HE ISN'T MYBROTHER

Harus Hati-Hati



Harus Hati-Hati

0"Kenpa kamu tanya-tanya, Kak?"     
0

"Emang harus kau sebutin, biar kamu cari pelakor beneran?" sambung Rachel yang seketika membuang wajah kesamping dan tidak mau menatap suaminya yang mengulum senyum melihat kekesalan Rachel.     

"Kenapa harus marah-marah. Aku kan tidak tahu tentang masala seperti itu, Sayang. Kamu, sih, meraguka kesetianku," balas Delon yang seketika mennautkan jemarinya dengan jemari istrinya.     

Sedangkan di bangku belakang Regan juga sudah berbisik kepada Sellyn tentang kehidupan di masa lalu yang tidak akan ulangi lag karena dirinya sudah memiliki wanita yang memberikan masih bersegel untuk Regan. Lelaki itu merasa jika dirinya memang harus menjaga Selly sebagai Nyonya tunggal dalam hatinya.     

"Ingat, Sayang. Aku pastikan kamu ngga akan sampai makan batu kalau aku pergi ke club. Aku tidak akan pergi ke sana. Untuk apa aku membayar mereka yang juga sudah dipakai lelaki lain ... aku sudah memilikimu. Jadi, aku harap, aku akan mendengar tanggal yang baik darimu untuk segera mengatakan semuanya pada orang tuamu," bisik Regan yang juga ditambah dengan ciuman di telinga perempuan genit itu.     

Sellyn menoleh dengan mengulas senyum cantiknya, mengusap rahang Regan dengan mengangguk. "Tunggu aku, ya? Aku akan memberikan kabar ke Abang. Aku juga harus melihat situasi di rumah seperti apa," balas Sellyn yang juga diangguki Regan seraya mencium kening kekasihnya itu dengan dalam.     

Tidak berapa lama mobil Delon mewah Delon benar-benar sudah sampai di depan gerbang kampus. Banayk para mahasiswa yang datang dan masuk atau sebaliknya memenuhi suasana pagi ini.     

Kedua manik mata Rachel mulai berbinar melihat suasan kampus yang sangat ia rindukan. Terakhir, Rachel hanya bisa datang dalam momen acara berkumpul dari satu kelasnya yang juga menjadi pertemuan kembali dengan papa Jeno. Di sana lelaki paruh baya itu mencoba memaksa Rachel untuk menceraikan Delon. Kejadian itu tidak bisa hilang dari ingatan Rachel. Namun, sebisa mungkin Rachel tidak mau menceritakan masalah ini kepada suaminya. Ia takut, jika Delon semakin menyesali keputusan dirinya menikah dengan dirinya.     

"Siap ketemu Monica lagi?" tanya Racehel seraya melepaskan safebelt-nya. Garis melengkng itu selalu menghaiasi kedua lesing pipit perenouan cantik itu.     

Sudah satu bulan lamanya, Rachel hanya mengetahui sahabatnya untuk melewati pesan. Monica juga selalu masuk kuliah, tidak seperti Sellyn yang memang jarang masuk untuk menghindari kedua orang tuanya yang perempuan itu ketahui dari Monica selalu menunggu di gerbang kampus selama ini.     

"Siap, don! Gue juga udah kangen banget sama Monica. Gue senang bisa masuk lagi ...." Sellyn menoleh ke arah gerbakng klampus dengan tatapan sendu. Ia hanya berharap orang tuanya tidak lagi datang. Apa yang harus Sellyn lakukan jika mereka memaksa dirinya untuk kembali ke rumah.     

"Emang lo ke mana aja sih ngga pernah masuk kampus? Lo sakit apa ada masalah? Biasanya mama lo yang—"     

"Udah keluar, yuk, Chel! Gue udah ngga sabar buat ke kelas," sahut Sellyn dengan cepat. Sebelum air matanya tumpah lagi.     

Kedua perempuan itu pun langsung meninggalkan mobil mewah Delon dan lupa jika status mereka bukan seorang mahasiswi biasan. Sudah ada pengawal hidup mereka yang siapa mematikan siapa pun yang berani untuk merebut milik mereka berdua.     

