HE ISN'T MYBROTHER

Kelicikan Rachel dan Kemenangannya



Kelicikan Rachel dan Kemenangannya

0Ha? Regan ... Dia di sini? Gumam Delon yang menoleh kesembrang arah untuk menemukan asisten dan juga sahabatnya itu yang tak terlihat dari pandangan Delon, tapi tiba-tiba saat Delon sudah kembali memutar kepala. Suara tak asing itu muncul dari arah suatu ruangan kecil di pinggir dari tempat ini, terlihat lelaki dengan kaca mata beningnya berjalan dengan begitu dingin ke arah mereka yang menatap Regan bak seorang artis papan atas.     
0

"Hallo, siapa yang menungguku?" teriak Regan yang tak sesuai dengan ekpresi wajah yang ditampilkan pada saat ini. Rachel menyambut lelaki berkaca mata bening itu dengan sumringah. Saat tubuh Rachel hendak ingin mengahampiri Regan, dengan cepat Delon menahan.     

"Tidak usah ke sana. Kamu belum menjelaskan semuanya padaku," bisik Delon yang membuat tubuh Rachel menurut dan hanya menatap kedatangan Regan di tempat.     

Dessy masih tertawa bernada cemooh seraya menyeka tetesan minuman yang telah merembas ke dalam pori-pori wajahnya, menunjuk ke arah Regan yang langsung menunjukkan senyum sumringah, seakan sedang mengahadiri sebuah pesta tanpa merasakan ada ketegangan otot antara kedua kaum berbeda generasi tersebut.     

"Dia nampak bodoh sepertimu, apa yang harus kau buktikan? Akulah yang akan membawamu ke kantor polisi karena telah mencemarkan nama baikku. Aku ini pemiliki dari hotel ini ... untuk apa aku harus mengeluarkan uang untuk membeli obat perangsang dan tidur dengan lelaki beristeri seperti dia." Dessy mengkode ke arah Delon yang masih bersikap aman sejauh ini, layaknya seorang body guard yang menjaga majikan dengan berdiri di belakang Rachel.     

"Aku begitu cantik dan uangku berlimpah. Hanya untuk memuaskan hasratku, aku tak perlu cara murahan seperti itu. Nilaiku terlalu tinggi untuk menjatuhkan tubuh sempurnaku pada lelaki di bawah kendali obat," sambungnya dengan nada yang begitu congkak. Seakan hanya dia wanita yang terlahir dengan wajah cantik dan kesempurnaan harta.     

'Nah, iya, yang banyak ... ayo umpat gue sesuka hati lo!' batin Rachel dengan senang hati.     

Rachel mengulas senyum samarnya mendengar berbagai ocehan yang keluar dari mulut Dessy, karena semakin banyak kebohongan dan sifat kemunafikan yang wanita itu miliki, maka akan malah semakin bagus.     

"Lalu, kenapa aku melihatmu ingin menyentuh tubuh suamiku tanpa dia sadari?" Rachel menggerakan dagu perempuan cantik itu ke arah Dessy yang sepertinya terkesiap dengan pertanyaan Rachel.     

"Menyentuh? Hahaha... kau mungkin terlalu rabun untuk melihat gerakkan tanganku, Nyonya kecil. Sebaiknya sekolah yang bener dulu, baru menikah. Lagaknya udah nikah, tapi kelakuhan masih seperti bayi," cibir Dessy dengan sudut mata memicing ke arah Rachel.     

Seluruh orang di sana begitu nampak seru melihat pertengkaran yang terjadi antara pemiliki hotel dengan seorang perempuan muda yang begitu cantik sepertinya memiliki darah campuran yang begitu menghasilkan berlian yang sangat menyilaukan. Tapi, sayang, perempuan muda itu terdengar menyebut lelaki tampan yang berada di belakangnya bak dewa Yunani itu sebagai suami. Hancur sudah harapan para jombloan dan single ladies.     

"Sudah bersuami ternyata ... aaghh, menyebalkan! Kenapa stok yang cantik dan sebening embun itu sudah laku duluan? Sedangkan yang kayak begini masih betah aja sendirian kayak bekicot!"     

"Sialan lo! Lo sama gue nggak ada bedanya ... lihat ke bawah semut aja pada nggak suka sama lo. Darah lo pahit, karena kelamaan nyimpen racun di badan lo. Hahaha."     

"Sssstt... diem, berisik banget kalian! Ini lagi seru, gue yakin perempuan yang cantik itu yang menang kan?"     

Bisikkan para pengunjung begitu riuh terdengar untuk melihat kelanjutan dari acara yang semula patah hati dan tak terima menjadi acara seperti suami yang sedang melabarak suaminya berselingkuh di hotel dengan seorang wanita yang standarnya nampak terlihat jauh dari sang istri.     

