HE ISN'T MYBROTHER

Sudah Menikah? ( Sellyn Regan)



Sudah Menikah? ( Sellyn Regan)

0BRAK     
0

Pintu terbuka dengan begitu keras. Hingga menimbulkan suara saling bertabrakan antara kesua sisi dengan dinding berlapis cat putih.     

"Siapa kau? Kenapa kau bisa masuk ke dalam rumah kami?" Jari tegas telunjuk menunjuk seseorang yang kini berada di depan pintu rumah mewah itu.     

Sellyn menoleh saat wajah sang ibu yang tadinya setenang malaikat, kini memberang menampilkan tulang tua wajah yang semakin menegang. "Ha? ... kenapa bisa disini?" gumamnya.     

"Di mana penjaga? Kenapa orang asing seperti ini bisa masuk?"     

"PENJAGAA!" teriak wanita paruh baya itu berdiri sang suami yang memandang ke arah sang putri yang terlihat cemas melihat kedatangan lelaki berkemeja putih terlinting kedua sisi lengan menampilkan betapa kuat otot kekarnya dengan dipadu celana abu-abu.     

"Percuma." Lelaki tampan itu mulai berjalan dengan kerennya, senyum seringai itu muncul mengeringi langkah.     

"Siapa kau? Kenapa bisa kau masuk, kutanya sekali lagi! Kami tidak mengenalmu. Untuk apa kau bersusah untuk datang, dan mengacaukan pembicaraan keluarga kami?" Sekarang sang suami yang mencecar pertanyaan sang tamu misterius. Mereka memang tidak merasa mengenal lelaki yang kini semakin mengikis jarak di antara mereka. Kenapa dia bisa ikut campur dalam urusan keluarga ini?     

"Karena ... Aku mengenalnya," kata lelaki itu dengan meraih pinggang ramping Sellyn dengan begitu mesra dan possesif. Bahkan tidak segan-segan memberi kecupan mesra pada pucuk kepala perempuan cantik itu yang membeku di tempat.     

Kedua orang tua Sellyn membola melihat apa yang terjadi di depan mata mereka berdua. Ini benar-benar seperti mimpi. Bagaimana bisa kekasih putrinya tiba-tiba disini.     

"Kamu tidak apa-apa, Sayang?" tanyanya. Bahkan jemari besar itu mengusap lembut pipi putih Sellyn.     

Sellyn mendongak melihat lelaki itu dengan tatapan terkejut, tapi ia juga senang dengan kedatangannya yang entah dari mana, yang pasti itu sangat membuat hati perempuan itu bahagaia.     

"Abang, a ... ku tidak apa-apa," jawab Sellyn dengan terbata.     

Jawaban yang dilontarkan Sellyn sontak membuat bibir lelaki berkaca mata itu tertarik dengan mengusap gemas pucuk kepala sang kekasih.     

"Sellyn, kesini!" Wanita paruh baya itu langsung menarik lengan tangan sang putri dengan kencang. Sellyn ikut ke arah pusat tarikan karena tubuhnya tak siap dengan serangan tiba-tiba itu.     

"Aahh ...!"     

Regan menatap tajam ke arah tubuh kekasihnya yang sudah berpindah tempat dan langsung terlepas dari pelukan tangan Regan di pinggang perempuan itu.     

"Lepas, Ma! Aku tidak mau! Aku ingin bersama dengan kekasihku. Aku sudah bilang sedaritadi, aku tidak ingin mengiyakan permintaan kalian," tungkas Sellyn memberontak dari cekalan kuat tangan sang ibu.     

"Kau tahu apa, ha? Jangan meniru sahabatmu itu! Kau ini anak pertama dan harus bisa membuat keluarga kita semakin berjaya ..."     

"Dia punya apa yang bisa membahagiakanmu, Sellyn. Kau jangan tertipu dengan wajahnya!" pekik sang mama dengan melotot ke arah sang putri yang semakin tak ia mengerti. Padahal dia sudah memperlakukan dengan baik, tapi Sellyn tetap saja memberontak dan tidak mau menuruti perintahnya dan sang suami.     

"Kenapa mama membawa Rachel? Mama tidak tahu tentang Rachel. Jangan pernah membawa-bawa Racheel!"     

Wanita paruh baya itu berdesisi kuat mendengar sang putri yang begitu membela sang sahabat. Semua orang tahu bagaimana berita tuan putri keluarga Mauren yang menikah tanpa restu dari Jeno.     

