HE ISN'T MYBROTHER

Aku Istri Delon



Aku Istri Delon

0"Kita jangan pulang dulu, ya, Sayang? Aku harus datang menemui teman lamaku dulu ..."     
0

"Tidak apa-apa 'kan? Hanya sebentar saja, dia ingin mengenal istriku dan memberitahu dirinya jika dia sudah berada di Indonesia," sambung Delon dengan mengusap lembut kepala belakang istrinya yang masih saja menyembunyikan wajah cantik itu dalam dada bidangnya.     

"Berapa hari?" tanya Rachel yang membuat lelaki itu terkekeh mendengar pertanyaan sang istri. Sebelum menjawab, Delon sempatkan untuk mencium pucuk kepala sang istri dengan dalam.     

"Kenapa harus menanyakan berapa hari? Kita di sana hanya satu saja, mungkin ... atau tidak kurang dari itu. Kita tidak sedang berpiknik, Sayang. Apalagi kamu sedang hamil. Aku semakin tidak mau mengajakmu lebih jauh dari kota ini," jelas Delon yang membuat Rachel mengangguk kecil dalam pelukan itu.     

Rachel mengusap-usap lembut dada bidang suaminya dari luar kemeja itu. Entah kenapa sekarang Rachel lebih tertarik dengan bentuk keras dengan otot yang membingkai tegas di sana.     

Seluruh aktivitas yang dilakuakan Rachel tidak luput dari pengawaan sang pemilih tubuh kekar tersebut. Karena usap yang dilakukan perempuan itu membuar darah Delon berdesire, cengkraman tangan pada bahu kecil Rachel juga semakin menguat merasaka ada gairah yang mulai bergejolak pada tubuh Delon.     

Tapi, sebisa mungkin Delon harus menahannya melihat kondisi yang tidak memungkinkan dan emosi yang baru surut dari hati Rachele mengenai masalah tadi. Ia tidak mau membuat Rachel terpaksa untuk memberikan haknya sebagi suami. Dan ia juga sudah mempunyai janji dengan seorang teman kulaih dulu, jadi ia juga harus bisa membuat si junior tidak bereaksi atas sentuhan tangan istrinya itu.     

"Kak,apa masih lama?" tanya Rachel yang semkin memasukkan tangannya ke dalam sela kemeja yang telah dibuka beberpa kancing oleh jemari nakal Rachel. Perempuan itu seperti menemukan permainan baru yang membuat Rachel begitu betah berlama-lama dipelukan sang suami.     

Glek     

Delon menelan salivanya saat melihat kancing atas baju Rachel terbuka dan memperlihatkan bagian atas dari benda favorit Delon. Apalagi ditambah dengan dengan sentuhan Rachek yang tanpa sadar beberpa kali meneyntuh bagian sensitif yang membuat Delon mendongak dengan urat leher yang tegas.     

Ini sangat susah Delon tahan. Tapi, ia tidak mungkin mentyerang Rachel di mobil. Melihat Pak Yono yang sedang fokus menyetir dan di saat mendengar suara desahan Rachel itu, pasti membuat pikiran sang supir berliar memikirkan istrinya.     

"Tidak lama lagi, Sayang. Kamu harus rapi-rapi dulu. Bajumu lihat, berantakan sekali. Jangan ke arah depan, lihat aku saja." Delon memeluk pinggang istrinya yang sudah mendirikan tubuhnya, lalu melihat keadaan tubuhnya. Lalu, senyum perempuan itu terlukis di sana saat mengancingkan baju.     

"Kamu tadi lihat ini, Kak? Pasti kamu ngiler kan?"     

Delon membulatkan bola matanya mendengar apa yang dikatakan istrinya memang sangat benar. Ia tidak pernah bisa melihat benda kesayangannya itu terlihat. Biasanya Rachel sudahtahu dana mau dirinya. Berhubung sekarang di mobil, Delon juga tidak memberitahu Racehel akan kemanuannya.     

"Sudh tahu nanya, kamu memang neyebelin!" Delon mengerucutkan bibirnya melihat ekspresi tawa mengejek Rachel begitu ketyara di wajah cantiknya itu.     

Perjalanan sudah mencapai waktu tempuh tiga puluh menit untuk menunuju ke restauran yang di mana temannya sudah ada teman kuliahdi sana. Baru saja Delon melihat jarum jam yang ada di tangannya. Tiba-tiba mobil sudah berhenti dengan beitu halus, memperlihatkan halaman sebuah restauaran di pertengahan ibu kota yang nampak begitu cantik, meski masih berada pada siang hari.     

