HE ISN'T MYBROTHER

Hmm... Siapa?



Hmm... Siapa?

0Rachel bingung dengan krumunan yang membuat kepanya pusing kali ini. Ia bahkan tidak paham dengan teriakan yang teman-teman kampusnya lontarkan.     
0

Ada yang berteriak dengan kencang. Dan kalimat itu benar terdengar jelas di telinga Rachel, "Racheel, aku jombloo! Aku maau!"     

Rachel semakin bingung dengan apa yang mereka lakukan sekarang seperti kerumunan masa yang sedang mengantri sembako.     

Sellyn dan Monica sudah berada di depan untuk melindungi Rachel dari himpitan para mahasiswi yang menginginkan dekat dengan Rachel. Sampai akhirnya mereka bertiga sampai di kelas dengan selamat.     

"Lo harus hati-hati, Sell. Kalau Anak Lo nanti keluar, moncong iblis suami berkaca mata Lo nyeremin orang," kata Rachel yang melihat Sellyn sedang terduduk di bangku depannya dengan menyentuh perutnya yang masih rata.     

Sellyn dan Monica terbahak seketika saat mendengar suara Rachel yang nampak tak peduli dengan citra cantiknya. Tetap saja mulut sahabat mereka yang satu itu selalu saja bisa membuat mereka terbahak seketika.     

"Lo tuh kalau ngomong suka bener, Chel. Makanya gue hati-hati banget jaga dia. Prosesnya aja bikin kantung mata gue bengkak," jawab Sellyn apa adanya dan seakan melupakan adanya Monica yang sepertinya nampak begitu ingin merasakan seperti keduaa sahabatnya itu. Merasakan denyut jantung lain dalam prutnya yang rata saat ini.     

Tapi, mengingat dia dan Nino belum menikah. Ia tidak akan berharap lebih dari apa yang ia inginkan saat ini.     

"Lo, tuh kalau ngomong dijaga. Itu lihat muka Monica sedih. Nino itu memang cowok.kurang ajar! Lo harus gue jodohin sama pak Renar aja. Nggak usah ngarepin Nino. Buang aja cowok kayak gitu," seloroh Rachel yang membuat Sellyn mengangguk sepaham dengan perkataan ibu hamil besar itu.     

Rachel menunjukkan foto di dalam media sosialnya kepada Monica dan Sellyn. Dan betapa terkejutnya mereka. Melihat komen dan tap love yang begitu besar mengalahi unggahan yang dilakukan Rachel sendirian.     

"Gilaaa ini, Chel. Pak Renar tampan banget. Pantas aja mereka pada ngantri buat ngasih nomor telponnya. Astagaa... Lo aman nggak kalau pak Regan tahu ini?" tanya Monica yang membuat sang pemilik akun menggeleng lemah.     

"Lihat ... ini lihat! Ada yang doain Lo jodoh sama pak Renar, Chel. Lo katanya pasangan yang cocok. Nggak usah cariin jodoh, jodohnya kan Lo. Iih, katanya begitu... seru banget. Dia nggak tahu kalau Lo udah punya suami, Chel," sambung Sellyn yang sedang membaca komenan unggahan Rachel.     

Rachel mengunggah foto bersama dengan Renar berjumlah tiga. Dan foto tersebut memang terlalu dekat, seperti sorang pasangan yang sedang berpacaran. Ada salah satu foto yang diunggah Rachel memperlihatkan saat Renar yang dipaksa Rachel untuk saling menatap dengan dalam.     

Dan alhasil membuat reaksi fans dan teman kampus Rachel berkeliaran untuk mengomen di akun media sosial perempuan cantik itu.     

Rachel juga baru menyadari jika proses pengambilan foto itu terlalu mesra.     

"Berarti mereka semua itu ngumpul cuma mau daftar buat jadi jodoh pak Renar?" tanya ulang Rachel yang ingin memastikan apa yang terjadi padanya sebelum masuk ke kelas.     

Sellyn mengangguk mengiyakan apa yang ditanyakan Rachel.     

Dan tidak lama ada dua orang teman sekelas Rachel yang datang di meja mereka. Dengan mengulas senyum di bibir mereka, Rachel sudah bisa memastikan apa yang akan mereka katakan.     

"Hallo, Chell ... Mon, Sell ...! Kita ganggu nggak?" tanya salah satu dari mereka berdua.     

Mereka bertiga langsung menoleh ke arah pusat suara. Dengan sedikit mendongak ke arah mereka berdua dan seketika menggeleng cepat.     

