HE ISN'T MYBROTHER

Ketika Rachel Mengganggu Konsentrasi



Ketika Rachel Mengganggu Konsentrasi

0"Boss kenapa Anda bisa tahu? Apa Anda melihat isi laporannya tadi?" tanya Regan begitu penasaran kenapa Delon bisa mengetahui kedua nama itu yang membuat beberapa tahun ini hidup Delon bagai berada di atas bara api yang disebar oleh Antoni.     
0

"Aku bertemu dengan mereka berdua tanpa sengaja ... tapi, setelah itu kepalaku dipukul oleh seseorang. Dan dia membawaku ke dalam mall. Aku tidak meyakini, jika yang kulihat memang mereka berdua setelah ..."     

"Setelah aku mengingat kembali mereka memanggil satu sama lain dengan nama Anin—Anita," jelas Delon seraya melihat dengan seksama foto itu dalam dua jebitan jemari kedua tangannya.     

Regan kembali menjelaskan bagaimana proses menemukan bukti-bukti ini semua. Bahkan salah satu anak buahnya hampir tertembak oleh seseorang yang tidak dikenal saat mendapatkan video rekaman bertahun-tahun lalu itu.     

Dan ternyata ada seseorang yang dengan sengaja merekam perbuatan aneh seorang wanita yang begitu di luar logika.     

Namun, rahasia itu masih dia pegang, tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa dirinya memiliki bukti video itu. Hingga pada akhirnya anak buah Regan menceritakan semua tugas yang dia tanggung.     

Lelaki paruh baya itu pun dengan gerakkan hatinya memberikan sebuah harta penting yang mampu membongkar kebohongan seorang Anita selama ini.     

"Mereka sudah tingga bersama hingg—"     

"Kakak! Kamu di dalam?" teriak seseorang yang berada di luar pintu ruang kerja itu. Dan sontak membuat kedua lelaki tampan itu mengarahkan pandangan ke arah pusat suara.     

Ceklek     

Bunyi knop terbuka membuat celah terang yang menampilkan sebuah kaki jenjang mulai mengayun ke arah dalam. Perlahan sisi itu menampakkan seluruh tubuhnya.     

Terpesona.     

Hanya kata itu yang membuat kedua lelaki itu ternganga. Bagaimana mereka bisa melewati lekukuk tubuh yang begitu menggiurkan di depan mata dengan dada yang terlihat membusung menampilkan betapa besar volume kedua benda itu.     

Gaun merah terjatuh begitu saja mengikuti bentuk lekungan pinggang ramping dengan sedikit tercetak membucit di area perut karena buah cinta perempuan itu berada di sana.     

"Kak? Sedang apa di sini?" Pertanyaan Rachel hanya sia-sia saja. Tidak ada yang menjawab. Mereka berdua masih saja menatap dirinya dengan begitu intens.     

Rachel mengerutkan garis dahinya, mutar manik bola mata coklatnya sembarangan, dan pada saat itu pula ia tanpa sadar melihat sekelebatan kain gaun merahnya yang tergerai di lantai.     

Perempuan itu hampir lupa, jika dirinya datang ke sini untuk menunjukkan gaun yang dibawakan Martha tadi.     

Gaun yang begitu cantik. Itu adalah oleh-oleh dari mamanya dari Inggris, karena papanya kemarin mengajak mama Martha untuk menghadiri sebuah pernikahan dan juga liburan sejenak untuk melepaskan kelelahan di antara mereka berdua.     

Rachel berdecak kagum dengan tubuhnya yang masih bagus saja memakai dress ini. Dress yang begitu membuat tubuh perempuan itu nampak sexy.     

"Kak!" Rachel mencubit rahang kekar suaminya dengan kesal.     

Delon mengerjabkan matanya saat melihat wajah istrinya sudah berada di depan matanya dengan menunduk sehingga memperlihatkan betapa besar payudara Rachel yang menggantung bebas.     

"Ada apa sih?"     

"Kalian berdua kenapa? Aku di sini cuma mau tanya gaun ini bagaimana? Aku ngga tahu kalau ada Kak Regan juga," sahut Rachel tanpa rasa berdosanya sudah membuat meeting penting itu kacau balau dengan pikiran yang sudah traveling ke mana-mana.     