"Kau tahu apa? Kau masih belum tahu kerasnya dunia ini. Jika, kita tidak menguasai dunia bisnis kita yang akan kelaparan, Sellyn. Mengertilah, mama dan papa hanya ingin kamu hidup enak, mengabiskan uang dengan sesukamu, dan perusahaan papa semakin jaya. Sudah itu saja, mama mohon menurutlah ..."     

"Kamu hanya akan menjadi istri ketiganya. Setelah semua kamu dapat, mama izinkan untukmu meninggalkan dia. Ayolah, Sellyn. Jangan buat kami malu dengan pertunangan yang akan dilakukan besok," sambungnya dengan kembali membujuk Sellyn agar pintu hati perempuan cantik itu terbuka untuk menyelamatkan muka serta citra di hadapan para tamu besok.     

Jelas. Telinga mendengar dengan bagaimana mamanya mengatakan waktu diadakannya pertunangan Sellyn dengan pengusaha yang telah beristri dua. Dan kini dia sedang mencari istri ketiga yang jauh lebih muda dari kedua istrinya.     

Sellyn tahu tentang siapa yang akan menjadi tunangannya sebelum ia kabur. Lelaki paruh baya seumuran lebih tua dari sang papa berkunjung dengan membawa sebuah berkas, Sellyn tidak tahu isinya apa, yang pasti itu pasti keuntungan pertama dari mengiyakan permintaan sang pengusahaan kaya raya itu.     

"Besok?" Sang mama mengangguk dengan pengulangan kata Sellyn.     

Regan masih diam. Ia ingin melihat apa yang akan terjadi setelah ini. Keluarga Sellyn tidak berbeda jauh dengan kelurga Rachel, pikir Regan. Kenapa mereka tidak mensyukuri apa yang telah dapatkan? Jika perusahaan mereka tidak gulung tikar saja seharusnya mereka bersyukur. Setidaknya penghasilan masih mereka dapat, bukan dengan menjual sang putri kepada lelaki tua beristri dua.     

"Nggak, aku, nggak bisa. Aku akanenikah hanya dengan Abang Regan. Tidak yang lain. Jangan membuatku menjadi anak durhaka, Ma Pa. Aku masih begitu muda untuk menikah dengan lelaki tua seperti itu," tolak tegas Sellyn menggeleng tak percaya dengan apa yang akan terjadi besok jika ia mengiyakan pertunangan itu.     

"Lepass, Ma! Kalian jahaat, aku ini putri kalian kenapa kalian bisa setega itu padaku?!" Sellyn melepas paksa cekalan tangan mamanya dengan keras hingga membuat wanita paruh baya itu terhempas ke arah dada bidang sang suami.     

"SELLYN!" pekik sang papa yang menangkap tubuh istrinya.     

Perempuan itu berlari cepat ke arah Regan dengan memegang erat lengan kekar kekasihnya.     

"Abang, ayo pergi. Aku tidak ingin disini. Abang dengar sendiri mereka ingin menunangkanku besok. Ayo, Abang!" rengek Sellyn dengan menarik-narik pucuk kemeja Regan.     

Regan menatap lekat mata kekasih yang begitu bergetar, di sana ada ketakutan yang luar biasa yang dapat Regan rasakan. Ia dengan cepat menarik tubuh Sellyn ke dalam pelukannya dengan mengusap lembut punggung kecil itu.     

"Tenang, tenang, Sayang," ujar Regan menangkan dengan melirik tajam ke kedua orang paruh baya itu yang menatap yang juga tak kalah memandang tajam ke arah mereka berdua.     

"Lepaskan putriku, Tuan tidak tahu sopan santun. Dia adalah hak kami untuk kami nikahkan atau tidak. Kamilah yang bersusah membesarkan dia, aku juga yang melahirkan dengan nyawaku ..."     

"Aku yang berhak atas kehidupan putriku." Lanjutnya dengan menepuk-neouk dada tuanya berharap lelaki muda itu terperangkap dengan wajah melasnya dan mengembalikan Sellyn kepada mereka.     

Suasana begitu hening. Tidak ada satu pun penjaga yang masuk karena kedatangan Regan saat ini. Itu membuat sang pemilik rumah juga kebingungan, sebanyak itu penjaga rumah, dan tambahan lagi untuk menjaga Sellyn agar tidak kabur lagi, sekarang bahkan mereka seperti tidak memiliki penjaga satu pun. Sebenarnya ada apa di luar? Apa yang lelaki berkaca mata itu lakukan?     

"Aku sudah menikah dengan putri kalian. Bagaimana bisa kalian menikahkan lagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.