HE ISN'T MYBROTHER

Rachel Semakin Manja



Rachel Semakin Manja

0"Enggak. Kata siapa? Aku hanya ingin ikut meeting denganmu. Aku tidak pernah cemburu. Jessy bukan masalah yang penting untukku. Tapi, aku tetap mau ikut, Kak!" rengek Rachel dengan menarik-narik dasI Delon hingga lelaki tampan itu mau tidak mau harus menurunkan kepala karena tarikan Rachel.     
0

"Ini meeting penting, Sayang. Kamu di mobil saja bersama dengan Pak Yona, bagaimana? Aku janji tidak akan lama. Tapi, sebelum itu, kamu harus melanjutkan lagi makanmu. Jangan sampai Tuan kecil yang berada disini mengamuk." Delon mengusap lembut perut Rachel. Ia ingin melihat calon anak mereka berkembang di dalam perut Rachel semakin besar dan membuat perubahan bentuk di tubuh istrinya.     

"Tidak mau. Aku mau ikut kamu, Kak. Aku hanya menuruti anakmu yang tidak mengizinkan Papanya pergi sendiri tanpa Mamanya. Ini bukan keinginanku, tapi anakmu yang meminta aku hanya menyampaikan saja ..."     

"Benar kan Pak Yono?" tambah Rachel yang menoleh ke arah lelaki paruh baya yang tadi hanya menunduk, tidak berani melihat kemesraan yang tersaji di depan mata tua Pak Yono.     

Lelaki paruh baya itu teerkesiap mendengar pertanyaan majikannya seakan menjebak dirinya untk mengatakan iya, tapi melihat raut wajah Delon, menyuruh untuk menolak paksaan jawaban dari Rachel teersebut. Pak Yono semakin dibuat bimbang, tapi Rachel semakin menaikkan dagu untuk menanti bibir itu mendukung perkataan sang amajikan.     

"Iyy-iyaa, Nyonya. Anda benar," jawab lelaki paruh baya itu membuat Rachel mengangguk dengan tersenyum menang.     

Sedangkan Delon hanya bisa mengehela napas panjang untuk akhiranya lebih menuruti kemauan Rachel bukan calon anak mereka. Itu hanya akal-akalan Rachel saja yang memang cemburu karena hadirnya Jessy di sana. Padahal satu bulan ini Delon sudah menyerahkan segalanya kepada Regan, dan ia kira kali ini dirinya bisa melakukan pekerjaan dengan semestinya. Perempuan itu semakin lebih pencemburu dari sebelum menikah.     

Sekarang ponsel Delon sudah berada di tangan Rachel hampir setiap malam. Tidak ada notifikasi yang tidak terlewat dari mata cloklat perempuan itu. Maka dari itu Delon sudah melarang Regan untuk mengirimi pekerjaan dari perusahaan pusat jika sudah menunjuk waktu 6 sore. Itu adalah jam rawan di tangan sang istri.     

"Kan ... Pak Yono, juga, bilang begitu. Aku nggak cemburu, Kak. Ini memang karena anakmu yang meminta. Coba kalau dia bisa bicara pastia akan membuatmu semakin yakin," tambah Rachel kembali yang membuat Delon terkekeh.     

Delon mengusap pucuk kepala Rachel dengan gemas seraya mengulas senyum tampannya. "Bagaimana aku tidak percaya jika sudah istriku yang meminta. Tapi, kamu tidak bisa semeja denganku. Kamu harus memesan meja bersama Pak Yono." Lelaki itu memeluk tubuh tubuh Rachel dengan gemas, beberakali kecupan pada pucuk kepala sang istri.     

Banyak orang yang melihat adegan manis itu. Banyak mata wanita yang melewati Delon dan Rachel saling mengungkapkan kekaguman mereka. Dan banyak pula yang mengiri kepada posisi Rachel yang begitu beruntung bisa dipeluk oleh seorang lelaki tampan seperti Delon dengan begitu erat, apalagi saat melihat Delon memberikan kecupan sayang.     

"Mereka yang di sana pasangan apa sih? Baru pacaran atau bagaimana? Kenapa perempuan itu begitu beruntung bisa dipeluk oleh lelaki setampan itu?"     

"Wajah perempuan itu tidak terlihat, mana bisa kutahu. Iya bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan lelaki setampan itu ... benar-benar sangat tampan. Andai aku bisa berada di sana, dan kulempar perempuan itu."     