"Siapa yang memberikan gaun ini untukmu, Sayang?" tanya Delon sehalus mungkin. Ia menekan rasa marahnya melihat lekukkan tubuh sempurna Rachel begitu nampak. Bahkan jakun Delon tidak bisa bergerak menatap istrinya yang begitu menakjubkan.     

"Mama Martha ... tadi mama ke sini, Kak. Kamu tahu, aku sangat senang. Akhirnya aku bisa memeluk dan mencium mama lagi, seperti ini ...." Rachel mengalungkan kedua tangannya di leher Delon dengan sedikit menjijit karena perempuan itu tidak memakai hillsnya.     

Bibir tipis itu mulai mencium setiap inci wajah Delon tanpa jeda dan dengan tempo yang sangat cepat.     

Delon melingkarka. Kedua tangan kekarnya pada pinggang istrinya menikmati sentuhan bibir lembut Rachel pada wajahnya.     

"Aku melakukan itu. Aku sangat merindukan mama, Kak. Sebenarnya aku ingin memanggilmu tadi. Tapi, mama tidak bisa lama-lama di sini, takut papa tahu. Aku sebenarnya juga kangen papa," ucap Rachel manja dengan meletakkan kepalanya di depan dada bidang itu seraya memainkan jari telunjuknya untuk menggambarkan bentuk hati di dada Delon.     

Delon menundukkan pandangannya melihat ekspresi sedih seraya mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil hingga membuat Delon tidak tahan untuk tidak mencium bibir itu sekilas.     

Cup     

"Duduk di sini denganku. Lain kali kita akan bisa bertemu dan berkumpul dengan papa. Aku berjanji padamu, Sayang. Sekarang kamu temani aku saja bekerja ...." Lelaki tampan itu sudah membawa istri cantik itu untuk kembali duduk bersamanya.     

Delon memangku Rachel dengan tubuh perempuan itu memirinh seperti sedang ingin menidurkan putrinya dalam pangkuan.     

"Tapi, aku ngga mau gangg—"     

Delon membungkam bibir Rachel yang terbuka sedikit karena ingin mengatakan akan pergi saja tanpa mau mengganggu suaminya bekerja.     

"Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian di dalam rumah. Pasti banyak pelayan lelaki yang memperhatikanmu. Apalagi, kalau Nino tahu, dia pasti akan menjadi gila," sahut Delon cepat dengan nada serak menahan rasa kesal melihat tubuh istrinya yang nampak lebih dari kata sempurna menghimpit dada bidang Delon.     

Rachel hanya mengangguk-angguk saja menurut. Kedua tangan putih ramping itu kembali bergelayut mesara di leher Delon.     

"Lihat apa kau?!" sentak Delon saat bola mata asisten pribadinya masih menatap ke arah istrinya yang sedang membelai kepala belakang Delon dengan lembut.     

"Kak, jangan marah-marah," bisik Rachel yang membuat Delon semakin melebarkan matanya ke arah Regan yang mengulum senyum melihat Bossnya malah mencium pipi putih Rachel dengan gemas.     

"Aku tidak marah-marah, Sayang. Kamu main ini dulu, ya ... aku mau lihat laporan tentang Anita," kata Delon yang langsung melepas baju santainya ke lantai, meletakkan jemari lentik istrinya di depan dada bidangnya.     

Rachel mengangguk dengan senyum melengkungnya. Delon sudah tahu apa yang disukai Rachel semenjak hamil.     

Delon kembali menundukkan pandangannya melihat benda basah menghisap kulit putih lelaki tampan itu. Hanya dengan seperti ini Rachel tidak terlalu banyak bertanya.     

"Ayo lanjutkan lagi," ujar Delon sedikit menekan dengan nada mengancam agar kedua bola mata itu tidak melihat perempuan cantik yang sudah menjadi meoliknya seutuhnya.     

"Ini Lo baca sendiri aja. Apa Lo ngga kedinginan lepas baju kayak gitu?" tanya Regan yang tidak melihat kegiatan yang dilakukan Rachel pada dadad bidang itu yang membuat seorang Rachel selalu candu.     

Apalagi perut yang terjuntai enam garis kokoh, begitu sexy saat perempuan itu menyentuhnya.     

"Kak, elus perut aku dong ... aku mau dielus terus. Biar kak Regan yang baca," rengek perempuan itu yang membuat cengo kedua lelaki itu menatapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.