Anak Angkat

Alasan Kami Membunuhmu



Alasan Kami Membunuhmu

0Jlub!     
0

Kapak itu mendarat di lantai, hingga meninggalkan bekas goresan yang cukup dalam. Andre berhasil menghindar.     

"Wah, kau sangat cekatan juga, ya!" Arumi menyeringai, lalu dia kembali mengayunkan kapaknya lagi kearah Andre.     

Namun lagi lagi-lagi pria itu kembali menghindar, kapak pun mendarat di lantai. Berualang kali Arumi mengayunkan kapaknya, namun Andre selalu berhasil menghindar, hingga meninggalkan banyak lubang.     

Namun Arumi tidak menyerah, justru dia malah semakin tertantang untuk melumpuhkan pemuda itu.     

"Hentikan, Arumi!" teriak Andre.     

Tenaganya hampir habis ia gunakan untuk menghindari serangan Arumi.     

"Tidak bisa, Sayang! Kamu itu harus mati di tanganku," jawab Arumi dengan raut wajah seperti gadis polos.     

"Arumi! Sadarlah! Kau ingin membunuhku, semantara aku itu tidak punya salah kepadamu!" ucap Andre.     

"Itu menurutmu, Andre! Tapi tidak bagiku!" jawab Arumi.     

"Kamu itu sudah keterlaluan, Arumi! Kau hendak membunuh seorang pria yang tidak bersalah dan tanpa tujuan yang jelas!" ujarnya.     

Arumi malah tertawa lantang menanggapinya.     

'Gadis ini benar-benar gila,' batin Andre.     

Dia merayap mundur, mendekati sebuah tempat topi yang terbuat dari besi. Dan Andre yakin jika benda ini bisa ia pergunakan dengan baik, yaitu untuk menyerang Arumi.     

Arumi kembali mendekatinya, namun Andre tidak sepanik tadi, kerena saat ini dia sudah memiliki     

senjata.     

Ketika Arumi mulai mengayunkan kapak kearahnya, Andre langsung meraih besi yang ada di sampingnya.     

Dia menahan serangan kapak dengan tongkat besi yang ada di tangannya.     

"Wah, kamu itu ternyata sangat lihai juga, ya?" ujar Arumi dengan seringai seram.     

Andre masih menahan kapak dengan tenaga yang tersisa.     

Dan tepat di saat itu dia melihat ke bawah kaki Arumi, sesat dia melirik lagi ke bagian wajahnya, dan ketika lengah ... kaki Andre yang satunya menendang kaki Arumi.     

Duas!     

Tendangan itu cukup kuat, sehingga mampu membuat Arumi tersungkur, kapaknya terbentur ke lantai, nyaris mengenai kepala Andre. Beruntung pria itu bisa menghindar dengan cepat.     

Melihat Arumi yang terjatuh pria itu pun langsung memukul Arumi dengan tongkat besi yang ada di tangannya.     

Dia memukulnya secara membabi-buta, tak memberikan sedikitpun kesempatan bagi Arumi untuk melawannya. Tak ada belas kasihan sama sekali, yang terpenting dia bisa selamat.     

Beberapa saat kemudian Arumi pun tak sadarkan diri.     

Kepala wanita itu berdarah, bahkan sampai retak.     

Andre mengehentikan pukulannya, dia melemparkan tongkat besi dari tangannya.     

Melihat keadaan si wanita yang hampir ia jadikan kekasih itu tewas, mendadak rasa manusiawinya kembali muncul.     

Padahal tadi sempat hilang saat ia sedang memukuli wanita itu.     

"Maaf, Arumi ... harusnya aku tidak melakukan ini ...." Ucapnya dengan penuh sesal.     

Seorang gadis cantik dengan raut yang polos seperti Arumi tidaklah pantas dibunuh dengan cara yang keji seperti ini.     

Namun dia tidak punya pilihan lain, karena kalau ia tidak menghabisi Arumi, bisa jadi dia yang malah akan dibunuh oleh Arumi.     

Ini pilhan yang salah namun tepat, semua demi kesamatannya.     

Setelah melihat keadaan rumah menjadi sepi, dan dipenuhi dengan genangan darah, Andre kembali berusaha membuka pintu.     

"Masih tidak bisa dibuka! Aku yakin kuncinya ada di tangan si Pria Bule itu," gumamnya.     

Dan dengan langkah kaki yang masih pincang dia berjalan menghampiri Charles.     