"Isshh... dasar tukang pamer! Punya cowok tampan aja di pajang di depan orang banyak!"     

Berbagai bisikan yang sedang asik menggunjing tentang keberadaa Rachel yang sepertinya tidak sebanding dengan ketampanan sang lelaki yang memeluk dengan penuh cinta. Karena mereka tidak melihat bagaimana wajah sempurnanya Rachel dan hanya menganggap jika mereka lebih cantik dari perempuan yang dipeluk Delon.     

"Baiklah. Yang terpenting aku bisa melihatmu bekerja, itu sudah sangat membuatku senang," balas Rachel yang sudah melepaskan pelukannya dan diganti digandeng oleh Delon.     

Para pejalan kaki mulai terkejut dengan pesona yang diberikan wajah cantik Rachel yang juga bersamaan dengan angin yang datang dan membuat rambut hitam panjang itu semakin menambah ayu wajah Rachel.     

Sekarang mereka berdua telah sampai di dalam mobil dan bekal yang tadinya dibawa oleh Rachel tadi juga sudah dibuka oleh Delon. Pertemuan itu masih dua puluh menit. Ia masih bisa menyuapi sang istri yang jarang sekali makan makanan sehat hingga habis. Nafsu makannya selalu saja tentang masakan yang sangat tidak sehat.     

"Makan dulu, baru boleh ikut. Aku tidak mau sampai kamu kekurangan makanan yang bergizi."     

Rachel menautkan kedua alisnya. Melihat sendokan yang sudah berada di udara begitu besar, Rachel tidak bisa sampai makan seperti.     

"Buang kol, bayam, brokoli, dan ayam. Aku nggak mau," kata Rachel yang membuat lelaki itu mengangkat kedua alisnya. Apalagi, Pak Yono yang sudah menahan tawa melihat penolakan Rachel yang meminta membuang beberapa sayuran di makanannya.     

"Jangan bercanda, Sayang. Lalu, kamu makan apa kalau dibuang semua?"     

Rachel terkekeh mendengarkan protesan Delon dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sejak kehamilan ini Rachel sangat tidak menyukai sayuran, tapi Delon selalu memaksa memakan sayuran lebih banyak daripada cemilan yang biasanya permpuan itu makan.     

"Nyonya memang begitu, Tuan. Nyonya, hanya memilih telur saja, dan memilih sedari kemarin," sahut Pak Yono yang langsung membuat Rachel yang mendengarnya langsung menggebungkan pipi yang sudah mulai tidak tirus lagi.     

"Bohong, Kak! Pak Yono memang tukang bohong," kata perempuan itu yang langsung memasukan tubuhnya ke dalam pelukan Delon. Perempuan itu mengambil aman agar lelaki itu tidak memarahi Rachel karena mulut lemes Pak Yono.     

Delon menatap ke arah depan saat suara Pak Yono membuat sang istri mengambil aman memeluk tubuh kekar itu. Sepertinya perempuan ini memang sudah tahu bagaimana cara agar dirinya tidak marah.     

"Itu urusan nanti di rumah. Jangan pikir kamu akan aman bersembunyi dipelukanku, Rachel. Sekarang ayo buka mulut, tidak ada yang boleh disingkirkan. Ini semua sangat bergizi untuk ibu dan janinnya," ucap Delon yang membuat perempuan itu terpaksa menerima suapan dari sang suami. Dan mengunyah dengan memejam.     

Rachel akhirnya menerima beberapa suapan Delon hingga suapa terakhir. Hingga membuat senyum tampan itu terbit di wajah Delon saat melihat bekal yang sengaja dibawakan Pak Yono sudah dimakan habis tanpa tersisa.     

Ini sudah sesuai dengan perintah Delon. Ia tahu jika istrinya tidak akan mengahabiskan makanannya jika tidak bersama Delon. Maka dari itu Delon selalu menyuruh pak Yono untuk diam-diam membungkus makanan sehat untuk sang istri.     

"Sekarang sudah habis. Kamu bisa memainkan ponselmu , Sayang. Aku akan menelpon Regan terlebih dulu." Delon melepaskan tangannya yang memeluk tubuh Rachel tapi, tiba-tiba perempuan itu menahan.     

"Jangan! Aku mau bermain game dipelukanmu, Kak. Nggak mau duduk sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.