HE ISN'T MYBROTHER

Lelaki Asing Mencoba Menggoda Istri Orang



Lelaki Asing Mencoba Menggoda Istri Orang

0Delon menggeleng kepala tak percaya melihat semua piring yang tersaji di atas meja habis dimakan istrinya. Apa sekuat itu calon anaknya hingga bisa memakan tanpa jeda seperti itu?     
0

"Kak, aku mau makan ice cream," rengek Rachel yang sudah menarik-narik ujung kemeja Delon.     

Delon yang sedang minum jus hampir tersedak deengan permintaan istrinya. Setelah makan dengan porsi yang begitu besar. Kali ini perempuan itu meminta makan ice cream? Astaga kenapa perut itu masih saja muat menampung.     

"Sayang, kamu harus menjeda dulu ... nanti kamu boleh makan. Tapi, nanti," ucap Delon dengan menekan kalimatnya agar Rachel mengerti.     

Rachel menghela napas panjang dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Ia terpaksa menuruti perkataan Delon. Karena lelaki itu sudah menekan suaranya. Jika, sudah seperti itu maka harus dipatuhi tanpa bantahan.     

"Hai, gadis cantik!" Suara asing itu membuat tubuh yang tadi masih merosot di kursi kini menegak. Rachel menoleh ke arah suara itu dengan bingung. Ekspresi itu begitu lucu bahkan terlihat begitu menggemaskan.     

Begitu pula dengan Delon. Kedua mata hitam elangnya dengan cepat memasang sorot mata tajam ke arah lelaki yang baru saja duduk di samping istrinya.     

"Aku dengar tadi kamu mau ice cream, Cantik? Apa Kakakmu itu tidak menurutimu?" tanyanya yang membuat Rachel menoleh ke arah Delon yang menatap perempuan itu sama tajamnya.     

Lelaki asing itu terlihat sedang mengamati perempuan dan lelaki yang kini saling memandang lekat seakan sedang berbiara dalam tatapan merek itu. Dan dia pun mengangguk paham dengan pemikirannya sendiri.     

"Hahahaha. Kamu pasti takut dengan Kakakmu itu kan, Cantik? Aku sedang bersama dengan teman-temanku itu. Kamu dari Jakarta sedang berlibur ..."     

"Kalau kamu mau ke mejaku, aku akan senang hati memberimu ice cream sebanyak yang kamu mau, bagaimana?" tambahnya yang seakan ingin menggiring Rachel untuk bisa diajak ke mejanya agar bisa dikenalkan kepada teman-temannya.     

"Maaf ...." Rachel mendirikan tubuhnya. Wajah yang tadinya begitu menggemaskan berganti dengan ekspresi datar menatap lelaki asing yang terlihat juga tampan. "Dia suamiku. Bukan Kakakku." Lanjut Rachel yang langsung memeluk leher tegas Delon dar samping seakan takut kepada lelaki asing itu.     

Hahahaha.     

Lelaki asing itu tertawa terbahak mendengar penjelasan Rachel. Dan dia juga menoleh ke arah meja asalnya yang terdapat beberapa temannya yang tadi terdiam penasaran.     

Namun, saat temannya yang paling tampan itu menoleh dengan tawa. Mereka pun ikut tertawa seakan ada lucu di sana, padahal mereka tidak mendengar apapun.     

"Gadis cantik, jangan membuat lelucon di sini. Wajahmu saja masih terlihat belia seperti itu. Mana mungkin sudah menikah, pasti kamu hanya takut saja padaku kan?" sangkal lelaki asing itu. Dan seketika membuat Rachel mengeratkan tautan tangannya di leher Delon semakin erat.     

"Bu-bukan," jawab Rachel terbata. Dan jawaban itu semakin membuat lelaki tampan itu begitu penasaran dengan Rachel.     

Baru kali ini ada seorang gadis yang menolaknya begitu jelas. Bahkan beberapa temannya juga sedang memperhatikan ekspresi Rachel yang seprti tidak menyukai kehadiran lelaki asing itu.     

Tiba-tiba terdengar celetukkan dari meja yang begitu banyak teman dari lelaki asing itu.     

"Jov, balik! Lo kalah!"     

