga hubungan Jeno dengan Delon dan seluruhnya agar wanita paruh baya itu tidak akan pernah penasaran lagi. Karena waktu Regan yang terbatas di rumah. Ia juga tidak bisa menceritakan apa yang terjadi beberapa hari ini.     

Apalagi, Nino. Adiknya yang brengsek itu hanya bisa mengahabiskan waktunya di kamar dan di kelab saat Nino bertengkar dengan Monica karena ulahnya sendiri.     

Sedangkan Monica dan Sellyn masih memperhatikan satu mahasiswi itu yang terluhat begitu familiar di mata mereka. Tapi, kenapa begitu susah diingat, dia siapa.     

"Dasar anak durhakaa kalian berdua! Kenapa berita sepenting ini tidak ada yang memberitahu mami, ha?! Katakana kalian ingin mami kutuk jadi apa, hahh!?"     

Tangan wanita paruh baya itu sudah menarik kencang telinga Nino yang sama sekali tidak ikut mendengar penjelasan Regan tiba-tiba merasakan sakit karena jeweran yang dilakukan mami Sarah.     

"Aaaawwkhh... Mami! Nino tidak tahu apa yang kalian bicarakan. Kenapa teling Nino yang dijewer?" protes Nino yang mengaduh kesakitan saat merasakan betapa panasnya telinga Nino.     

"Kata siapa kau tidak tahu tentang ini semua. Kalian berdua tentu tahu tentang yang terjadi pada Delon. Termasuk, kau, Nino! Sejak kapan kau tahu tentang Jeno yang sudah berbaikan dengan Jeno. Coba jawab mami," ucapnya yang masih memasang wajah marah pada kedua putranya tersebut.     

Nino memutar bola mata hitamnya mendengar pertanyaan mami Sarah. "Sudah lama, Mi. Nino lupaa! Tapi, 'kan itu nggak penting."     

Mami Sarah semakin menarik putaran pada telinga sang putra dengan kesal, lalu melepaskan dan berlalu pergi ke menaiki anak tangga dengan perasaan kesalnya.     

Nino dan Regan saling menatap sendu pada kemarahan Sarah.     

"Ini semua karena Lo, Cupu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.