Saat Rachel dan Sellyn sedang asik berbicara berdua, tiba-tiba pinggang masing-masing dari mereka tertarik kepada pasangan masing-masing. Rachel dan Srellyn begitu terkejut mendapati sikap berani oleh kedua lelaki tampan itu. Padahal banyak mahasiswa yang masih berlalu-lalang dalam menjalan aktivitas mereka sepagi ini. Dan tidak banyak juga yang melihat daegan manis itu. Hanya menatap seiring kaki mereka mengayun.     

Rachel yang melihat para mhasiswa lain melihat dirinya yang seperti ini langsung menutup wajah cnatiknya dengan kedua buku tangan. Ia yang pertamakali masuk, tapi sudah mendapatkan perhatian yang begitu ketara di antara mahasiswa yang baru datang juga seperti Rachel dan Selly.     

"Kenapa ditutupin? Apa biar mereka tidak tahu kalau kamu sudah mempunyai suami? Kalau begitu kamu tidak perlu kuliah. Kamu di rumah saja. Aku cukup tahu otak kamu seperti apa. Tenang, Sayang, aku akan mendatangkan dosen lagi ke apartemen kita. Bagaimana?"     

Rachel perlahan membuka wajah cantiknya, lalu memandang ke arah suaminya yang juga sedang memandang Rachel dengan lekat. Bahkan, pelukan tangan di pinggang ramping Rachel pun juga semakin kuat.     

Perempuan itu menggeleng dengan tatapan sendu, Rachel merasa jenuh di apartemen, ia juga ingin tertawa bersama teman-temannya, saling menebak Quiz yang diadakan dosen. Dan juga mengerjakan tugas kelompok kembali. Rachel ingin merasakan itu semua, walaupun statusnya juga sudah berubah. Dengan perubahan statusnya kali ini, Rachel harap para mahasiswa juga tidak saling merebutkan perhatianya atau hanya sekdera menyatakan perasaan lagi.     

"Aku ingin belajar di kampus, Kak. aku sangat bosan di apartemen. Aku juga tidak melupak statusku seperti apa. Aku ingat kok," jawab Rachel yang langsung menghambur ke dalam pelukan lelaki tampan itu.     

Delon yang kembali merasakan istrinya mulai manja. Ia pun langsung juga membalas pelukan sang istri lalu memberi ciuam bertubi-tubi di pucuk kepala Rachel. Delon mengendurkan pelukan itu, lalu membingkai wajah istrinya yang nampak sangat cantik pagi ini. Rasanya Delon hanya ingin memasukkan perempuan itu dalam tas kantornya tanpa mau berbagi pandangan para lelaki lain.     

Namun, mengingat permintaan Rachel. Ia pun tidak tega untuk menolak permintaan tersebut. Karena ia juga sangat mendukung istrinya bisa menyelesaikan study hingga jenjang S2. Tapi, jika Rachel hanya menginginkan samapi empat tahun iini. Delon juga tidak mempersalahkan, asal segala urusan rumah tangga perempuan itu tahu.     

"Jangan nakal. Ingat ancamanku. Kalau aku mendengar ada mahasiswa yang mengganggumu, kamu belajar di apartemen saja. Paham?" tanya Delon yang langsung dijawab Rachel dengan menggangguk disertai tarikan senyum cantik dari perempuan itu.     

Sayup-sayup terdengar banyak yang membicarakan Rachel saat mereka mulai memasukkan diri ke area gerbang kampus, Rachel masih mengulas senyum cantiknya agar Delon tidak menyadari apa yang menjadi kecemasan bagi Rachel saat inni.     

"Jangan cemas, Sayang. Aku selalu memantaumu ... kamu tidak akan pernah bisa tersentuh mereka. Percaya padaku. Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti istriku, termasuk papa Jeno ..."     

"Kamu percaya papa masih menginginkan bayi kita tidak ada?" sambung Delon yang diangguki Rachel seraya berkata sendu, "Aku tahu papa tidak akan diam saja, jika sudah menginginkan sesuatu, Kak."     

Delon mengulas lembut perut rata istrinya, mengumpulkan kasih sayan lelaki tampan itu pada ulasn untuk menyapa pagi ini.     

"Aku sudah mengatakan berulang kali. Kamu harus berhati-hati di kampus. Ini kampus papa Jeno, dia bisa saja menyuruh mahasiswa lain untuk menyelakai anak kita. Aku percayakan padamu, Sayang. Aku tahu kamu bisa menjaganya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.