HE ISN'T MYBROTHER

Karena Kotak Susu Ibu Hamil



Karena Kotak Susu Ibu Hamil

0"Kak ... kamu bawa uang berapa? Aku udah ngga punya uang karena udah aku kasih ke tukang sate. Atau kita diam-diam pergi saja, bagaimana?"     
0

"Lihat, mereka semakin banyak yang melihat meja kita, Kak. Aku takut! Kamu jangan-jangan yang punya utang ya? Ayo jawab aku!" sambung Rachel dengan melotot ke arah Delon.     

Sedangkan lelaki itu hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Kenapa wajah cantik itu tidak sesuai dengan kadar otak istrinya. Ya Tuhan! Maafkan istriku.     

"Bukan seperti itu, Sayang. Aku tidak pernah mempunyai hutang kepada siapa pun ... kalau kamu takut, aku akan duduk di sampingmu." Lelaki tampan itu mulai meninggalkan kursinya beralih pada duduk sesuai dengan apa yang dikatakannya tadi.     

Tidak hanya mata para lelaki yang begitu nampak terpesona melihat kehadiran Rachel yang begitu berparas sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sempurna meskipun tertutup dengan jaket tebal.     

Di sana juga ada sekumpulan para gadis yang diam-diam mengambil foto Delon karena merasa lelaki itu adalah lelaki yang begitu tampan yang pernah mereka temui. Bahkan, mereka berpikir jika Delon adalah seorang artis ibu kota.     

Kehadiran para gadis itu tidak sebanyak dengan kehadiran para lelaki yang menatap Rachel dengan intens. Seakan ingin mengetahui siapa perempuan yang berada di sampingnya saat ini.     

Tidak berapa beberapa pelayan datang dengan membawa nampan yang berisikan pesanan Delon tanpa sepengatahuan Rachel tadi.     

"Kamu pesan sebanyak ini, Kak?" tanya Rachel terkejut. Dan semua makanan yang ada di meja adalah makanan kesukaan perempuan itu.     

Delon mengangguk seraya mengusap lembut pucuk kepala istrinya. "Tentu, ini hadiah karena istriku sudah mau memaafkan suaminya ini."     

"Tuan, kami telah selesai. Apakah ada pesanan lainnya?" tanya salah satu pelayan tersebut dengan menatap hormat.     

Delon mengangguk, seraya memberikan kotak berwarna merah muda bergambar seorang wanita dengan memegang perut besarnya. Sontak para gadis itu ternganga melihat apa yang dilakukan lelaki itu     

Pelayan itu juga terkejut. Ia pikir lelaki tampan itu memberinya tips berubah susu hamil. Sedangkan dirinya belum menikah. Jangan menikah, kekasih saja tidak punya.     

"Tua—"     

"Tolong buatkan susu hamil untuk istriku," sahut Delon dengan cepat seakan tahu apa yang sedang dipikirkan pelayan itu dan bisikan para gadis di sana menganggu telinganya.     

Tubuh pelayan itu seketika membeku. Ia pikir lelaki tampan itu membawa adiknya untuk berlibur. Dan ternyata pemikirannya langsung dipatahkan dengan sekotak susu ibu hamil yang sekarang berada di atas nampannya.     

"Terima kasih, Kak," ucap Rachel begitu ramah ke arah pelayan itu yang hanya diangguki berat dengan senyum canggungnya.     

"Saya permisi, Tuan ... Nyonya," katanya yang diangguki Delon seraya mengecek isi ponselnya.     

Rachel dengan cepat menarik satu piring nasi goreng kesukannya. Ia tidak peduli dengan suaminya yang sedang sibuk dengan pekerjaan. Perut dan calon anaknya jauh lebih penting daripada harus menganggu Delon bekerja.     

"Makan yang banyak, Sayang. Kamu tahu kan ini tidak gratis?" Suara Delon membuat Rachel hampir tersedak. Dengan cepat tangannya meraih gelas bening meneguknya hingga tinggal setengah.     

"Kamu membawa wanita bayaran? Dan aku hanya dibeli dengan semua makanan ini?" Rachel bersungut seraya menunjuk ke arah beberapa piring yang berisiskan makanan favoritnya.     

Delon mengangguk dengan tatapan mata masih melihat ke arah email yang dikirimkan Nino padanya. "Kamu wanita bayaran yang hanya khusus untukku, mengandung anakku, dan mendesah untukku. Maka bayarannya cuma itu ... kecuali ...." Lelaki tampan itu sengaja menjeda kalimatnya.     

