HE ISN'T MYBROTHER

Keadaan Kehamilan Rachel Mengkhawatirkan?



Keadaan Kehamilan Rachel Mengkhawatirkan?

0"Kak, Jangan! Dia sudah babak belur. Kamu berhenti." Suara Rachel akhirnya bisa menghentikan Delon yang tadinya berubah menjadi seorang iblis.     
0

"Huh! Bawa ke rumah sakit. Aku akan menanggung biayanya," kata Delon dingin dan langsung diangguki oleh menajer hotel tersebut.     

Sedangkan wajah lelaki asing sudah penuh dengan bekas pukulan buku tangan Delon yang tak ada habisnya mendarat di sana karena berbagai provokasi yang telah lelaki lakukan kepada Delon.     

Di sisi lain beberapa temannya itu mencoba meredam kekesalan Jovan dengan saling menasehati dengan berbisik. Tapi, mereka tahu bagaimana seorang Jovan yang sudah menginginkan sesuatu. Meskipun milik orang pun akan terjal juga.     

"Aku bisa merebut dia. Apa kau mengujiku? Sepertinya istrimu memang sedikit tertarik dengan ketampananku." Suara itu kembali terdengar dan membuat beberapa teman Jovan gemas ingin sekali menyumpal mulut itu.     

Delon membalikkan tubuhnya, meskipun Rachel sudah mencoba menahan tautan mereka untuk tidak berbalik.     

"Tenang, Sayang. Aku tidak akan melakukan apapun. Kamu di sini saja, ya? Aku akan menjelaskan kepadanya. Dia sepertinya belum begitu jelas," ucap Delon yang ingin pergi ke sana untuk terakhir kalinya.     

Tak lupa lelaki tampan itu meninggalkan jejak basah di kening Rachel. Sontak semua orang tertegun dengan apa yang dilakukan Delon begitu manis.     

Seluruh pengunjung di sana tidak menyangka di balik emosinya yang meluap-luap. Lelaki itu masih bisa bersikap lembut kepada istrinya. Benar-benar lelaki yang patut dijadikan suaminya.     

Delon akhirnya mengayun langkah ke arah lelaki asing itu berada. Sedang para temannya sudah menepuk kening mereka karena ulah Jovan yang selalu saja membuat gegara di mana pun lelaki berada.     

"Aku tidak berniat untuk memilikimu semula. Tapi, mulutmu dan ketidak sopananmu sangat menguji kesabaranku ..."     

"Sesuai dengan pesan istriku. Aku tidak akan membuatmu mati sekarang. Mungkin lain kali ada yang akan mewakiliku. Tenang saja, aku akan bertang—"     

"Awhhkhh... Ka-Kak ..." lirih Rachel saat punggungnya terbentur pinggiran meja dan di depannya Rachel sudah ada sosok perempuan yang tadi mengirimi Delon sepucuk kertas.     

"Nyonya Racheel!" teriak Pak Yono yang lebih dekat dengan Nyonyanya. Delon yang mengetahui istrinya menjerit dengan memanggil namanya, ia pun langsung berbalik dan berlari dengan cepat ke arah Rachel.     

Lelaki asing itu juga begitu terkejut dengan jeritan Rachel. Dia ingin menyusul ke arah perempuan cantik itu. Tapi, tubuhnya tak berdaya. Dia sudah kehilangan tenaganya karena menahan seranga Delon.     

"Lo, di sini aja, Jov! Lo udah separah ini, tapi masih mikirin istri orang. Ini kayak bukan Lo!" sahut salah satu teman Jovan yang menggeleng tak percaya dengan perubahan sifat seorang Jovan.     

Rachel merasakan kram di perutnya karenna punggung belakangnya terhantam meja karena didorong perempuan yang kini terlihat memundurkan langkahnya perlahan.     

"Pak Yono, tangkap diaa! Jangan sampai dia lari!" Perintah Delon dingin saat tubuh Rachel sudah berada digendongan lelaki tampan itu yang terlihat begitu cemas karena istrinya masih saja meringis kesakitan.     

"Bu–kan aku, aku hanya ingin memberi dia peringatan saja. Aku tidak sengaja mendorongnya," ucapnya dengan terbata saat seluruh tatapan tajam mengintimidasi gadis muda itu yang terlihat begitu keakutan.     