"Ada apa ya?" tanya Rachel memawikili rasa penasaran kedua sahabatnya.     

"Ini itu ... anu ...." Salah satu dari mereka bingung untuk mengatakan maksuda dari kedatangannya yang begitu malu untuk dijodohkan kepada Renar. Tapi, sebelum mereka melanjutkan kalimatnya. Rachel menghentikan kalimat mereka dengan cepat.     

"Kalian ingin gue jodohin sama asisten papa gue?" tanya Rachel yang seketika mereka berdua mengangguk.     

"Tapi, kalian berdua. Nanti, kalau salah satu dari kalian ditolak gimana?"     

Mereka berdua saling bertatap saat Rachel mengatakan hal itu. Namun, secepat kilat mereka saling melempar senyum.     

"Nggak apa-apa. Kita berdua nggak keterima pun jugaa apa-apa yang penting bisa kencan buta aja sama cowok tampan itu," katanya yang membuat Rachel terpaksa mengangguk. "Ini nomor kita. Tolong daftarin ya, Chel. Kita udah lama nggak kencan nih." Lanjutnya, seraya mendorong sepotong kertas bertulis nomor mereka berdua.     

"Ditunggu yaa, Sis! Ngantri!" celetuk Sellyn dengan gayanya yang centil.     

"Okee-okee! Kita udah nggak sabar nih!" teriak mereka dari kejauhan karena dosen sudah masuk.     

"Pindah profesi Nyonya? Jadi biro jodoh yaaa!" ejek Sellyn yang akhirnya kembali ke arah depan menyambut dosen garang yang baru saja meletakkan tumpukkan buku besarnya di atas meja.     

"Selamat pagi semuaa! Apa tugas yang saya kemarin minta sudah dibuat? Bagaimana proses peninjauan UKM micro-nya berhasil? Laporan dikumpulkan di meja saya sekarang ..."     

"Saya tidak menerima alasan gagal membuat laporan. Kalian juga tidak ada alasan tidak terima saya beri nilai 'E.'" Lanjutnya yang membuat seluruh isi kelas bergidik. Siapa yang berani tidak mengerjakan tugas dari profesor yang satu itu.     

Bahkan seorang pemalas seperti Sellyn saja dengan gerakan cepatnya langsung mengerjakan tugas itu tanpa mencotek tugas Rachel biasa.     

"Sellyn kita udah pintar, Mon. Lihat tuh dia lebih dulu ngumpulin," sindir Rachel yang membuat Sellyn menggaruk tengkuknya yang tak gatal.     

"Kebanyakan malam pengantin, jadi otaknya rada geser ke arah yang bener, Chel. Kita harus ngerayain kepintaran Sellyn nih!" timpal Monica yang terkekeh melihat ekspresi malu-malu Sellyn.     

"Gue dibantuin abang tahu. Dia suami super perfect!" balas Sellyn seraya menyatukan jemari telunjuknya yang bertemu.     

"Ayo buka ponsel kalian. Materi hari ini sudah saya share melalui email." Suara Profesor itu membuat Rachel membubarkan forum rumpi kecil mereka.     

Materi pun dijelaskan dengan seksama. Dan sesekali Rachel dan Rere saling berebut menjawab dan bertanya. Sehingga mereka yang berada di kelas tidak lagi merasa terkejut dengan perbuatan mereka.     

"Buat resume dari materi tersebut. Kumpulkan berubah hardfile agar jari kalian berolah raga. Pertemuan kali ini kita akhiri. Sampai jumpa di kelas selanjutnya," ucap profesor tersebut yang membuat seluruh mahasiswa berseru lelah. Karena memang kelas yang mereka hadapi tadi begitu menegangkan. Tidak boleh ada yang tidak serius, pandangan harus bisa fokus pada materi.     

"Lo capek nggak, Bu Mil?" tanya Monica.     

Rachel mengangguk dengan menenggelamkan begitu saja kepalanya di lipatan kedua tangan yang berada di atas meja.     

"Capeek bangeet," seru samar Rachel yang memilih memejamkan mata di bawah lipatan tangannya.     

Sellyn terkekeh dengan jawaban Rachel. Ia tahu mungkin itu efek dari dua bayi yang berada di kandungan Rachel.     

"Makanya, Lo tuh jang—" Bola mata Sellyn membulat seketika saat mendapat tarikan tangan dari seseorang.     

"Sayang, kamu lelah?"     

"Hemm... siapaa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.