HE ISN'T MYBROTHER

Bertemu Monica



Bertemu Monica

0"Rachel?"     

"Lo udah masuk ke kuliah lagi?" tanya seseorang yang tiba-tiba memukul bahu kecil Rachel yang sedang berjalan masuk ke dalam kampus. Dan tepukan itu berasal dari belang tubuh perempuan cantik itu.     

Rachel membalik tubuh, Sellyn pun sama. Karena mereak berdua sedang bergandengan tangan. Sehingga apapun yang dilakukan Racehl pasti Sellyn merasakannya.     

"Momon?" panggil histeris Sellyn.     

Tapi, berbeda yang dipangil 'Momon' itu. Ia malah berpura-pura tidak melihat siapa yang memanggilnya tadi. Sontak membuat Sellyn kesal dengan memukul bahu perempuan itu.     

Bugh     

"Jahat!" desah kesal Sellyn yang pangi ini memakai dres mini berrwarna pink. Begitu nampak mengeluarkan aura cerianya setelah perempuan itu juga disemangati oleh Regan.     

Hahaha.     

Perempuan itu tertawa terbahak melihat waajh Sellyn yang berubah menjadi sangat kusut. Monica pun langsung menghambur kedalam pelukan kedua sahabatnya yang sangat ia ridukan sejak satu bulan yang lalu.     

Dulu saat Rachel amsih menyamar, ia tida terlalu merindukan sosok jahil dan manja tersebut. Tapi, setelah kabar kampus dibekukan oleh anak buah pemilk kampus, Delon sudah melarang untuk Rachel masuk kampus dan selama satu bulan itu mereka tidak pernah bertemu.     

"Gue kangen lo berdua! Kenap kalian jahat ninggalin gue cuma sama Nino si gila itu. Gara-gara dia gue banyak masalah. Tapi, beruntung kalian udah masuk, gue bisa usir kecoa itu jauh-jauh!" ucap Monica yang sangat kesal dengan Nino yang selalu memberinya masalah. Seperti datang terlambat, lalu izin teralalu lama.     

Hingga masalah mengerjakan tugas kampus. Nino selalu tidak bisa mengerjakan sendiri. Dan betapa bodohnya Monica selalu tidak menolak permimtaan lelaki itu.     

"Iya, tenang! Sekarang sudah ada Bu Boss ... kita akan aman," sahut Sellyn dengan terkekeh.     

Tapi, tidak berapa lama Sellyn melepaskan pelukannya lalu menyentuh perut Rachel dengan tatapan yang berbinar. Ia tidak menyangka jika perempuan semanja dan tidak bisa melakukan apa-apa sendiri itu akan menjadi seorang ibu. Monica tidak menyangka akan hal tersebut. Tapi, ikut bahagia atas kebahagian sahaatnya itu.     

Satu lagi yang tak dapat Monica lupa pesan yang masuk pagi hari, itu beasal dari Delon. Lelaki itu meminta tolong untuk menjaga Rachel dan kandungannya. Mengingat begitu banyak amahsiswa yang tidak menyuaki istrinya saat kasus palsu skandal itu ada sampai menghilang. Para mahasiswa masih menatap Rachel dengan pandangan jijik, apalagi kalau mereka sampai mengetahui kehamilan permepuan itu.     

"Bagaimana kabar ponakan gue, Chel?"     

"Dia udah bisa apa? Nendang? Apa nu—" Belum sempat Monica melanjutkan perkataannya tiba-tiba suara Sellyn mengganggu konsentrasi Monica untuk mengintrogasi Rachel. Siapa tahu bayi Rachel sudah bisa nendang dengan cepat. Berarti bakanya menjadi pemain bola.     

"Monica lo, tuh, ya! Suka ngga jelas. Kandungan Rachel aja masih sekitaran satu bulan mana bisa nendang ... mungkin kalau laper, iya. Mamanya yang disuruh makan double lima piring. Hahaha."     

Monica mengangguk-angguk mendengar jawaban dari Sellyn dengan kembali berkata, "Tapi, lo ngga hamil makannya sepuluh piring, Sell. Apa gue liatanya pas bangun tidur. Gue inget lo habisin isi kulkas gue. Apalagi kalau nantinya lo hamil, ya?"     

Sellyn nyang mendengar ejekan Monica langsung menyubit lengan tangan Monica yang sedang memeluk bahu Rcahel untuk mereka sampai di kelas hingga Monica mengaduh kesakitan karena perbuatan balas dendam Sellyn.     