Suara itu membuat lelaki yang dipanggil Job alias Jovan mendirikan tubuh seiring dengan perkataan temannya tadi. Tapi, sebelum dia sempat kembali ke tempat ya semula. Lelaki asing ingin menyentuh dagu Rachel, entah kenapa dia begitu ingin menyentuh dagu tersebut.     

Tapi, belum sempat jemarinya menyentuh Delon sudah terlebih dulu menendang perut lelaki itu hingga tubuh itu terlempar ke meja para temannya. Beberapa meja kosong juga ikut berantakkan. Karena kekuatan tandangan Delon.     

"Jov, Lo nggak apa-apa?" tanya salah satu temannya ya g begitu cemas melihat teman mereka meringis kesakitan.     

Tanpa mereka sadari tubub Delon sudah berada di depan mereka dengan memegang lembut tangan Rachel.     

"Bagaimana rasanya?" Delon menatap tajam ke arah lelaki itu yang hampir menyentuh kulit istrinya. "Istriku sudah bilang statusnya kenapa kau masih berani mengganggunya?" tambahnya dengan dingin.     

Seluruh pengunjung saling berkumpul mengelilingi area Delon dan lelaki asing itu. Mereka saling berbisik untuk bertanya ada masalah apa di sana hingga beberapa meja beranntakkan.     

"Aku bukan tidak percaya. Tapi, memang tidak percaya. Bagaimana bisa kalian sudah menikah, sedangkan dia begitu cantik dan muda," sahutnya yang tiba-tiba mendirikan tubuhnya seraya mengatakan kepada temannya bahwa dirinya baik-baik saja.     

"Pak Delon ada apa?" Suara itu membuat Delon dan Rachel menoleh ke arah suara bernada gusar itu melihat kekacauan yang ada.     

Rachel menyegarkan matanya saat melihat seorang wanita cantik dengan baju formalnya sedang menatap suaminya dengan tatapan hormat.     

"Katakan padanya untuk lebih sopan kepada istriku atau kepada pengunjung yang lainnya. Jangan sampai membuatku marah lagi," Delon menjawab dengan menunjuk ke arah lelaki yang nampak tak terima karena telah disalahkan.     

Delon menarik Rachel untuk pergi dari sana karena menajer hotel itu sudah datang. Tapi, saat tangannya ingin menarik tangan istrinya. Tiba-tiba ia merasakan tubuh Rachel yang memberontak. Bukan memberontak dari tautan tangannya mereka berdua.     

"Lepas! Dasar kurang ajar! Nggak sopan!" Pekik Rachel saat satu tamparan keras mendarat pada rahang lelaki asing itu.     

PLAK!     

"Lo bisa lihat cincin ini? Bukan berarti wajah gue nggak pantes buat nikah! Lo pikir siapa berani menyentuh gue!" tambah perempuan cantik itu yang langsung menunjukkan tangan kirinya. Di sana jelas tersemat cincin perak dan juga di jemari lelaki yang menendang tubuhnya tadi.     

Lelaki itu yang tadi memegang rahangnya yang kebas karena tamparan perempuan cantik di depannya kini dia tertawa mengejek, lalu menoleh ke arah teman-temannya.     

"Apa kalian percaya dengan yang dia ucapkan? Kalian pikir itu cincin asli?" tanyanya yang membuat seluruh temannya terdiam tanpa berani mengatakan apapun. Karena orang buta pun bisa melihat, jika cincin itu asli dan sudah terlalu lama tersemat di sana.     

Saat melihat temannya yang tak bersuara membuat Rachel menyeringai tajam. "Dasar bodoh!"     

Perempuan itu sudah akan pergi lagi dengan Delon karena menurutnya terlalu lama di sini akan membuang waktu suaminya saja.     

"O-o! Kamu belum bisa pergi, Cantik." Lelaki asing itu mulai kembali mencekal tangan Rachel. Dia begitu terkejut merasakan begitu halusnya kulit perempuan yang kini berada dicekalannya.     

"Brengsek! Beraninya kau menyentuh istriku!" Delon melepaskan paksa cekalan tangan lelaki itu pada tangan istrinya.     

BUGH ...!     

BUGH ...!     

BUGH ...!     

Delon sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya. Ia sudah begitu menahan agar amarahnya tidak terlihat oleb Rachel sedaritadi. Tapi, lelaki itu selalu mengusik kesabarannya selalu.     

"Kau ingin mati, hah?! Jik, iya. Jelaas akan aku kabulkan dengan senang hati!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.