"Masih nggak mau ngakuin," gumam Rachel yang juga ikut terkekeh dingin menatap Dessy.     

Sedangkan Regan menyenggol lengan tangan kekar Delon dengan sedikit meundurkan tubuhny untuk berbisik kepada Bossnya.     

"Istri Boss memang cerdik. Dia lebih berakal daripada lo, Boss!" ucap Regan yang langsung membuat kedua bermanik hitam pekat itu melotot horor ke arah asisten pribadinya.     

Semua rencana Rachel, Delon sama sekali tidak mengetahuinya, apalagi dengan kedatangan Regan. Semua memang nampak mengejutkan dari sikap anak manja yang selalu dimanja oleh Jeno kini terlihat begitu menyeramkan dan menakutkan bagi permpuan muda seumuran dengan Rachel.     

"Apa dia isteriku?" tanya Delon yang dijawab dengan kekehan pelan. "Tentu bukan. Dia lebih pantas jadi isteriku gue," sahut Regan yang langsung mengundang raja neraka datang. "Lo mau mati lewat cara apa, ha?"     

Setelah mendengar tawaran Delon, Regan langsung menegakkan tubuhnya. Dia sudah tidak berani membuat guyonan kepada raja neraka yang mampu melenyapkan dirinya dengan sekali tiupan saja. Regan lebih baik menunggu giliran untuk tampil di antara para wanita cantik itu. Tidak biasanya Regan diundang dalam acara Rachel yang biasanya menggunakan orang kepercayaan Nyonya mudanya tersebut.     

"Hei, kau tiba-tiba menjadi bisu setelah lupa akan omong besarmu, Nyonya kecil bodoh!" sargah Dessy dengan mencondongkan tubuh basahnya ke arah Rachel, hingga perempuan itu harus memundurkan tubuh, karena tubuh Dessy begitu pekat tercium bau alkhol. Rasanya Rachel ingin muntah saat tubuh itu hanya berjangka beberapa metter.     

"Menjauh kau dari isteriku. Kau bahkan tak pantas hanya sekedar mencondongkan tubuhmu ke arahnya!" hardik Delon mendorong kuat tubuh Dessy hingga dia terpental kebelakang. Dengan cepat Regan langsung mencengkal wanita bersurai sebahu itu.     

"Jangan melawan perintah, Tuan saya, Nona." Suara Regan berubah begitu dingin dan membunuh, seakan lelaki berkaca mata bening ini hanya berkedok dalam samaran kaca mata bening yang menempel pada tulang hidung mancungnya untuk mengelabuhi sorot mata yang seperti seorang pshychopat.     

Lelaki yang Dessy remehkan sedaritadi ternyata begitu menyeramkan. Bahkan tubuh itu seakan menurut untuk tetap berdiri di tempat tanpa membalas perlakuan kasar Delon.     

"Kak Regan apa semuanya sudah siapa?" tanya Rachel yang diangguki Regan. "Sekarang?" Rachel mengangguk dengan senyum cerahnya meskipun hari masih gelap dan belum menyentuh fajar terbit.     

Regan mulai mengulurkan tangannya, menyentuh pada tombol remot kecil yang berada di tangannya saat ini ke arah depan. Seluruh mata juga mengikuti ke mana arah gerak tangan lelaki berkaca mata itu. Dan seketika membuat tatapan semua orang terpaku dengan begitu terkejut dengan keberadaan gambar yang perlahan memperlihat sebuah gerakkan seseorang pada layar putih yang terpapang dengan begitu besar di hadapan mereka.     

"Sejak kapan ada itu di sini?" tanya Aster yang menunjuk ke arah layar putih itu yang perlahan semakin memperjelas pergerakkan seseorang di sana.     

"Sejak tadi. Kalian saja yang tidak melihatnya, cek juga akun sosial kalian ... kita juga telah melakukan siaran langsung yang tentunya semakin mempengaruhi bintang dari hotel ini. Aku yakin hotel ini akan segera menjadi hotel paling terpuruk."     

Dessy mencekram kuat kemeja Regan dengan menggeram kuat. "Kau, beraninya membuat masalah denganku!"     

"Kak kamu benar yang memberi obat perangsang itu kepada Pak Delon ... aku benar-benar tidak menyangka dengan hal ini." Aster mulai menarik tubuhnya menjauh dari Dessy saat video wanita itu yang menyuruh seorang pelayan hotelnya memasukkan obat ke dalam minuman Delon terpapang jelas di sana.     

"Ass—Kaliaan!" Dessy menunjuk tajam ke arah mereka semua termasuk ke arah Rachel. "Akan menerima balasanku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.