HE ISN'T MYBROTHER

Aku Bersamamu (Rachel)



Aku Bersamamu (Rachel)

0Keadaan telah menjadi tenang, meskipun Jeno harus mengistirahatkan tubuh tuanya sejenak.     
0

Ia masih tidak menyangka jika Martha membantu Rachel untuk mengikuti Delon keluar dari rumah.     

Benar-benar anak durhaka,pekik Jeno tadi.     

Rachel membopong tubuh Delon untuk segera sampai ke tempat tidur. Mereka berdua telah sampai di apartemen Delon.     

Pria bodoh itu tidak melakukan perlawanan saat Jeno dengan buasnya menyantap buruan mematikan di depan mata membaranya, pikir Rachel.     

Semua ini hanya karena rasa cinta dan hormat kepada Jeno.     

Delon tidak mau melakukan perlawanan.     

Ia tahu bahwa Jeno melakukan ini hanya untuk membuat masa depan putri tunggalnya itu bahagia.     

Pria perkasa tidak pernah mengeluh. Bahkan, Delon berjanji pada mama Martha akan membuat Rachel bahagia di sampingnya, sampai restu dari Jeno ia dapatkan.     

Delon tidak akan melupakan perjuangan mama Martha padanya dan Rachel.     

"Dasar pria tua bodoh, kenapa tadi tidak menghindar?" tanya Rachel kesal sembari melepaskan sepatu Delon.     

Pria itu sedikit bingung. Bola matanya mengarah ke dinding-dinding langit.     

Ia juga merasa bersalah telah membawa anak perempuan orang lari. "Aku tidak perlu menghindar, Sayang. Tubuhku terlalu kuat untuk menghindari pukulan dari papa," sahut Delon masih bisa bernada receh.     

"Ish, dasar!" Rachel memukul lengan Delon gemas. "Aku masak bubur dulu, ya, Kak. Kamu pasti sangat lapar," sambung Rachel yang hendak menjulurkan kedua kakinya ke dasar lantai.     

Delon mengangguk. Namun, di persekian detik pria itu menggeleng. Rachel yang melihat scene teraneh Delon, menaikkan satu alisnya, heran.     

"Kenapa? Kamu belum makan loh," seru Rachel memaksa.     

"Sini ...." Delon menarik tangan Rachel dengan sedikit kencang. Hingga tubuh gadis itu terbentur dada bidang Delon.     

"Kak!" teriak Rachel terkejut.Delon terkekeh mendengar nada kesal Rachel. Ingin sekali Delon memakan Rachel saat ini. Tapi, dengan kondisi tubuhnya, Delon harus terpaksa menunda.     

"Bentar, Chel. Aku kangen kamu banget... banget. Peluk dulu ya. Aku nggak perlu makan. Aku perlunya kamu." Delon memeluk tubuh Rachel hangat dan erat. Seakan ia seorang suami yang tidak bertemuistrinya selama beberapa bulan.     

Eh?     

Kok gini?     

"Ngomong apa kamu tadi?" sambung Delon yang sepertinya sedikit mendengar suara Rachel.     

Rachel menggeleng di dalam pelukannya. "Kita bisa lakukan ini nanti, Kak. Kamu tau, aku juga lapar, lihat mataku ... seperti kuntilanak." Rachel mengangkat kepala, menunjukkan kedua kantung mata yang bengkak.     

Cup     

Delon mencium kening Rachel sayang. Ia tidak peduli dengan protes kekasihnya itu. "Masih cantik. Semua cantik," sahut Delon dengan tersenyum tampan.     

Gadis itumulai melupakan rasa kesal yang mengguliti hatinya. Berganti dengan gelenyar malu, bulshing di pipi putih Rachel.     

"Kebanyakan sama kak Regan, jadi suka gombal." Rachel mencubit perut seksi berbentuk Delon.     

"Aawhkh...." Delon menutup mata satu, menggulung garis dahinya."Kita menikah besok." Kalimat itu sontak membuat Rachel mendorong tubuh Delon sedikit bergeser.     

Rachel membola sempurna. Tampang-tampang mesum mulai tercetak di raut senang gadis itu.     

"Janganbercanda, Kak. Ini nggak lucu!" Rachel tidak mau diberi harapan palsu oleh pria tampan itu. Ia tahu jika sekarang belum waktunya membahas tentang pernikahan.     

"Kamu tidak mau?"Nada Delon mulai sendu. Lalu membalikkan tubuhnyamembelakangi Rachel. Pura-pura merajuk.     

Rachel langsung menarik tubuh Delon kembali. Memeluk dengan semangat. "Aku mau, Kak!" Delon menarik garis bibirnya ke atas. Membalas pelukan Rachel.     