Dia mulai memeriksa seluruh saku pria itu, dan berharap menemukan barang yang sedang ia cari.     

Kemudian tangan Andre menemukan benda kecil di bagian saku kemeja yang dikenakan oleh Charles.     

"Akh! syukurlah! aku mendapatkan kuncinya!" tukasnya dengan raut wajah yang bahagia.     

Dan dengan segera dia berdiri untuk melangkah menuju pintu.     

Namun sayangnya, ada sebuah tangan yang mencengkram kaki Andre. Pria itu terpaksa menghentikan langkahnya.     

Andre menoleh dan ternyata itu adalah tangan Charles.     

"Semisal kakimu tinggal satu, dan itu pun pincang? Apa kau masih mampu untuk berjalan?" ucap Charles seraya menyeringai.     

"Hei! Bedabah! Lepaskan aku!" bentak Andre sambil berusaha melepaskan satu kakinya dari cengkraman Charles.     

Namun hal itu tidaklah mudah, mungkin jika kaki yang satunya tidak terluka, maka dia bisa menggunakannya untuk meronta dan menginjak kaki Charles, namun sayangnya kakinya sakit, sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa selain terjatuh.     

Cengkraman tangan Charles terlalu kuat. Andre juga tidak menyangka jika Charles masih hidup.     

Normalnya jika memang dia tadi hanya pingsan, maka tenaganya tidak akan sekuat ini. Namun lain halnya dengan Charles, bahkan hanya dengan genggaman satu tangan saja mampu membuat Andre kewalahan, bahkan tak bisa melepaskan.     

Andre masih terjatuh, lalu secara peralahan Charles bangkit dan dia menginjak di bagian kaki Andre yang sedang terluka.     

"Akh! Sial!" teriak Andre seraya meraung kesakitan.     

"Masih bisa berlari tidak?" tanya Charles dengan bibir yang menyeringai.     

"Aku mohon lepaskan aku, Charles!" pinya Andre secara terpaksa.     

"Kau ini anak muda yang tidak sopan. Harusnya kau menghargai kami yang jauh lebih tua," ucap Charles.     

"Jauh lebih tua?" Andre terlihat bingung karena mendengar ucapan Charles.     

"Tapi bukankah kita ini masih sepantaran?" tanya Andre.     

"Kau salah, Anak Muda! Usia kami jauh di atasmu!" ujar Charles.     

"Aku sama sekali tak peduli, berapa usiamu dan seberapa tua dirimu! karena yang aku inginkan hanya terlepas dari semua ini!" pinta Andre.     

"Haha! Tidak bisa begitu, kami harus memakan dagingmu untuk sumber kekuatan kami!" ujar Charles.     

Kalimat itu membuat Andre merinding.     

"Kau ingin memakan dagingku?" tanya Andre dengan tubuh gemetaran.     

"Benar. Kami membunuh banyak orang untuk di makan dagingnya. Terkadang kami juga memakan bagian hati, ginjal, jantung, dan lain sebagaimana," pungkas Charles.     

Andre pun mempercayai ucapan Charles setelah apa yang ia alami.     

Dia tahu jika Charles masih hidup itu karena dia menganut aliran sesat, yang mengharuskan mereka untuk memakan daging manusia.     

Dan hal itu yang menjadi alasan mereka menyekapnya di sini dengan alasan akan memberinya sewa rumah secara gratis.     

Mereka juga tampak lebih mudah dari usianya, juga karena ilmu sesat yang mereka anut.     

Andre samakin kalut, pikirannya benar-benar tidak bisa tenang.     

"Kalau begitu, apa artinya Arumi juga akan hidup kembali?" gumam Andre dengan firasat buruknya.     

"Haha! Tantu saja!" jawab Charles dengan tegas.     

Seketika Andre menoleh kearah Arumi yang tengah tergeletak di lantai.     

Dan benar saja secara perlahan tubuh Arumi bergerak satu per satu.     

Dimulai dari tangan, kemudian di lanjutkan dengan kedua mata yang mulai terbuka.     

Arumi pun mulai bangkit, dengan darah yang masih menetes dari kepalanya.     

Hal itu benar-benar terlihat sangat menyeramkan pemuda itu tak bisa berkata-kata lagi, dia tak pernah menduka jika hidupnya akan berakhir dengan cara yang tragis.     

Dia yakin tidak akan bisa selamat dari para manusia yang tidak bisa mati seperti mereka.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.