HE ISN'T MYBROTHER

Usaha Mengelabuhi Jeno



Usaha Mengelabuhi Jeno

0Hari ini adalah hari di mana Rachel harus menertawakan dirinya atau malah berucap syukur akan apa yang dilakukan Delon padanya saat ini? Ia tak pernah mengetahui jika Delon mempunyai ide segila ini dengan membawa perias handal yang paling terkenal untuk merubah wajah seseorang berbeda dari aslinya.     
0

"Kamu nampak berbeda, Sayang. Lebih tampan dan menggairahkan," ucap Delon dengan memandang lekat ke arah pantulan Rachel yang masih terduduk di depan meja rias, di sampingnya masih ada perias artis yang sengaja Delon datangkan untuk meluruskan rencananya.     

Rachel membuka matanya perlahan, memandang dirinya sesuai dengan apa yang ia dengar dari Delon. Meskipun Rachel setuju dengan ide Delon. Tapi, ia tidak tahu, jika akan berakhir seperti ini, dirinya benar-benar terlihat begitu mirip dengan seorang lelaki tulen.     

"Kaak!" Rachel menekan panggilannya dengan mencubit lengan kekar Delon, matanya memicing ke arah pantulan cermin yang memperlihatkan Delon meringis kesakitan disela dengan tawa ringan.     

"Apa, Sayang? Apa kamu berubah menjadi seperti ini saja ... agar orang-orang mengira aku telah menikahi jeruk cantik," satu kali godaan Delon yang berhasil membuat Rachel melebarkan matanya.     

Perias itu hanya mengulas senyum melihat keromantisan yang terlihat antara kedua pasangan itu, membuatnya beralih mencebikkan bibir. Tapi, saat sesekali menatap hasil karyanya yang selalu terlihat sempurna.     

Wajahnya kembali berseri, Rachel tidak perlu ia tambahkan sentuhan yang aneh-aneh, karena pada dasarnya wajah mulus tanpa cacat itu sudah begitu mempesona. Ia meyakini, jika akan banyak perempuan yang jatuh hati pada istri bosnya itu dengan tampilannya saat ini.     

"Mario apa masih lama lagi?" tanya Delon yang sudah memindahkan pupil hitamnya ke arah jam perak berharga puluhan juta di pergelangan tangannya.     

"Marina, Boss! Aku sudah mengatakan ribuan kali, jika namaku bukan lagi Mario, M-A-R-I-N-A," sahut lelaki kemayu itu yang mengurai namanya dengan teliti, namun hanya dijawab Delon dengan tatapan malas mendengar ocehan Mario.     

Rachel menahan tawa saat melihat Mario menghentak-hentakkan kakinya melihat Delon yang nampak tak peduli pada penjelasannya, lalu terlihat Delon hanya mengebaskan tangan ke udara ke arah Mario.     

"Terserah-terserah, aku tak peduli namamu mau Mario apa Marinah ... cepat selesaikan tugasmu untuk istriku. Aku akan membuat salon mewahmu bangkrut, jika aku melihat istriku kecewa dengan pelayananmu," ancam Delon yang sudah mendirikan tubuhnya benar-benar sempurna meninggalakan Rachel dan Mario di sana untuk menyelesaikan misi Mario.     

Mario kembali mencebikkan bibir seraya memutar-mutar syall berbulu yang menggulung leher kecilnya saat melihat Bossnya yang malah sudah pergi.     

"Marinaaa, Bosss ... Marinnnaaaa!" teriak Mario sebal. "Kenapa malah jadi Marinah, sih?" gumamnya lagi yang mampu terdengar jelas di telinga Rachel.     

Namun, beberapa detik kemudian mood Mario kembali berubah. Ia langsung melambaikan tangannya ke arah punggung kekar Delon yang perlahan menghilang dari balik pintu.     

"Siap, Boss tampan!" teriak Mario lagi dengan nada genit. Mario sangat menyukai pria berbadan kekar seperti Delon, bossnya. Terlihat begitu menggemaskan di mata Mario. Tapi, ia tidak tahu sudah ada tatapan mata yang mampu membunuhnya dalam sedetik.     

"Aaawkhh!" Mario meringis kesakitan saat merasakan panasnya cubitan yang datang tiba-tiba di pinggang kurus lelaki kemayu itu.     

Mario mengusap kulit pinggangnya dari luar pakaiannya rasanya seperti terbakar sesuatu, lalu tanpa sadar mata Mario bertemu dengan manik mata coklat Rachel yang menatapnya menyala tajam, seakan ingin menguliti dirinya saat ini juga.     

Mario yang mengetahui nyawanya akan terancam. Lelaki kemayu itu langsung memutarkan kembali syal berbulu berwarna merah muda menambah lingkaran hingga hampir tercekik seraya melepaskan tawa kecil takutnya ke arah Rachel.     