"Maafkan aku ... Aku akan segera membuat papa merestui kita." Rachel mengangguk dengan derai air mata yang tak mampu ia tahan lagi.     

Impian sewaktu kecil. Akhirnya terwujud. Rachel benar-benar seperti putri tidur yang masih menikmati tidur panjangnya. Ini indah, tapi terasa tidak nyata.     

"Cubit aku, Kak. Cubit aku!" teriak Rachel tidak sabar.     

Delon menaikkan garis dahinya menatap kelakuan aneh Rachel. "Buat apa? Sakit nanti. Aku aja masih sakit di sini, gara-gara kamu,"celoteh Delon dengan gaya merajuk seperti anak kecil menunjuk ke arah perut berkotaknya.     

"Dipukulin papa aja nggak protes.Baru aku cubit aja ngomelnya sampai tetangga sebelah kedengeran." Rachel melipat kedua tangannya mengularkan jurus tatapan serigala.     

Pria itu melebarkan senyum sumringah. Meraih wajah Rachel, mendekap pipi di antara kedua buku tangan Delon.     

"Seperti ini saja... tidak sakit."     

Cupcupcupcupcup     

Si raja srigala menyantap habis wajah ratu srigala. Setelah itu tatapan mereka saling mengunci mesra. "Ini nggak mimpi, Istriku." Delon meyakinkan. "Apa perlu bukti lagi?" Pria itu menaikkan dagu.     

Rachel tersenyum cantik. Tanpa rasa malu, ia membalas ciuman Delon di setiap inci wajahnya.     

Cupcupcupcup     

"Jangan sakit. Aku tidak bisa melihat Kakak sakit." Rachel mengusap bibir Delon yang masih terasa basahkarenanya. Pandangan Rachel tiba-tiba menjadi sendu.     

Delon mengulas pipi putih Rachel. Memberikan curahan cinta dan sayang tak berujung untuk gadis di depannya.     

Delon tidak tahu ini jalan benar atau salah. Jika ini salah... biarkan ia membenarkan jalan ini bersama Rachel. Ia tak akan mampu berjalan dan melewati ini semua sendiri.     

"Terima kasih," ucap Delon lemah. Namun hangat di telinga Rachel.     

"Ssst...." Rachel menutup bibir Delon dengan jari telunjuk, lalu mendekatkan bibirnya di antara sisi jemari itu.     

"Aku mencintaimu tulus. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku denganmu, Kak." Kalimat Rachel meruntuhkan pertahanan Delon sebagai batu bernapas.     

Kali ini, batu bernapas telah berubah menjadi batu menangis.     

Pria kuat juga butuh sandaran, butuh pelukan, dan butuh perempuan kuat di sisinya. Rachel kandidat itu. Semua ada padanya.     

Raja srigala mulai menyingkirkan telunjuk ratu srigala dengan perlahan. Tatapan kedua pemimpin hutan itu beradu lekat mendamba.     

"Aku lebih mencintaimu." Delon menarik tengkuk Rachel.     

Pria itu menikmati setiap sentuhan yang terjadi. Luka yang ada di sekujur tubuh Delon sekerjap hilang rasa. Terganti dengan manisnya decapan yang meraung indah di ruangan itu.     

"Euugh...." Rachel terlepas. Suara tak tertahan kembali terdengar saat tanganRaja singa mulai memancing hasrat Ratu singa.     

Ratu singa masih menyimpan sedikit kesadaran. Ia tidak mungkin berlama-lama duduk di pangkuan Raja singa. Berhadap-hadapan seperti ini. Dan jika terjadi. Luka Raja singa akan lebih lama sembuh.     

Ratu singa harus menghentikan raja singa, bukan?     

Baju Rachel terangkat ke atas. Tangan Delon sudah meremas kuat bakpau dengan saus kacang di atasnya. Delon terlalu bahagia bisa kembali dengan bakpau besar dengan saus coklat itu.     

"Stop!" Mata Delon tiba-tiba sayu. Mainan yang selalu menjadi favoritnya, langsung ditutup kembali dengan buku tangan Rachel.     

Kecewa sudah Raja singa.     

"Kenapa? Aku sudah lama sangat merindukan mereka." Delon memindahkan mata sayunya ke arah bakpau besar dengan coklat di atas. Menambah kelezatan saat menyantap.     

Tapi, sayang, bakpau itu tidak untuk dijual, hanya pelanggan setia seperti Delon yang bisa membeli.     

"Lukamu masih basah, Sayang. Kamu puasa dulu ya." Rachel membelai wajah merajuk Delon. Mencoba memberi pengertian. Namunjauh di dalam hati Rachel, ia tertawa terbahak melihat gagang gayung Delon telah berubah bentuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.