HE ISN'T MYBROTHER

Percuma Aku Datang Kesini (Rachel)



Percuma Aku Datang Kesini (Rachel)

0"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu? Jelas aku yang lebih tampan. Kamu bisa tanyakan kepada ketiga wanita itu ...." Delon menunjuk ke arah ketiga wanita itu yang memang sedang berdiri berjejer dengan sesekali mencuri lirik ke arah seorang Rachel.     
0

Rachel mengikuti arah tunjuk suaminya, dan melohat ketiga wanita itu memang sedang menunduk, tapi ia tahu ada salah satu di antara mereka yang tadi sedang berada di samping tubuh Delon mencuri tatap ke arah dirinya.     

"Gue emang tampan. Lo emang baru tahu? Sekarang nyesel 'kan? Tapi, sayangnya, gue udah mau nikah," sahut Regan yang masih memfokuskan kedua mata di layar laptopnya.     

Delon yang mendengar perkataan Regan langsung berdecak kesal, memicingkan mata ke arah asisten pribadinya itu. Lalu, mengalihkan pandangan ke arah istrinya yang masih menatap tajam ke arah ketiga kandidat calon wakil Regan.     

Lelaki itu mengikuti arah pandang istrinya. Lalu, ia memahami apa yang sedang dirasakan istri hamilnya.     

Delon menatap tajam ke arah mereka, lalu mengusir dengan nada dingin. "Kalian semua pergi. Jangan datang lagi sebelum ada panggilan dari pihak perusahaan."     

Mereka bertiga pun mengangguk, lalu berlalu, namun wanita yang berada dibarisan terakhir masih mencuri tatap ke arah Rachel yang juga menatap dirinya.     

"Baik, Tuan Delon. Kami berpermisi," ucap salah satu dari mereka.     

Ketiga wanita cantik nan seksi itu pun berlalu meninggalkan ruangan Delon dengan meninggalkan aura mencekam juga di dalam ruangan itu semenjak kedatangan istri dari Tuan mereka.     

"Sayang kamu bawa apa?" tanya Delon yang melihat paper bag berwarna coklat susu berada di samping tubuh ramping itu.     

Rachel yang tersadar dari lamunannya karena pertanyaan lelaki tampan itu, ikut mengikuti di mana pandangan itu berlabuh.     

Rachel mengambil dan meletakkan paper bag tersebut di bawah sofa. Ia tidak berniat untuk memberitahu suaminya, jika dirinya juga sudah bersusah payah memasakkan untuk lelaki itu. Tapi, kecepatan seorang istri masih kalah dengan wanita lain.     

"Tidak penting."     

"Aku kesini hanya mau memberitahu Kak Regan, kalau Sellyn dijemput keluarganya lagi. Dan dia ngga bisa nolak, tapi Sellyn titip pesan, kalau Kak Regan tidak perlu cemas. Sellyn akan menyelesaikan masalah keluarganya secepat mungkin," jelas Rachel membuat lelaki berkaca mata itu menghentikan gerak jemarnya di atas papan keyboard.     

"Kenapa ngga lewat telpon aja?" Regan menoleh ke arah Rachel dengan manik mata sendu. Ia begitu terkejut dengan apa yang dikatakan Rachel.     

Seharusnya, ia menjemput kekasihnya. Seharusnya Regan lebih cepat lagi menyelesaikan ini semua untuk bertemu Sellyn. Kalau sudah seperti ini, Regan hanya akan bisa menunggu sampai Sellyn menghubungi dirinya.     

Rachel menyentuh bahun kekar Regan, untuk menenangkan lelaki berkaca mata itu. Tapi, yang dilakukan Rachel tidak luput dari tatapan tajam berkilat sang suami.     

Delon meemindahkan dengan cepat tangan peremupuan cantik itu dari bahu Regan. Dengan perasaan kesal, memindahkan tangan itu di atas paha Delon.     

"Jangan sentuh dia. Laki-laki patah hati lebih berbahaya."     

Rachel menyipitkan matanya mendengar apa yang dikatakan suaminya. Tapi, ia masih mengingat beberapa wanita yang membuat emosi Rachel hari ini semakin bertambah.     

"Aku lebih memilih lelaki patah hati yang bisa dimasuki dengan lebih mudah. Daripada lelaki bermodal tampan, tidak bisa menjaga kesetiaan." Rachel melirik tajam ke arah lelaki yang berada di sampingnya itu.     