"Nona, Anda tidak bisa pergi. Anda harus mempertanggung jawabkan semuanya di kantor polisi. Setidaknya pelajaran sehari dua hari tidur di sana akan membuat Anda tidak sebebas itu menyakiti orang lain," ujar Pak Yono panjang lebar yang sekarang sudah mencekal tangan gadis muda itu yang masih saja memberontak.     

Dan tiba-tiba datang bantuan dari pengunjung di sana ikut membawanya ke kantor polisi.     

"Dia bukan istrinya. Aku tahu! Mana mungkin lelaki setampan dia ingin menikahi perempuan gendut seperti dia!" teriaknya yang masih ingin melepaskan diri dari cekalan tangan kedua orang lelaki dewasa yang lebih kuat memegang lengan tangannya.     

Sedangkan Delon sudah begitu cemas dengan keadaan istrinya yang memegang perutnya kesakitan.     

"Sayaang bersabarlah. Aku akan membawamu ke kamar," ucap Delon mencoba menenangkan seraya mengecup kening istrinya lembut. Berharap bentuk perhatiannya dapat membuat istrinya tenang.     

Tapi, ternyata di luar dugaannya. Rachel masih saja meringis kesalitan dengan dokter yang yang kini sudah berada di belakang Delon bersama dengan sang manajer hotel yang ikut merasakan kecemasan seperti Delon.     

"Di mana kamar?" tanya Delon dengan nada gusarnya.     

Sang menajer itu langsung mendahului beberapa langkah ke depan dan terlihat wanita berpakaian formal tersebut meletakkan kartu akses di salah satu kamar yang kini membuat kakinya berhenti melangkah.     

"Silahkan, Tuan Delon ... ayo, Dok!" ucapnya yang membuat mereka pun masuk dengan cepat.     

Delon meletakkan istrinya dengan begitu berhati-hati di atas tempat tidur lebar itu. Dengan cepat dokter itu pun mendekat dan memeriksa Rachel.     

Delon mundurkan tubuhnya di depan manajer hotel itu yang terlihat memperhatikan tamunya yang begitu penting itu. Delon adalah tamu VVIP yang selalu melakukan meeting di sini. Tentu dia begitu mengenal siapa sosok tampan berkharisma itu.     

Namun, yang membuatnya begitu terkejut adalah lelaki tampan itu sudah mempunyai istri. Bahkan sekarang sedang istrinya sedang hamil. Pupus sudah harapannya untuk lebih mengenal seorang Delon. Padahal dia sudah berpesan kepada bawahannya jika Delon datang harus langsung mengabari dirinya terlebih dulu.     

Dan setelah sekian lamanya Delon sudah tidak datang. Kal ini lelaki tampan itu baru datang lagi hari ini, tentu hatinya begitu bahagia.     

Tapi, kenyatan berkata lain. Ia dituntut kembali harus bersifat profesional sekarang. Delon sudah memiliki istri yang sedang hamil dan tidak mungkin dia memberikan sepenuhnya hatinya kepada Delon yang sejak dulu juga tidak pernah melihatnya sebagai seorang wanita.     

"Tuan Delon, tenang. Pasti Nyonya dan kandungannya tidak apa-apa," ucap sang manajer itu yang hanya dibalas dengan anggukkan saja. Dan hal tersebut sudah biasa dia terima dari seorang Delon yang memang selalu dingin kepad siapa pun, kecuali dengan istrinya.     

Seorang wanita paruh baya yang memakai jubah putih itu terlihat sudah selesai memeriksa Rachel. Dan terlihat istrinya juga sudah tidak merintih kesakitan.     

Dengan cepat lelaki tampan itu segera menghampiri dokter tersebut dengan wajah yang begitu frustasi.     

"Bagaimana istri saya, Dok?"     

Dokter tersebut mengulas senyum simpulnya. Lalu mulai memberi laporan kepada lelaki tampan di depannya.     

"Nyonya Rachel tidak apa-apa, Tuan. Sepertinya benturan itu tak begitu keras, jangan khawatir karena kemungkinan tidak berbahaya ..."     

"Pasalnya, janin sudah memiliki berbagai pelindung di dalam perut yang sudah disiapkan sesaat setelah pembuahan." Lanjutnya yang membuat Delon bisa bernapas lega kembali akhirnya.     

Saat Delon ingin mengucapkan rasa terima kasihnya. Tiba-tiba dokter tersebut membuat jantungnya kembali berdetak lebih kencang dengan berita yang dia bawa.     

"Apakah janin Nyonya Rachel twin? Oh, maaksud saya, di sana ada di detak jantung. Apakah Tuan sudah tahu itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.