"Balas dendam di waktu yang baik, bukan?" Sellyn terkekeh mendapati Monica mengusap-usap panas bekas yang diberikan Sellyn.     

"Aahh... lo berdua ngapain pada saling serang, sih? Pagi-pagi jangan buat mereka semakin ngeliat ke kita," bisik Rachel saat langkah melai melewati satu persatu para mahasiswa yang berada di sana.     

Rachel tidak pernah takut dengan pandangan mereka. Ia hanya takut mereka menyerang calon anaknya yang tidak tahu masalah dunia seperti apa malah disalahkan.     

Baru beberapa langkah Rachel mulai tidak menganggap mereka ada. Tapi, ada satu suara yang membuat seorang Rachel membalikkan diri diapitan kedua sahabatnya, memandang lurus tajam ke arah pusat suara.     

"Udah capek ngelayanin, Omnya? Inget sekolah juga ternyata si primadona kampus kita."     

"Kayaknya gaji sama kemampuan beda. Makanyaa dia balik lag ... lihat bajunya kumel gitu ngga kayak dulu. Pasti Omnya miskin bin peot."     

"Harusnya,sih, beritanya ngga usah dihapus, ya? Biar jadi kenang-kenangan, primadona kampus double job! Ngeuri pisaan euy!"     

Suara-suar itu saling bersautan untuk membuat Rachel paham akan posisinya di kampus ini sudah tidak diterima. Namun, yang berani melontarkan dengan kalimat begitu lugas dan kencang hanyalah Rere. Mahasiswi yang tak pernah menyukai Rachel di kampus ini. Kecantikan dan kepintaran, Rachel punyai keduanya. Hingga membuat Rere tergeser dari perinkat pararel. Dan itu juga membuat beasiswanya dicabut.     

Sebab itu, Rere selalu membenci Rachel. Selalu ingin musuhnya mendapatakan kesalahan dan klejahatan meski Rachel tidak pernah melakuannya. Trik dan kemampuan Rere memang tidak bisa diremehkan. Berita yang awalnya hanya untuk membuat kampus tidak terlalu menganggaap primadona kampus mereka dalah seorang dewi kini menjadi hot trending di berbagai platform media.     

Namun.satu bulan yang lalu, berota itu telah ditarik dan tidak dizinkan untuk kemabali ada di media apapun. Rere sempat kesal dengan hal itu. tapi, ternyata dampak dari berita palsu yang dibuat Rere membuat pola pemikiran seleuruh mahasiswa menjadi tidak menyukai Rachel. Mereka lupa bagaimana Rachel membantu mereka. Dan di saat berita itu ada, mereka semua menggap uang untuk keperluan Rachel menjual diri.     

"Udah, Chel, ngga usah didengerin mulut ember Rere. Lo tahu sendiri dia emang sering cari gara-gara sama lo. Udah , ayo!" Monica menarik tubuh Rachel saat manik mata begitu tajam melihat Rere yang begitu santai menatap dirinya dengan buku tangan yang terlipat.     

"Berani juga, tuh, Rachel," gumam salah satu teman Rere.     

"Ngga akan lama. Lihat aja kejutan apa lagi yang ada di kelas ... udah bukan gue aja yang ngebenci cewek sok baik itu!" seloroh Rere yang begitu kesal Rachel datang kembali saat nilai dan pandangan para mahasiswa mengarah padanya begitu baik. Tak lagi melulu tentang Rcahel.     

Rachel mulai menurunkan emosinya saat langkah kakinya mengayun untuk mendekati kelasnya pagi ini. Namun, belum juga Rachel sampai di dalam kelas. Tapi, tiba-tiba Rachel dan kedua sahabatnya masih berada di bibir pintu kelas, bau busuk bercampur sampah begitu menusuk di hidung Rachel dan kedua sahabatnya.     

Rachel juga tidak melihat ada mahasiswa yang datang ke kelas ini. Maka dari itu perempuan itu mulai memcah dari lingkaran kedua sahabtanya dan berjlan melihat identitas kelas itu.     

"Benar, H-X. Kenapa sepi begini ... dan juga bau busuk. Memang ada apa di daalam?" gumam Rachel yang bingung dengan kondisi kelas paginya saat ini. Ia mulai mengayun langkahnya menuju ke dalam kelas dengan menutup hidungnya dengan punggung tangan. Dan betapa terkejutnya Rachel melihat keadaan kelas itu.     

"Astagaa! Mon ... Sell! Masukk!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.