Deg     

Jantung lelaki itu tiba-tiba terhenti saat melihat tatapan sang istri yang sepertinya memang telah menganggap dirinya sedang bermesra-mesraa dengan salah satu dari ketiga wanita tadi.     

"Sayang, dengarkan aku dulu. Aku sudah mengatakan beberapa kali, apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang terjadi ...."     

"Lalu, apa yang aku lihat? Seorang lelaki sudah beristri sedang saling tatap dengan menikmati dada besarnya itu? Atau kamu sedang melihat tubuh seksi itu dari belakang? Dan ternyata kamu menyesal sudah menikahiku? Begitu?"     

Rachel menatap tajam ke arah suaminya yang sekarang menatap takut pada dirinya. Ia memang melihat apa yang telah Rachel katakan tadi. Wajah suaminya dan wanita tadi saling bertatap lekat. Kedua mata perempuan cantik itu tidaklah buta dengan apa yang ia lihat tadi.     

"Aku tidak sedang melihat itu, Sayang. Aku sedang bertanya tentang latar belakang kelulusannya yang kurang jelas tertulis. Apa aku salah?"     

Rachel menghela napas ringan. Perempuan itu hanya menggeleng pelan dengan pertanyaan suaminya.     

Lebih baik ia diam. Daripada Rachel semakin hatinya panas menanggapi Delon.     

Delon semakin pnlantang arah melihat ekspresi datar istrinya yang sudah jarang ia lihat. Kini kembali lagi, dan lelaki tampan itu sangat tidak menyukainya. Apalagi didiami seperti itu.     

"Sayang, sepertinya kamu sangat lelah? Apa aku antar pulang saja? Kamu bisa istirahat di rumah, kamu harus banyak istirahat daripada harus ke kantorku seperti ini ..."     

"Ayo, kuantar," sambunga Delon yang sepertinya disambut baik oleh istrinya. Terlihat Rachel yang menurut untu pulang seperti apa yang dikatakan lalaki tampan itu.     

Rachel mendirikan tubuh mengikuti pelukan bahu dari tangan besar yang sekarang mendarat di sana. Perempuan cantik itu tidak lupa membawa paperbag yang ia taruh di bawah kaki sofa.     

Sebelum langkah kaki jenjang Rachel benar-benar berlalu untuk meninggalkan ia kembali menepuk-nepuk bahu kekar lelaki berkaca mata itu.     

Regan menoleh ke arah asal tepukan itu dan langsung menggapai buku tangan itu, mengusap dengan lembut.     

"Makasih," ucapnya dengan mengangguk ke arah Rachel.     

Delon dengan cepat menarik tangan istrinya yang dipegang sahabatnya itu dari genggaman tangan Regan.     

"Ngga usah macem-macem sama istri guee!" sungutnya, tap hanya dibalas Regan dengan tatapan sendu.     

"Kalau mau tenang, berdiam saja di pinggiran jurang, ngapain sampe megang tangan Rachel!" tambah Delon yang semakin menambah kekalutan lelaki berkaca mata tersebut, terbukti sekarang Regan sedang mengusap kasar rambutnya.     

Sedangkan kaca mata bening ia biarkan saja menggantung di tulang hidung mancungnya dengan gaya tak beraturan.     

Rachel yang melihat kelakuhan suaminya yang tidak mengerti keadaan Regan yang sedang sangat ... sangat patah hati melihat hubungan baru itu sementara harus berjaga jarak beberapa waktu sampai Sellyn bisa meyakinkan kedua orang tuanya.     

"Cari lagi yang baru kalau dia ngga mau sama Lo! Lo, sih tukang koleksi perempuan." lagi-lagi Delon membuat mata Rachel mendelik lebar.     

"Jadi, kamu tadi juga mau cari yang baru? Kamu ngga ingat aku sedang hamil gara-gara siapa? Apa kamu pikir anak ini ngga ada yang memulai, terus kamu nyari lagi?"     

Rachel memberontak dari pelukan tangan besar Delon dengan berjalan cepat ke arah pintu luar.     

"Jangan pegang-pegang aku! Pergi Sana! Percuma aku capek-capek masak buat kamu, Kak! Lebih baik aku Busang!" Perempuan itu benar membuang paper bag tmyang berisi makanan untuk Delon ke dalam tong sampah di luar ruang kantor.     

"Tunggu, berarti kamu tadi kesini ...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.