"Hahaha... Nyonya begitu cantik. Bagiamana boss tidak begitu tergila-gila padamu, bukan?" Senjata dari mulut manis Mario dia keluarkan untuk meredam amarah perempuan muda itu yang akan memakannya bulat-bulat, tapi sayangnya Rachel menampakkan ekpresi yang berbeda.     

"Kucincang habis burung kutilangmu, kalo kamu masih terlihat menggoda suamiku," ancam Rachel yang langsung membuat Mario menelan salivanya sulit seraya menyentuh burung kutilang yang nampak meringkuk ketakutan di dalam sana. Wajah lelaki kemayu itu langsung terlihat memucat pasi.     

"Hahaha... baik-baik Nyonya muda. Apa kau tega dengan perempuan lemah sepertiku? Aku hanya ingin memberikan pelayanan yang sempurna saja pada boss Delon," ujar Mario dengan peluh yang sudah membanjiri wajahnya.     

Rachel berdecih mendengar permbelaan Mario. Ia tak akan membiarkan suaminya digoda siapa pun itu, termasuk Mario yang bentuknya belum jelas seperti apa. Rachel akan berubaah menjadi saangat kejam, jika waktu yang meminta.     

"Bagus. Cepat selesaikan pekerjaanmu."     

***     

Setengah jam kemudian, saat Delon sedang berbicara serius dengan Regan dan Nino, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki berperawakan tinggi dengan rambut yang tertata rapi ditambah senyum yang nampak terlihat nakal. Lelaki asing itu mampu mencuri perhatian oleh ketiga lelaki di sana dengan pesonanya.     

"Di—Dia siapa, Lon?" tanya Regan terbata, kedua matanya tak mampu berkedip akan pesona lelaki muda di depannya. Nino pun nampak menggeleng tak percaya dengan apa yang dilihatnya, pesona wajah tampannya langsur tergusur oleh pesona saingan yang sekarang telah mengikis jarak, berdiri di depannya.     

"Dia ...." Delon mendirikkan tubuhnya, mengayunkan langkah menghampiri lelaki muda dengan senyum mempesona yang tak kunjung luntur dari bibir tipisnya menyambut kedatangan Delon.     

Cup     

Delon meraih salah satu tangan pria muda itu saat jarak mereka berdua sudah begitu dekat, mencium jemari lentik itu dengan begitu mesra seraya melirik ke arah sang empu.     

"Dia istri gue. Ini ... yang gue maksud. Nino, lo harus selalu dekat dengan Rachel, jangan biarkan siapa pun mendekati Rachel. Sesuai dengan perintah gue kemarin," kata Delon yang sudah menyelusupkan tangan kekarnya memeluk pinggang istrinya seraya membawa untuk duduk di pangkuannya.     

Regan masih berdesisi tak percaya melihat Rachel dengan begitu inten tanpa berkedip. Perubahan yang terjadi pada putri kesayangan kelurga Mauren benar-benar membutakan mata. Ini akan mengacaukan para anak buah Jeno, dan tentunya membuat Delon dan Rachel bisa pergi menjalani kehidupan baru mereka dengan begitu lancar.     

"Apa lihat-lihat?!" bentak Rachel saat tatapan Regan masih saja intens menatap dirinya. Rachel melipat kedua tangan menatap sinis pada Regan untuk menambah kegarangannya.     

"Eh, busyeettt... galak bener ini bini orang!"     

"Lo tampan kayak gini, Chel. Gue juga mau kalo jeruknya kaya lo," ungkap Regan yang langsung membuat Nino dan Regan tertawa terbahak terpingkal.     

Hahaha.     

"Lo, cocoknya sama Marina, Kak. Tuh, lihat dia udah senyum-senyum ke lo, minta dicium kali," sahut Nino dengan menunjuk ke arah Mario yang sedang tersipu malu mendapati Regan ikut menatapnya. Membuat jiwa kemayu Mario meronta-ronta, ingin memeluk pria itu mencium tanpa ampun.     

"Enak aja lo. Marina 'kan lebih suka tampang kaya dan menggigit, kayak Delon. Hahaha." Regan ikut-ikut meggoda macan yang sedang dalam mode tenang, kini sudah bangun dan siap mengoyak tubuh Regan hingga hanya menyisakan tulang-belulang.     

Melihat wajah Delon yang sudah mengeras, Regan menghentikan tawanya menelan saliva dengan susah, satu lemparan keras bantal sofa mewah tepat mengenai wajah berbalut kaca mata bening Regan.     

BUGH     

"Duh, sialan lo,Boss!" umpat Regan dengan mengusap wajahnya kasar. Membuang bantal sofa itu ke wajah Nino.     

"Pergi! Dasar perusuh!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.