Rachel mengangkat satu alisnya mendengar jedaan kalimatnya. Dan itu benar-benar membuat membuat perempuan cantik penasaran dan tidak lupa untuk memasukkan suapan ke dalam mulutnya.     

"Apa, kecuali apa?" tanya Rachel dengan ketus meskipun mulutnya penuh dengan makanan.     

Dan disaat Delon mengatakan kalimat frontalnya, di saat itu pula pelayan yang tadi juga datang dengan membawa susu hamil Rachel.     

"Nanti malam kamu tidak boleh mengeluh kalau kita main hingga pagi ... tapi, tenang Sayang aku akan bermain lembut agar tidak menyakiti baby kita."     

"Pe–permisi Tuan ... ini susu hamilnya." Pelayan itu meletakkan susu hamil Rachel di atas meja. Sedangkan Delon langsung menjauhkan tubuhnya dari sang istri. Padahal tadi Delon ingin mencuri kecupan di bibir merah sang istri.     

"Baiklah, terima kasih," ucap Delon yang dibalas dengan membungkukkan tubuhnya ke arah Rachel Delon. Namun, sebelum pergi pelayan itu menyerahkan sebuah kertas ke arah lelaki tampan itu karena sebuah titipan dari segrombolan gadis itu tadi padanya.     

"Tuan, Anda mendapatkan surat dari seorang gadis yang berada di meja ujung ... gadis yang memakai baju warna hijau daun," tambahnya yang langsung mendapat balasan dari Delon dengan menoleh ke arah salah satu gadis yang dimaksud.     

Tidak hanya Delon. Rachel pun ikut melihat ke arah seorang gadis itu yang terlihat tersenyum malu ke arah suaminya tanpa memperdulikan kehadiran dirinya yang berada di samping Delon.     

"Apa coba isinya?" Rachel meminta sebuah kertas dari tangan pelayan tersebut.     

"Saya mohon permisi Nyonya ... Tuan," ucapanya kembali untuk meninggalkan pasangan suami istri yang begitu menggegerkan restauran pagi ini.     

"Iya, Kak. Terima kasih," balas Rachel dengan mengulas senyum simpul ke arahnya.     

Rachel membaca sebuah tulisan di sana 'Hai, aku Denia. Apa kamu dari ibu kota? Kalau iya, berarti sama. Kalau kamu kebingungan di sini. Kamu bisa hubungi nomorku. Aku akan menemanimu berkeliling. Aku menyukaimu.'     

Kedua bola mata Rachel terbuka lebar mengetahui secepat ini gadis itu menyatakan perasaa. Kepada suaminya. Sedangkan Rachel saja harus memastikan bertahun-tahun bagaimana perasaannya kepada Delon.     

"Kamu baca apa, Sayang?" tanya Delon yang sudah mendekatkan kepalanya ke arah Rachel saat tangannya sudah kembali memasukkan sendokkan yang entah sudah ke beberap kali. Karena perutnya masih saja lapar, sepertinya calon anaknya itu akan begitu gemuk melihat nafsu makan Rachel yang begitu luar biasa.     

Rachel menggeser sebuah kertas ke arah Delon. "Ini ... aku sedang baca tulisannya sangat bagus," katanya apa adanya. Karena Rachel memang memuji goresan tinta itu begitu rapi dan cantik.     

Delon meremas kuat kertas tadi setelah ia tahu apa isinya, lalu membuang ke lantai agar sang pengirim tahu.     

"Kamu tidak marah, Sayang?" tanya Delon kembali sembari mengamati wajah istrinya yang sedang memasukkan suapan.     

Rachel menggeleng dengan tangan yang sudah menggeser dua piring yang sudah habis diganti dengan piring lain yang masih utuh dengan porsi makanan favorit perempuan cantik itu.     

"Kenapa? Biasanya kamu marah," tambah Delon lagi dengan mengusap lembut bibir istrinya yang terkena bumbu dari makanan yang dimakan Rachel.     

Rachel menoleh ke arah Delon dengan melengkungkan senyum simpulnya. "Karena aku lebih cantik. Lihat saja ... pasti Aku lebih cantik kan, Kak?"     

Delon yang mendengar jawaban istrinya seketika tertawa. Lalu, membingkai wajah Rachel yang terlihat begitu menggemaskan karena kedua pipi yang menggembung karena sedang mengunyah makanannya.     

"Sangaattt cantik. Istriku memang paling cantik daripada mereka semua." Delon dengan cepat mencium seluruh inci wajah Rachel dengan gemas.     

"Hwaahh, Kaaak! Aku masih lapaar, jangan seperti ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.