"Tuan Delon, kita sudah sampai," ucap Pak Yono yang diangguki Delon. Lelaki itu lalu menoleh arah isstrinya yang sednag memperbaiki riasana di wajahnya.     

"Ayo, Sayang, turun!" kata Delon yang membuat Rachel mengangguk sesuai dengan perkataan sang suami.     

Delon sudah menggandeng possesi tangan istrinya untuk memasuki isi dalam restaurant tersebut. seluruh mata pengunjung begitu tertarik melihat wajah cantik dan bentuik sempurna dari tubuh Rachel. Namun, sang empu tidak menyadari akan pujian yang dilontarkan oleh para pengunjung yang tanpa sadar dilewati oleh istri dari Delon tersebut.     

Delon sudah memeperhatikan sebuah meja yang berada di pojok sedang memperhatikan dirinya dengan melambai. Berati itu memang meja yang sedang Delon cari untuk sekedar bertatap sapa kepada teman kampusnya tersebut.     

Kaki lelaki tampan itu mengayun dengan pasti selurus dengan apa yang ia lihat saat ini dan juga menggandeng tangan Rachel untuk mengikuti dirinya menemui meja tersebut.     

Tidak berapa lama, langakah kaki Delon berhenti pada meja bundar dengan bealaskan merakh marin dengan tiga gelas berkaki di atas sana.     

"Delon, apa kabarmu? Sudah sangat lama bukan , kita tidak bertemu?" ucapnya dengang memeluk tubuh Delon dengan begitu gentele, seakan memang benar mereka sedang melakukan pelukan persahabatan yang begitu lama tak pernah mereka lakukan lagi karena perbedaan yang terjadi saat memilih masa depan.     

"Veno, kabarku baik-baik saja. Lalu kabarmu bagaimana? Kenapa tubuhmu semakin berisi seperti ini?" tanya Delon dengan menepuk bahu Veno untuk tidak mengurangi rasa keakraban di antara mereka berdua.     

"Entahlaj, Lon. Aku memang tidak sekurus dirimu ... padahal pikiranku sudah kubuat sepusing mungkin untuk mencari jodoh. Tapi, namanya lelaki keren, sepertinya Tuhan memang belum mau aku mengurangi pesona kepada para wanita di luaran sana," sahutnya dengan gaya yang tak pernah hilang dari Veno. Baik hati dan tidak mudah tersingung, selalu percaya diri di mana pun lelaki iru berada.     

Namun, mata Delon dan Venno tanpa sadar melihat seseorang yang berada di antara mereka masing-masing. Dengan cepat, Delon membuang pandangan tak selayaknya ia tujukan pada perempuan lain. Berbeda dengan Venno, lelaki itu nampak tak berkerdip melihat Rachel yang nampak begitu cantik dan anggun hanya karena berbalut dress sederhan yang dihina Jeno.     

Delon yang mendapati tatapan tak berkedip dari Venno mengarah pada istrinya, ia pun langsung memindah alihkan Rachel bergerak pada sisi kanann tubuhnya.     

"Hei, mau kema—"     

"Apa? siapa yang kau lihat sehingga seperti itu?" tanya Dtelon saat melihat tatapan Venno sudah melemah dan tak seintens tadi ketika mendengar suara Delon yang begitu tajam dan membuat bulu kuduknya merinding.     

"Lon, itu siapa? Adikmu? Kenapa ngga dikenalin sejak tadi?" Vinno yang merasakan injakkan pada kaki kananya membuat ia menyadari bahwa Venno bukan datang sendiri. perempuan yang berada di sampingnya itu juga ingin dikenalkan kepada Delon. Lelaki yang begitu tampan denga tubuh tegap, membuat jantungnya berdebung begitu cepat saat mata mereka tadi bertemu.     

"Lon perkenalkan dia adiku, Vera. Dia baru lulus juga. Dia designer handal ... adikku meman sangat cantik banyak hati lelaki yang dia tolak hanya karena hatinya kurang sesuai. Bahkan sepertinya dia menyukaimu. Apa kau mau berkenalan dan saling mengetahui satu samalain."     

Rachel memburu mendengar apa yang dikatakan teman suaminya. Melihat perempuan itu sedang ingin mengulurkan tangannya. Dengan cepat Rachel berlari ke sisi kiri tubuh suaminiya, lalu meraih tangan wanita itu dengan sinis.     

"Hallo, aku Rachel! Aku istri dari Delon. Senang bertemu kalian."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.